52~

3.4K 104 1
                                    

"Jangan pernah lagi berniat ingin pergi,Karena perasaan takut kehilangan mu,semakin membuatku jatuh berkali-kali"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah lagi berniat ingin pergi,Karena perasaan takut kehilangan mu,semakin membuatku jatuh berkali-kali"

             Arlend Alvaro Pratama.

Matahari pagi menampakan sinar nya di setiap senyuman indah ciptaan tuhan.Vania menatap dirinya di cermin,bersiap untuk mengawali kuliah pagi dengan semangat. Dia turun dan ikut bergabung dengan keluarganya.
"Pagi!"Sapa Vania-
"Pagi juga anak bunda"Lia-
"Dek,buruan makan,bentar lagi abang ada kuis dadakan"Leon-
"Hmm"Vania-
Mereka sarapan dengan tenang, Setelah sarapan Vania dan Leon berangkat ke kampus.

Saat sampai di kampus mereka turun dari mobil,Ternyata teman-temanya sudah ada di sana terlebih dulu.
"Idih! Rajin amat lo pada! Udah ada disini aja pagi-pagi!"Leon-
"Ya iyalah,belajar buat masa depan yang cerah,kek suasana hati gue yang cerah saat pagi-pagi ketemu sama nita!"Nathen-
"Ya elah! Pagi-pagi udah gombal receh aja lo then!"Vano-
"Udah ah! Gue duluan dulu,Nita sama Linel paling udah ada di kelas,Gue pergi dulu gaes!"Vania-

Setelah kepergian Vania mereka Melangkah menyusuri koridor. Ternyata dimana mereka berada gelar Cogan masih menetap pada diri mereka,Walau masih di nyatakan sebagai mahasiswa baru,kepopuleran mereka menjadi Boyfriend goals suatu idaman bagi para kaum hawa,tapi sangat di sayangkan,Mereka sudah tidak berstatus sebagai jomblo.

Vania sampai di kelasnya,disana sudah ada Nita dan Linel, eh ngomong-ngomong tentang mereka, Vania,Nita,Linel mengambil jurusan yang sama di Kampusnya,jadi bisa barengan terus deh.
"Nel,nit,hari ini kelas selesai cuma sampai siang kan?"Vania-
"Yoi! Hangout lagi yuk!"Linel-
"Ogah! Males gue!"Vania-
"Sama!"Nita
Setelah berbincang-bincang dosen datang.

❄❄❄

Beberapa jam kemudian kelas selesai.
"Ya elah! Dosen kiler amat dah!"Linel-
"Pantes aja hidup lo nggak ada faedahnya sama sekali,sukanya ngeluh mulu"Nita-
Ternyata Dari perbincangan mereka sudah ada Seseorang yang berdiri di depan pintu,dia Arlend.
"Arlend?"Vania-
"Hai?"Arlend-
"Hai juga,kenapa?"Vania-
"Ada acara nggak?"Arlend-
"Ehm..Nggak ada"Vania
"Kita kerumah ku yuk? Mama mau ketemu sama kamu"Arlend-
"Eh..maksud kamu tante lena?"Vania-
"Iya,mau kan?"Arlend-
"Ya udah iya,Nel,nit gue pergi dulu ya?"Vania-
"Ehem! Yang mau ketemu sama Calon mertua"Linel-
Vania tak memperdulikan ocehan teman-temannya dia hanya berjalan menuju parkiran.

Saat di perjalanan menuju rumah Arlend, hanya ada keheningan.Vania bingung harus berbuat apa,Karena baru sekarang Vania bertemu dengan mama arlend.Arlend langsung memegang tangan Gadisnya.
"Nggak usah grogi,mama aku baik kok"Arlend-
"Tapi-"Vania
"Udah lah,ayo turun udah sampai"Arlend-
Mobil arlend sudah memasuki pekarangannya.

Arlend melangkah masuk ke rumahnya,Lena sudah tau siapa yang tengah di bawa putranya
"Hai cantik! Kamu Vania kan?"Sapa Lena.
"Eh..iya tante"Jawab vania sopan.
"Duduk dulu nak vania"Lena-
"Iya tan"Vania-
"Vania mau bantuin tante masak?"Lena-
Vania melirik Arlend yang tengah melihat dua malaikatnya.
"Ehmm,emang nggak papa tan?"Vania-
"Nggak papa lah sayang..Tante malah seneng"Lena-
"Arlend,vania nya mama pinjem dulu,Jangan kangen ya!"Goda Lena-
Ternyata benar apa yang di katakan arlend,Mama arlend sungguhlah ramah.

Vania memang sudah pandai jika ada acara masak-memasak seperti Ini.Di dapur keduanya sudah terlihat akrab sekali.
"Vania..tante mau ke atas dulu ya,kamu lanjutin dulu masaknya"Lena-
"Iya tante"Vania
Lena naik ke atas,sedangkan vania melanjutkan untuk memasak.Tiba-tiba tangan kekar merengkuh pinggangnya,Vania sudah tau siapa pemilik tangan yang tengah menganggu nya saat ini.
"Arlend..Lepasin nggak? Aku susah gerak"Vania-
"Nggak,enak gini"Arlend-
"Arlend..kalo mama kamu lihat gimana?"Vania-
"Nggak akan dia masih di atas"Arlend-
Perkiraan Arlend salah,lena sudah ada di belakang nya saat ini.
"Dasar anak mama..Jangan peluk-peluk calon mantu mama dong!"Lena
Astaga tant lena tadi bilang apa? Calon mantu? Benar sekali hatinya ingin sekali meloncat ria.
"mama ih! Ganggu aja"Arlend-
Dengan cepat Arlend Melepaskan pelukan itu.Sedangkan vania tak tau harus berbuat apa.
"Kamu duduk lend,dan kamu juga vania,kalian duduk di saja di meja makan,biar tante yang lanjutin masaknya"Lena-
"Eh nggak papa tante,biar saya bantu"Vania-
"Nggak usah nak vania,kasihan tuh Arlend,kamu temenin aja"Lena
Vania hanya mengangguk dan tersenyum ramah.

Sedari tadi Arlend tidak ada henti-hentinya menatap Wajah cantik vania
"Kenapa kamu lihat-lihat?"Vania-
"Memandangi indahnya ciptaan tuhan"Arlend-
"Receh tau nggak!"Vania-
"Receh gitu,Muka kamu kok blush?"Tanya arlend sok polos.
"Eh..Nggak kok!"Vania memegangi pipinya.
"Masa nggak sih..ini lo"Arlend semakin mendekatkan wajahnya.
"Nggak Arlend"Vania
Lebih dekat.
Sangat dekat.
Cup!
Yap! Ciuman mendarat tepat pada pipi Arlend.
Astaga.Pandai sekali pacarnya ini,mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Ohw..Pinter ya! Habis di godain Main cium-cium anak orang! Belajar dari mana?"Vania-
"Aw sakit van"Arlend-
Vania mencubit pinggang Arlend.
"Jangan-jangan udah main serong aja nih di belakang"Vania
Yang benar saja,Arlend tidak menatap tajam gadisnya setelah ucapannya tadi.
"Bibirnya mau aku cium?"Arlend-
"Idih! Ogah lah!"Vania-
Setelah mengadakan perbincangan kecil.
"Lend aku mau pulang"Vania-
"Nggak mau makan dulu?"Arlend-
"Nggak,aku pamit dulu sama tante lena"Vania
Vania menghampiri lena.
"Tante saya pamit pulang dulu"Vania-
"Eh..kenapa buru-buru? Nak vania nggak makan dulu?"Lena-
"Nggak usah tante,soalnya tadi habis dari kampus langsung kesini,jadi takut bunda nyariin"Vania-
"Ya udah,Arlend! Anterin vania pulang!"Lena-
"Iya Mah"jawab Arlend.
"Vania kapan-kapan main kesini lagi ya?"Lena-
"Pasti tante,ya udah saya pamit dulu"Vania-
"Arlend! Hati-hati bawa calon mantu mama!"Lena meningatkan.
"Iya mama"Arlend.

Vania dan arlend sedang menuju ke rumah Vania untuk mengantar gadis itu pulang.
"Benerkan mama aku nggak makan"Arlend-
"Mama kamu emang kanibal! Main makan sesama aja!"Vania-
"Kirain kamu takut!"Arlend-
Mereka melanjutkan perjalanan dengan perbincangan kecil.

Sesampainya di rumah Vania,sesaat vania akan turun,tangannya di cekal.
"Nggak pamitan sama calon suami?"Arlend-
"Emang harus?"Vania-
"Mau jadi istri durhaka?"Arlend-
"Istri? Emang aku mau nikah sama kamu?"Vania-
"Harus mau!"Arlend-
"Pemaksaan!"ucap vania sambil ingin membuka pingit,tetapi tangannya masih di cekal olehnya.
"Sini dulu"tunjuk Arlend pada pipi kanannya.
"Mau aku kasih ini?"Ucap vania sambil menunjukan tangan nya.
"Kasihan pipi aku"Arlend-
"Udah lah! Aku pulang dulu"Vania-
"Hati-hati"Arlend.
Vania hanya tersenyum,betapa protektif sekali kekasih nya.Padahal cuma ingin masuk rumah.Setelah vania masuk,arlend mengendarai mobilnya untuk pulang.

Takdir Dan Waktu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang