10~

4K 119 0
                                    

Saat sepulang sekolah,Arlend berdiam diri di ruang OSIS,alasan arlend untuk mencalonkan diri menjadi ketua OSIS adalah dengan berbagai macam kesibukan nya dia akan lupa dengan masalahnya, tapi untuk kali ini tetap saja nama vania masih berantakan di benaknya

Waktu menunjukan pukul 03.30,semua siswa sudah pergi sejak dari tadi, tapi Arlend memilih untuk di Ruang OSIS,Kemudian karena sudah terlalu lama akhirnya arlend memutuskan untuk pulang..

Saat diperjalanan menuju gerbang,ada laki-laki yang kelihatannya sedang menunggu seseorang,tetapi seharusnya kan sudah sejak tadi semua siswa disini pulang,lalu siapa orang di tunggu laki-laki itu?,saat ingin menghiraukan laki-laki itu
"Arlend!"panggil laki-laki itu,Iya! Dia Daven.Daven melepaskan Helmnya
"lo?"jawab arlend
"iya,gue Daven! Gue yang ada di toko buku kemarin"jelas daven
"cih! Mau apa lo?!"Arlend berdecih
"Gue mau jelasin sesuatu sama lo soal vania"jelas daven
"Gue nggak ada urusan sama dia!"jawab Arlend, Saat Arlend ingin meninggalkan daven
"kalo lo nggak dengerin gue ! Gue pastiin lo akan nyesel!"ucapan daven menghentikan langkah arlend
"Apa yang perlu lo jelasin?"tanya arlend
"jujur gue emang suka sama Vania,tapi itu dulu waktu gue masih SMP,Gue pengen dia jadi pacar gue! Tapi karena keegoisan gue untuk lanjut SMA di australia! Gue harus ninggalin dia! Dan sekarang gue cuma mau jelas in ini Ke elo! Sebelum lo nyesel kedepannya!,lo harus minta maaf ke dia soal sikap lo saat ini!"pinta daven
"dia yang nyuruh gue buat berbuat seperti ini! Gue nggak punya hak!"jelas arlend
"iya! Karena keegoisan lo yang buat lo buta!"jelas daven.

Tanpa basa-basi arlend langsung meninggalkan daven dan mengendarai ninjanya untuk pulang,Tangannya mengepal pada gas kemudi yang menyebabkan kecepatan yang sangat tinggi,perasaan sesal karena telah berbicara atau bertingkah seenaknya pada vania menjadi kan arlend frustasi,saat sampai di rumahnya lagi-lagi dia menonjokan kedua tangannya pada kaca yang berada di depannya..

Di rumah,vania hanya berdiam diri,saat mendengar ada notif pesan dari seseorang,vania langsung melihat pesan yang dikirimkan Daven

From:Davenavare.

Gw udah jelasin semuanya ke Arlend,lo nggak perlu khawatir soal dia lagi.

Saat membaca pesan tadi,vania mengingat tangan arlend yang di perban,tanpa berfikir panjang dia langsung pergi dari rumah dengan mengendarai mobil sport miliknya,tancapan gas sudah melampaui batas, rasa khawatir nya akan arlend yang berbuat sesuatu yang menyakiti dirinya sendiri..

Saat sampai di rumah arlend,tanpa mengetok pintu,
Pintu rumah Arlend sudah terbuka,Vania naik ke kamar arlend,Vania menatap kedua tangan arlend yang berlumuran darah dan sekarang dia sedang bersandar di kasurnya,arlend hanya diam memaku dan melamun.
"Arlend!!"Panggil  vania yang berada di ambang pintu,Arlend menoleh ke sumber suara,
Ternyata vania.
Dia menatap gadis itu,Vania memeluk arlend sangat Erat,tanpa vania sadari dia menangis di dada bidang Arlend, begitupun Arlend yang merasakan gadis yang ada di pelukannya terisak.
"Maaf"ucap arlend lirih
Vania menatap sendu wajah arlend yang benar-benar frustasi seragam yang masih menempel di badannya,kedua tangan yang berlumuran darah

Vania langsung mengambil Kotak P3K yang ada di laci samping big size arlend.
"Tangan lo.."ucap vania panik saat mengobati tangan Arlend
"Lend kita ke rumah sakit aja"ucap Vania,tanpa aba-aba arlend langsung memeluk vania lagi.
"gue cuma butuh lo.."ucap arlend,perlahan Dia melepaskan pelukan itu.
"Arlend gue nggak suka,kalo lo berbuat seperti ini"ucap vania sambil mengobati tangan Arlend
"Maaf van"Jawab arlend
"lend?"panggil vania
"iya?"tanya Arlend
"maaf gue nggak maksud ngomm..."ucapan vania terpotong saat telunjuk arlend mendarat di bibir vania
"nggak usah di bahas,seharusnya gue yang minta maaf karena udah buat lo kecewa karena ucapan gue sendiri."ucap Arlend
"lo nggak salah sama sekali,Malah disini gue ngerasa yang paling salah."Vania menunduk.
"Nggak usah bahas itu lagi."Ucap arlend
"Maaf"Vania-
Arlend memeluk gadis itu dan vania membalas pelukannya. Seketika masalah itu telah hilang saat kembali memeluk vania dalam dekapan nya lagi

Setelah nyaman dengan posisi tersebut mereka melepaskan pelukan itu.
"Rebahin badan lo,luka lo udah gue perban"Vania
"lo jangan pergi"ucap Arlend
"nggak akan"jawab vania,

Saat ingin beranjak dari duduknya tangan vania di cekal oleh arlend dan akhirnya Vania jatuh dalam pelukannya lagi
"disini aja"ucap arlend lirih
"iya-iya"jawab Vania,akhirnya mereka tertidur dengan pulasnya,arlend masih setia dengan dekapan nya dan vania tidur di dada bidangnya..

Waktu menunjukan pukul 05.00 sore,vania yang sadar dia sedang tidur langsung membelakan matanya,tapi dekapan Arlend tak lepas dari Tubuhnya
"lend! Bangun anterin gue pulang"vania membangunkan arlend,sambil menepuk pipi kanannya
"Entar van"jawab Arlend
"Buruan,kalo lama gue pulang sendiri"
"Iya-iya,tunggu bentar,gue ganti baju dulu"
"Hmm"Vania hanya berdehem.
Setelah beberapa menit kemudian,arlend berganti pakaian dengan balutan celana jeans selutut dan kaos dengan tambahan jaketnya..
Vania menatap lelaki ini tanpa berkedip,Dengan pakaian se simple ini,Arlend masih saja tetap tampan.
"Gue tau,kalo gue ganteng."Ucapan arlend menyadarkan tatapannya.
"Ish! Yuk pulang!"Vania-
Arlend terkekeh pelan.
"Ya udah.."Arlend-
Mereka turun dari kamar Arlend dan menuju ke garasi motor, setelah itu Arlend mengantar vania pulang...

Takdir Dan Waktu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang