41~

3K 100 1
                                    

Hari ini...Adalah hari yang sangat berat bagi vania maupun leon,Vania benci perpisahan,baik dengan kekasihnya atau yang lebih tepat lagi Hubungan Tanpa Tau Status dengan Arlend.Vania sekarang sedang berada di kamarnya,Kamar sejuta kenangan..Dari setiap sudutnya banyak sekali kisah yang terukir.Dari kisahnya yang hampir telat gara-gara kerjakan tidur di kamarnya lalu di hukum sama Arlend.

Dia berada di ambang pintu kamar itu,sebelum dia pergi,vania menghembuskan nafas kasar.Kemudian dia turun perlahan-lahan melewati setiap inci tangga di rumahnya,Oh iya sebenarnya Vania belum di perbolehkan untuk pulang dari Rumah Sakit,tetapi jika Vania mendapat keluhan kesehatan maka Reyned bisa mencarikannya dokter pribadi saat Di Amsterdam nanti,tetapi vania menolak, dia sudah cukup sehat untuk melanjutkan aktifitasnya.

Rencananya Nathen,Vano,Linel,Nita,Thalita dan tak lupa Nevan ingin mengantar Vania ke bandara sebelum dia pergi.Saat di perjalanan menuju Bandara,Dia melewati sebuah halte bis yang pernah menjadi kisah hinggapnya perasaan nyaman saat dekat dengan arlend.Dimana arlend yang gengsi untuk menutupi tangisnya,Air mata lolos mendarat di pipi gadis itu,Sakit itu terasa lagi..Hati nya sungguh sangat berat jika harus meninggalkan kota penuh kenangan dengan Seseorang yang dekat dengan Vania,dan sekarang vania menangis sejadi-jadinya,dia perlahan menyeka air mata Itu,Leon yang duduk di samping vania ikut merasa sakit ketika melihat adik kesayangan nya menangis seperti ini..
"Adakala nya jarak adalah Suatu jawaban jika di lain hari kita bertemu,Pasti terselip satu putaran takdir yang sama di antara kita,jadi jangan pernah mengira saat kita berjarak,Kita semakin di jauhkan..Malah justru sebaliknya Jarak adalah jawaban dimana belahan jiwa kita berada"Jelas Leon-
"Bang..Gue mau tanya sama lo"Vania-
"Tanya aja"Leon-
"Alasan lo ikut ke amsterdam kenapa? Lo kok rela ninggalin thalita disini"Vania-
"Jangan bilang lo kasihan sama gue? Lo pengen gue tenang dengan cara mulai melupakan semuanya? Nggak akan bisa bang..Nggak akan.."Vania-
"Dek..Gue itu abang lo..Gue siap lakuin apa aja asal lo bahagia"Leon-
"Tapi lo sendiri? Lo boleh egois bang demi kebahagian lo sendiri"Vania-
Leon merengkuh Vania dalam pelukan hangat nya.
"Abang nggak papa dek..Tenang aja"Leon-
Reyned yang tengah menyetir melihat pemandangan kedua anak nya yang damai,dia tersenyum simpul..
Sedangkan lia sangat bersyukur di hadirkan Leon yang selalu sayang terhadap vania,dan lia juga sangat bersyukur di hadirkan Vania yang selalu kuat di tengah kehidupannya.

Saat sampai di Bandara,Vania dan leon di sambut teman-temannya.
"Jangan lupain kita bego"ucap linel yang dari tadi menahan tangis
"Ya elah lebay amat lo! Gue juga bakal balik kok!"Vania-
"Cepetan balik! Kalo lo lama di sana gue bakal susul lo kesana and well gue bakal bawa pulang lo"Celoteh Nita-
"Eh curut! Buruan pulang lo! Gue bakal kangen sama ejekan elo! Dan Lo juga leon! Balik atau gue buat lo jomblo"Nathen-
"Dasar Cacing kreminan! Diem aja lo!"Leon-
"Sloww bos..Buruan balik yon,Van,kita nunggu kalian balik ke indonesia secepatnya, kita nikmatin canda tawa bareng-bareng lagi kek dulu,And jangan lupa tetep senyum saat lo terluka"Vano-
"Ya elah! Kata-kata lo udah kek mario teguh aja"Leon-
Vano hanya tersenyum simpul..

Sedangkan thalita hanya diam meratapi kepergian kekasihnya itu..
"Ta.."Panggil leon-
Mereka melihat dua pasangan yang lagi mau LDR-an kek nonton drama korea gratisan.
Thalita menyeka air matanya sesaat.
"Iya?"Thalita-
"Kamu percaya aku kan? Aku janji bakal cepet balik"Leon-
"Pegang janji kamu leon"Thalita-

Cup!

Leon mencium puncak kepala Gadisnya,kejadian itu membuat rey dan lia melongo,tapi mereka tetap diam,mereka sadar emosi seorang remaja memang belum pada masa stabil jadi ya maklum in ajalah.
"Ya elah! Pake acara cium-ciuman lagi! Kek drakor aja!"Linel-
"Kamu iri yang? Sini aku cium?"Vano-
"Ogah!"Linel-
"Sungguh pacar yang kejam"Ucap vano lirih-
"Aku denger loh van"Linel-
Vano hanya nyengir saja.
Sudah terdapat panggilan untuk segera masuk ke pesawat
"Gaes gue pergi dulu ya?"Vania-
"Semoga sukses van,Cepat balik ya? Kita semua nunggu kok!"Nevan-
"Iya Nev,gue juga nggak akan lama disana"Vania-
Sebelum vania pergi,nita,linel serta thalita langsung memeluknya
"Dasar curut! Lo berhasil buat gue nangis oon!"Linel-
"Kok gue sih! Emang pada dasarnya aja lo cengeng"Vania-
"Jangan peluk-peluk gue kek gini,takut di kira homo gue"Vania-
"Ya elah! Saat-saat seperti ini masih aja lo ngelucon! Garing tau nggak!"Nita-
"Sukses terus kedepannya van..Jangan lupa kasih kabar kalo udah sampai"Thalita-
"Oke siap!"Seru vania

Leon,Vania serta orang tuanya mulai meninggalkan mereka yang menatap sendu kepergiannya.Vania menghembuskan nafas kasar,air matanya turun perlahan disertai tujuan langkah kakinya.
"Good bye indonesia,See you again,l' will back this after"Ucap vania lirih..

"Banyak harapan di setiap pengorbanan ku ini,Terdapat sejuta kenangan yang harus perlahan ku lepaskan demi melupakan tentang kisah kita,Ku harap kita akan bertemu lain waktu,masih dengan tujuan yang sama untuk saling memiliki,walau pada akhirnya tetap akan saling melepaskan"

               Vania Nasya Natanelia.

Takdir Dan Waktu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang