7~

4.9K 133 2
                                    

Keesokan harinya,vania masuk sekolah seperti biasanya,Karena hari ini hari senin vania bergegas cepat menuju kelasnya

"morning!"Gadis cantik dengan senyuman kebahagiaan datang.

"Morning too"jawab kedua sahabatnya.

"lo kayaknya seneng banget deh"tanya nita

"iya nih,bagi-bagi kebahagian lah"Linel-

"iya deh gue cerita,kemarin gue jenguk arlend yang lagi sakit"jawab vania

"kata-kata yang begitu singkat tapi memiliki seribu makna,adalah ketika elo cerita tentang arlend saat ini"celoteh nita

"sebenernya sih ceritanya panjang,tapi gue lagi males ngomong aja."jawab vania dengan muka datar

"Ya udah kalo lo males ngomong,ngapain cerita!"Sahut linel

"kan yang suruh cerita kalian".

"gila! Untung temen kalo bukan udah gue buang ke sungai amazon"omel linel.

"iya-iya,sorry deh"kekeh Vania,saat sudah ke kelas,vania dan teman-temannya beranjak keluar untuk upacara bendera..

Upacara berlangsung khidmat,setelah upacara selesai murid-murid di suruh untuk di lapangan sebentar karena ada beberapa pengumuman,saat mendengar pengumuman bahwa hari ini para murid pulang lebih awal,di karena kan ada rapat Guru
"Seru nih! Mal yuk!"ajak linel yang kegirangan mendengar pengumuman tersebut.

"yuk! Lo gimana van?"tanya nita

"guee.."sesaat sebelum vania menjawab pertanyaan nita

"ikut gue!"ucap Arlend yang tiba-tiba menarik tangan vania.

"Arlend! Jangan tarik-tarik!"ucap vania,tangan vania di cekal oleh arlend,dan cekalan itu sangat kuat dan erat

"Arlend!"bentak vania,arlend tetap tidak mau melepaskan tangan vania,saat sampai di kursi taman samping sekolah

"arlend sakit!"
saat mendengar kata-kata vania,arlend perlahan luruh
"duduk!"titah arlend,vania hanya mengikuti Arlend, karena takut pada Arlend yang bisa berbuat yang lebih dari ini,vania menatap pergelangan tangannya yang merah.
"Maaf"ucap Arlend pada vania yang tengah menunduk,tidak ada jawaban dari vania,malah tanpa aba-aba arlend memeluk vania dan menggenggam lembut tangan vania.

"Maaf van"ucap arlend lirih,tiba-tiba air mata vania menetes perlahan

"lepas!"
arlend malah semakin mengerat kan pelukan itu
"Maafin dulu"ucapnya

"iya-iya,gue maafin! Sekarang lepasin!"pinta vania,perlahan pelukan itu terlepas

"ngapain lo ajak gue kesini!"tanya vania

"Gue butuh elo"ucap vania,dia terkejut karena tiba-tiba kepala arlend tersandar di pundaknya

"Terus ngapain kok pake tarik-tarik"

"Gue nggak mau kalo lo pergi selain sama gue".

"lo tau kan?sikap lo yang bisa buat gue benci lalu pergi!"

"please,jangan pergi"ucap arlend lirih,entah mengapa hati arlend sangat sakit jika vania mengucapkan kata Pergi,satu tetesan mendarat di pipi arlend,arlend lemah jika seseorang yang bisa membuatnya nyaman harus pergi.

"Arlend gue nggak akan pergi"Vania merutuki kebodohannya kali ini.

"Maaf"ucap arlend lirih,tanpa berfikir panjang vania memeluk arlend yang lemah,dan Arlend membalas pelukan itu,banyak yang ingin vania tanyakan kepada Arlend, tentang cinta pertamanya,Tentang kenangan pahit yang sama sekarang pun masing meninggalkan sejuta luka bagi sang pemilik.

"lend?"panggil vania yang kemudian melepaskan pelukannya.
"iya?"jawab Arlend

"Fristlove lo siapa?"tanya vania
"elo"jawab arlend

"bohong"jawab Vania
"gue pernah suka tapi nggak pernah lebih"

Vania tau sekarang Arlend sedang membohonginya karena ada beberapa alasan yang mungkin di sembunyikan.
"oh"jawab vania datar

"mungkin belum saatnya van gue ngomong ke elo"batin Arlend

"kalo seandainya lo belum siap ngomong,gue bakal nunggu sampai lo siap"batin vania

"au jalan-jalan?"tanya arlend

"Mau! Tapi kemana?"

"Ikut aja"arlend beranjak dari duduk nya.
Vania mengikuti arlend dari belakang.
"jalan di samping gue!"pinta arlend menatap tajam gadis yang layaknya seolah-olah mengekorinya.
"serah gue dong"jawab vania acuh,tanpa basa-basi arlend menarik tangan vania
"arlend! Di bilangin jangan tarik-tarik! Tangan gue masih sakit oon!"Vania menghempaskan kasar tangan arlend.
Arlend menghentikan langkahnya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah vania
"gue nggak suka orang ngebantah ngerti?"

"Bodo!"jawab vania,kemudian arlend membawa vania ke parkiran sekolah.

"Naik"Titah arlend,
Vania sungguh sangat malas jika harus menghabiskan waktu renggangnya dengan Arlend yang di bilang dingin kek es di kutub selatan,nggak pernah cair.
"Pegangan"ketus Arlend

"Lebay Amat sih lo! Gue juga nggak bakal jatuh"

"Pengangan atau gue cium!"ancam arlend

"Gila kali lo! Main cium-cium anak orang aja!"

"Makanya buruan pegangan"ucap Arlend
Vania benar-benar pasrah,rasa kesal yang telah memuncak sampai di ujung ubun-ubun membuat vania hanya bisa menambah celah sabar di hati nya ketika menghadapi laki-laki seperti Arlend
Suasana kota jakarta yang seperti bisanya macet dan penuh asap kendaraan yang memicu polusi udara,membuat gadus dengan rambut pirang itu hanya diam tapi di hatinya kini dia sedang mengucapkan sumpah serapahnya pada Arlend.

Saat sampainya di tempat yang dituju yaitu Pantai.Arlend dan Vania turun dari ninja merah milik Arlend
"Ikut gue!"ucap arlend sambil menarik tangan vania lagi dan lagi

"Gue bisa jalan sendiri"jawab vania,Arlend diam tak berkutik
"Arlend! Lo tuh ya! Seenaknya bawa anak orang sembarangan, terus tarik-tarik tangan! Sakit tau nggak!"
Vania hanya mampu memberontak

"cuma lo yang saat ini gue tarik-tarik,terus gua ajak Holiday,denger van cuma elo! Yang lain juga ke pengen! Dan hanya elo yang beruntung"jawab arlend menghembuskan nafas kasar.

"Kenapa nggak lo ajak aja orang lain,dan kenapa harus gue? Gue aja nggak ngarep"jawab vania garam

"Karena cuma elo yang boleh dapet cinta dan kasih sayang gue! Nggak boleh ada yang lain"

"iya-iya gue ngerti! Capek gue debat mulu sama lo"

"makanya jangan bantah"jawab Vania
Saat sampai di bibir Pantai keduanya menatap deburan ombak dan cuaca panas di pantai.
"lend! Ngapain sih! Panas-panas gini ke pantai"

"Walaupun panas tapikan udaranya sejuk"jawab arlend

"Ya! Itu menurut lo! Gue nggak bisa nahan panas lend"

Arlend mengingat sesuatu di saat dia menghukum vania berdiri di tengah lapangan yang sangat panas, dia pingsan,tanpa aba-aba arlend langsung memeluk vania,entah di pikirannya apa,takut jika vania pingsan?,ternyata di dalam dekapan arlend,vania merasakan kenyamanan,terik matahari mulai tertutup dengan tubuh tiang Arlend, dan sekarang vania sedang berteduh di dada bidang arlend
"makasih"ucap vania lirih,kemudian arlend melepaskan pelukan itu,dan mengajak vania untuk berteduh
"lend anterin gue pulang,please!"rengek vania

"Gue tuh ngajak elo kesini itu buat refreshing dikit-dikit! Bentar lagi kan UN! Kalo otak lo cuma buat belajar doang? Nggak bosen?"

"tapi panas banget lend"ucap Vania dengan nada yang sangat melas untuk membujuk arlend,dan akhirnya seorang Arlend luluh lagi.

"ya udah pulang!"jawab arlend,vania tersenyum simpul dan kemudian mereka pergi dari pantai..




Numpang Promote Ig😂:
Istiningsih_19(ig author)

Takdir Dan Waktu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang