Dua - Melodi

125K 2.2K 45
                                    


"Aku kangeeeeeen banget sama kamu," kataku kepada si pacar yang nun jauh di kantornya sana. Aku bisa mendengar dia tertawa saat kukatakan betapa rindunya aku pada dirinya.

"Kemarin kita baru ketemu, Melodi," Rama membalas ucapanku dengan tenang.

"Iya tapi udah kangen lagi gimana dong?" Aku pura-pura cemberut.

"Ya ketemu aja kalau kamu mau," tawaran Rama membuat aku diam-diam bergumam 'yes!'

"Temenin aku taping buat jadi bintang tamu dong. Jadwalnya jam empat. Bisa ya?"

"Di sini?" Rama mulai terdengar ragu.

"Iya, di kantor kamu, di MBTV. Mau ya ya ya?" Sebisa mungkin aku memohon dengan manis. Rama tidak pernah mau menemaniku syuting dan segala macamnya. Aku tahu dia sibuk tapi sekali-sekali aku juga mau ditemani bekerja oleh pacar.

"Mel," Rama mulai terdengar seperti akan merayu. "Jam empat aku masih kerja."

"Iya aku tahu. Tapi bisa kan ijin dulu gitu buat ngopi atau apa. Pokoknya supaya kamu bisa keluar sebentar."

Rama tidak langsung menjawab. Kugigit bibirku ketika menunggu jawabannya. Aku sampai berjalan mondar-mandir di kantor manajemen dan membuat managerku melihat dengan heran.

"Ya sudah, nanti aku ke studio untuk ketemu kamu. Tapi ingat bahwa..."

"Jangan bersikap seperti kita pacaran. I knoooow. Oke aku tunggu ya Sayang! Muach!"

"Kabari aku kalau kamu sudah sampai studio," Rama berpesan.

"Siap! I love you, Rama. Love youuuu," aku berjingkat-jingkat girang.

"Love you too, Mel. Take care. Jangan lupa makan," Rama menambahkan.

Aku mengangguk-angguk senang. Ketika telepon selesai, aku langsung memeluk Mia, managerku. Mia kebingungan melihat aku seperti baru menang undian.

"Kenapa nih?"

"Rama akhirnya mau datang waktu aku taping. Hore!" kucubit pipi Mia sampai dia mengaduh kesakitan.

"Tapi tetep kan gak boleh kayak orang pacaran," Mia berkata dengan susah payah.

"Iya, tapi gak apa-apa. Aku tetep seneng. Nanti dia bisa lihat aku beraksi di studio. Bukan cuma via Youtube." Aku kembali mengangguk-angguk sambil tersenyum lebar.

"Beraksi apaan. Cuma duduk di sofa terus ditanya-tanya doang," Mia menggeleng, mengusap pipinya yang merah karena cubitanku. "Lagian kenapa sih dia gak mau keliatan kayak pacaran sama lo?"

"Karena bisa jadi di sana ada wartawan infotainment. Kamu tahu kan MBTV itu siaran infotainmentnya kayak apa. Uh, 30% fakta, 70% julid deh. Jadi kalau Rama muncul dan dia bilang aku pacarnya, nanti dia bisa-bisa ditangkap infotainment. Walaupun Rama manager MBTV sendiri. Pokoknya Rama tuh gak mau diekspos ke publik deh." Jariku bergerak-gerak setiap menceritakan tentang Rama. Para fans tidak tahu siapa pacarku. Aku hanya bilang bahwa aku punya pacar yang tidak suka disorot kamera.

"Untung aja dia masih mau diajak jalan," Mia mendengus.

"Betul," aku mengangguk berkali-kali. "Walaupun ribet sih jadinya. Hehehe. Gak bisa yang ke tempat rame banget karena takut ada yang ngenalin aku terus masuk gossip dan sebagainya."

"Yang penting si Rama ini sayang lo kan?"

"Pastinya. Rama selalu bilang sayang aku kok. Dari perilakunya juga kelihatan." Aku memejamkan mata dan tersenyum ketika membayangkan Rama dan betapa dia mencintai aku. Pacarku yang ganteng, pacarku yang baik, pacarku yang keren.

Undeniable Heart - END (GOOGLE PLAY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang