9~

4.1K 130 0
                                    

Keesokan harinya vania berangkat dengan leon,di dalam mobil,vania hanya melamun,pikirannya tertuju pada kejadian saat di mall kemarin.

"Van pagi-pagi jangan bengong!"leon yang dari tadi bingung dengan apa yang terjadi dengan vania,akhirnya membuka pembicaraan dengan gadis itu.

"Gue nggak bengong bang"jawab vania.

"Terus lo kenapa?"tanya leon

"lagi mikir aja"

"Mikir apa?"tanya leon

"Ya gitulah"

"Mikirin arlendkan?"
"Kok abang tau?"

"nebak aja"jawab leon
"nih dek,kalo lo ada masalah bicara in dulu,jangan langsung lo ngambek gitu aja"Leon mencoba mengingatkan.

"gue nggak ngambek kok bang,cuma kecewa aja sama sikap arlend yang menurut gue sedikit egois"jelas vania

"Sikap arlend emang kek gitu dek,baru kali ini arlend sebahagia ini,cuma hanya
karena satu cewek yaitu lo,jadi dia nggak pengen kehilangan lo"Leon-

"jadi kalo gue kecewa sama dia nggak boleh?"

"bukan nggak boleh dek,tapi nggak baik kalo lo cuma asal ngambek gitu aja"jelas leon

"iya deh,nanti biar gue jelas in ke arlend"jawab vania

Setelah turun dan berjalan melewati koridor,dia melihat arlend berjalan berlawanan dengannya,tangan nya berbalut perban,Ingin sekali Arlend menyapa vania,tapi rasa sakit atas pernyataan vania membuat arlend tidak punya hak untuk mengaturnya lagi,terlebih menyapa dan senyum saja sangat membebankan hati mereka berdua.

Arlend benar-benar melewatinya,sakit.Itu yang di rasakan vania sekarang,arlend yang terus berjalan sedangkan vania diam membeku

"apa yang terjadi dengan arlend?"batin vania,Kemudian dia berbalik arah dan saat itu dia melihat leon yang menatap vania dan arlend yang berlalu
"Abang!"dia langsung memeluk leon yang berdiri

"udah nggak papa dek"leon membalas pelukan vania

"Bang gue salah ya? Kalo mau minta maaf soal ucapan gue kemarin"

"Enggak kok,udahlah,mending lo ke kelas aja,biar gue anterin"Ucap leon

Saat sampai di kelas vania,Leon menatap matanya yang sembab dan pipi nya yang masih menyisakan air mata.

"Soal tadi,Nggak usah dipikirin lagi"Ucap leon yang kemudian mencium puncak kepala adiknya

"iya bang"jawab vania yang kemudian duduk.
"eh bang leon, Ngapain nih?"goda linel

"Lo punya mata kan? Gue lagi anterin adek gue"jawab leon datar
"Gue tanya baik-baik kok lo nyolot amat sih sama gue"

"Bukan urusan elo!"

"Untung ganteng"ucap linel,lalu saat linel menatap vania yang duduk diam dengan mata sedikit lembam.
"Vania? Lo kenapa?"tanya Linel

"Gue nggak papa"jawab vania

"Lo ada masalah sama bang leon?".

"Bukan bang le,tapi arlend"jawab vania.

"Kenapa?"tanya linel

"Lo inget Daven kan?"

"Temen kita waktu SMP?"tanya linel

"Iya,kemarin gue ketemu Daven Di Toko buku,pas gue ngomong sama dia,tiba-tiba arlend narik gue,Gue langsung spontan lah! Gimana nggak kesel coba?! Ya udah akhirnya gue kelepasan ngomong kalo dia nggak punya hak ngatur hidup gue,dia malah bentak gue,dia egois nel,arlend selalu menyimpulkan masalah tanpa ada penjelasan dari gue! Gue nggak suka sikap arlend yang seperti ini!"jelas vania,raut wajahnya mendadak merah,matanya sangat panas ingin sekali dia menangis tetapi..Mungkin menahan itu lebih baik.

"menurut gue kalian berdua itu salah! Arlend yang bersikap seenaknya dan elo yang kelepasan saat ngomong sama dia!"

"dan satu lagi nel! Kenapa saat ini dia malah menjauh! Nyelesaiin masalah bukan seperti ini kan?!"ucap vania yang kemudian meneteskan butiran air yang mendarat mulus di pipi gadis itu.

Setelah beberapa penjelasan akhirnya guru yang mengajar di kelas vania datang.

Bel istirahat berbunyi,Vania,Linel dan Nita menuju ke kantin,Saat berada di koridor kelas vania berhadapan dengan arlend,dia sendiri tanpa Vano,Nathen ataupun leon,saat ingin melalui vania.

"Lend!"panggil Vania,arlend berhenti dan menghadap vania

"apa?"tanya arlend datar

"lo kenapa?"tanya vania

"lo yang bilang sendiri,Gue nggak punya hak ngatur hidup lo kan? Dan gue sekarang juga nggak butuh elo di hidup gue! Ternyata lo sama aja seperti yang lain van! Sama-sama Cuma buat gue kecewa!"ucapan arlend barusan membuat hati vania hancur berantakan,Satu tetesan mengalir lagi di pipi vania,dia benar-benar menangis di hadapan Arlend.

"lo egois lend!"ucap vania,vania lari menuju toilet

"dasar brengsek! Gue kira lo bisa buat sahabat gue bahagia! Kalo lo nggak tau apa-apa jangan langsung lo ambil kesimpulan! Cowok macam apa lo itu!"caci linel

"udah nel,kita susul vania aja!"relai nita.

Kemudian mereka pergi menyusul vania,kali ini arlend sangat terpuruk,Jika lebih lagi dengan vania yang akan tersakiti dengan kata-katanya tadi,sedangkan di toilet,vania menangis sejadi-jadinya.

"udah van lo jangan tangisin orang yang nggak perlu di tangisi!"

"Van jangan nangis gini deh! Kalo leon tau,pasti dia lebih marah terus nambahi masalah lagi,lo tau kan van,muka leon tadi pagi udah kaya memendam amarah gitu! Jangan sampai karena ini persahabatan an mereka jadi rusak"jelas nita,
Vania langsung mengingat raut muka leon tadi pagi menandakan amarah yang tertahan,dia tau sikap abangnya sekali dia maafkan,tapi ketika dua kali dia nggak akan segan-segan menghajar orang yang melukai seseorang yang di sayang,dan sekarang ini orang yang sangat penting dalam hidup leon adalah vania,dengan cepat dia menghapus air matanya dan menghembuskan nafasnya perlahan.
"Kita ke kelas,gue nggak papa"Vania
Kemudian mereka kembali ke kelas.

Takdir Dan Waktu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang