35~

3K 89 0
                                    

"Jika melepas mu adalah sebuah keharusan,ku harap saat itu juga akan berakhir dengan kebahagian"               Arlend Alvaro Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika melepas mu adalah sebuah keharusan,ku harap saat itu juga akan berakhir dengan kebahagian"
    
          Arlend Alvaro Pratama

3 Bulan Berlalu~

Hari hari berlalu dengan Cepat,Janji arlend adalah tetap menjaga vania,sampai saat masa-masa itu datang,dimana Arlend akan benar-benar pergi.
"Pagi!"Sapa gadis itu
Dia mendapat Senyuman dari ayah,bunda serta kakaknya.
Hubungan Arlend dan Vania sudah 3 bulan.
"Sudah genap 1 bulan,ayah minta keputusan kalian?"Reyned
Vania diam.Dia ingat sudah hampir 2 bulanan yang lalu ayahnya tidak lagi membahasnya,sekarang memang waktunya.
"Kasih waktu Vania sama abang 1 minggu lagi yah"Vania-
Vania ingin sekali menangis saat ini,tapi menahan lebih baik.
"Vania berangkat!"Ucap Vania
"Bareng abang aja dek"Bunda-
Vania tak menghiraukan ucapan bunda nya saat ini,Hari ini adalah hari yang paling kacau!.Vania menancap gas mobilnya dan menuju kelasnya.

Di rumahnya Arlend sudah siap,saat ingin turun arlend melihat kedua orang tuanya,Lena dan Alva yang menatapnya,Arlend tau apa yang akan di bicarakan.
"Sudah saat nya Arlend, selesaikan semuanya"Alva-
"Bisakah anda tidak membicarakan hal itu?"Arlend-
"Papah mu benar nak,selesaikan semuanya dan segeralah kembali"Lena-
"Semudah itu kah kalian berbicara? Kenapa mama sama papa nggak pernah mengerti arlend,arlend sakit pah? Hati arlend sakit!,Selama ini lah yang arlend rasakan! Tapi apa? Kenapa kalian tidak mau berbuat sesuatu?"Arlend-
Mereka diam membisu.

Arlend langsung pergi dan menancap gas dengan kecepatan di atas rata-rata.Arlend mengacak rambutnya Frustasi!
"Arrgh!"Teriaknya sambil memukul kemudinya.

Di antara mereka tidak ada yang baik-baik saja,mereka sama-sama sangat kacau!
Vania sudah sampai di sekolah nya sejak 10 menit yang lalu.tapi dia memilih diam dan menangis di dalam mobil,dari tadi ponselnya berbunyi,Leon pasti sudah sangat panik.

Tiba-tiba mobil arlend berhenti di sampingnya,kedua nya sadar.Vania dan Arlend membuka kaca mobilnya,tetapi sebelumnya Vania mengusap air matanya terlebih dahulu.Mereka saling senyum,entah kenapa untuk jujur saja sampai sesulit ini?.
"Jika selamanya aku dapat melihat senyummu,ku harap setiap detiknya aku dapat selalu melihat ukiran tuhan yang sungguh indah"Batin Arlend-
"Saat di antara kita pergi,ku harap semuanya akan terlihat baik-baik saja,walau dalam jauh kita sama-sama memendam luka"Batin Vania-

Mereka turun,Vania langsung memeluk Kekasihnya,Jika saja vania tau,Dia pasti lebih terpuruk dari arlend.Dan jika sebaliknya arlend tau,Vania tak ingin kehilangan Arlend,tapi vania juga tidak ingin ayahnya kecewa.
"Kenapa?"Tanya arlend sambil mengelus lembut rambut gadis nya.
"Nggak papa,cuma kangen"Jawab vania.
"Jangan peluk-peluk,entar malah mudah kangen kalo jauh"Arlend-
"Makanya jangan jauh-jauh,aku peluk biar nggak hilang"Vania-
"Ke kelas yuk biar aku antar?"Arlend
Vania mengangguk setuju, dia dan arlend berjalan menuju kelas Vania.

Mereka ingin menikmati masa-masa saat mereka akan berpisah,Dan di antara mereka,tidak ada yang tau bagaimana jalan takdir.

"Ntar malem aku jemput"Arlend-
"Mau kemana?"Tanya Vania-
"Yah! Kalo aku kasih tau namanya bukan surprise lah!"Arlend-
"Ya udah iya,jam berapa?"
"Jam 07.00 oke?"Arlend-
"Oke!"Vania-

Vania masuk dan duduk diam, pikirannya sedang meracau kemana-mana
"Ada apa van?"Nita-
"Nggak Papa"Vania-
"Lo tadi nggak berangkat bareng leon?"Linel-
"Nggak,gue pake mobil sendiri"Vania-
"Lagi kesel sama Leon?"Nita-
"Nggak! Lebih tepatnya ke bokap gue!"Vania-
"Kenapa?"Tanya linel
Astaga.Vania keceplosan! Vania tidak ingin Linel dan Nita tau tentang masalahnya saat ini.
"Nggak jadi"Kawan vania datar.
"Eh? Lo lupa minum obat ya van,otak lo kayak nya agak ke geser dikit deh?"Linel-
"Maksud lo gue gila!"Vania-
"Gue nggak bilang loh"Jawab Linel dengan muka sok polosnya itu
"Udah ke tebak dari cara bicara lo"jawab Vania-
"Emang iya?"tanya linel
"Butuh miror?"Nita-
"Gak usah,gue sadar diri kali!,and well? Gue nggak butuh miror"Celoteh Linel
"Baru tau gue,linel bisa ngomong sebijak ini"Vania-
"Kasih tuh buat orang yang nggak pernah miror diri sendiri"tambah linel-
"Makin jadi aja nih linel-"Nita-
"Iya dong,gue udah bijak dari dulu,lo nya aja yang nggak sadar"Linel-

Mereka tertawa di dalam kelas,entah apa yang membuat Vania nyaman dengan sikap konyol teman-temannya ini,Suatu saat mereka pasti akan saling merindukan..

Takdir Dan Waktu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang