55~

2.8K 96 0
                                    

Hari minggu,Entah mengapa untuk menangis saja sudah membuat nya bosan,Vania ingin pergi ke pantai untuk melihat sunset.

Pukul 04.00 vania sudah siap.
"Yah"Panggil Vania pelan
"Iya dek,masuk aja"Reyned menyuruh putrinya masuk ke ruang kerja.
"Yah,aku minta izin bawa mobil ya?"Vania-
"Nggak dek,biar di anter bang leon"Reyned-
"Tapi yah-"Vania-
"Emang kamu mau kemana?"Reyned-
"Keluar bentar"Vania-
"Vania!! Ada arlend dek!"Teriak bundanya.
"Tuh,cariin pacar, suruh antar sekalian dek"Reyned
"Apa perlu ayah yang bilang ke arlend?"Reyned-
"Eh nggak usah yah,aku berangkat dulu"Vania-
"Iya,hati-hati"Reyned-
Vania turun untuk menemui Arlend,Sungguh malas.
"Tuh dek..tadi katanya mau pergi,Arlend kamu bisa anterin vania kan?"Bunda-
"Nggak-"Ucapan vania terpotong
"Iya tante,yuk yang!"Arlend-
Vania menghembuskan nafas kasar.

Saat di pintu keluar di rumah Vania.
"Lo apa-apaan sih! Ogah gue!"Vania-
"Ikut aku! Dan rubah kosakata kamu!"Arlend-
"Idih suruh-suruh seenaknya aja lo!"Vania-
"Vania..Masuk mobil!"Arlend-
"Nggak"Vania-
"Masuk atau aku cium!"Arlend-
"Dasar pemaksaan!"Vania langsung masuk mobil.
"Kita mau kemana?"Vania-
"Pantai"Arlend-
"Ngapain ke pantai?"Vania-
"Lihat sunset"Arlend-.

Setelah berada di pantai,Vania dan Arlend berjalan di atas pasir,biasanya gandengan tapi kini untuk berbicara saja canggung sekali.
"Sorry,aku paksa kamu kesini"Arlend-
"Hm"Vania-
"Van"Panggil arlend sambil membalikkan badan,dan sekarang mereka berhadapan.
"Apa aku masih pantas berjuang buat kamu?"Arlend-

Deg.

Vania menunduk,matanya sangat ingin meneteskan air mata.Tangan Arlend meraih pipi gadis itu.
"Lihat aku"Vania-
"Ll..lo boleh pergi"Ucap vania lirih.
Tes.
Vania berhasil menitikan air mata yang mendarat mulus di pipinya.
Arlend langsung merengkuh tubuh vania dalam pelukannya.
"Makasih,karena telah menjadi alasan aku berjuang sampai saat ini,tapi..Aku pengen semua perjuangan aku ini nggak berhenti sampai Disini"Arlend.
Vania melepaskan pelukan itu.
"jika hubungan kita nggak bisa lebih dari ini,jangan pernah berjuang lend,Tetap lah menjadi Arlend yang kuat untuk sendiri..kita-"Ucapan vania terpotong.
"Aku nggak ada apa-apanya tanpa gadis di depan Aku,Jangan pernah untuk pergi lagi,karena untuk melangkah sendiri tak akan ku biarkan,Jadi tetap lah disini melangkah bersamaku"Arlend-
Vania menatap Arlend,dia menyeka air matanya.
"Nggak deh,males aku ngelangkah mulu! Gendong!"Pinta Vania-
Arlend langsung menunduk.Padahal niatnya cuma bercanda.
"Naik"Arlend-
"Eh lend,aku cuma bercanda, jadi nggak usah"Vania-
"Vania naik"Arlend-
Vania pun naik ke punggung arlend.
"Makasih vania,Jadilah gadisku yang tetap mempercayakan semuanya padaku"Arlend-
"Jadi.. HTTS nya di hapus?"Vania-
"Nggak usah di pakai lagi"Ucap arlend.
Mereka tertawa di suasana sumilir angin sore pantai.
"Udah lend..turunin"Vania-
Arlend menurunkan vania.
"Capek ya?"Vania-
"Nggak kok"Arlend-
"Arlend.."Vania-
"Iya"Arlend-
"Akhirnya bisa nikmatin sunset di kota jakarta ya? Kangen sama pantai ini"Vania-
"Nggak kangen sama aku?"Arlend-
"Ngapain kangen? Tiap hari juga bakal ketemu"Vania-
"Kemarin kamu hilang"Arlend-
"Dan buat aku khawatir"Tambahnya lagi-
"Aku nggak hilang, cuma pergi doang"Vania-
"Maaf"Arlend-
"Seharusnya aku bisa ngertiin kamu,nggak buat kamu terluka seperti kemarin"Arlend-
"Kamu nggak salah"Vania menatap Arlend,dan tertuju pada tangan Arlend yang di perban,dia langsung memegang nya.
Dia langsung memeluk Arlend.
"Jangan pernah ngelakuin kayak gini lagi,aku nggak suka"Vania-
"Ini nggak sakit"Arlend-
"Tapi yang lihat sakit"Vania-
"Sakit kenapa?"Arlend-
"Sakit lihat kamu terluka"Vania-
"Makasih udah di pegang, sakitnya langsung hilang kata pemilik nya gitu"Arlend-
"Pemiliknya kan kamu"Vania-
"Nggak,aku lemah tanpa gadis di depanku"Arlend-
"Receh!"Vania-
"Receh gini,kamu suka"Arlend-
Vania nyengir.
"Lend pulang yuk? Udah mau malam"Vania-
"Ya udah iya"Arlend-
Arlend dan Vania kembali ke mobil untuk pulang..

Takdir Dan Waktu[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang