Chapter 18

3K 130 0
                                        

Seorang lelaki memejamkan matanya perlahan, menikmati semilir angin udara pagi hari, dan tak lupa juga ia menyumpalkan earphone putih di telinganya, menikmati lagu-lagu yang ia dengar, kakinya ia hentak-hentakan mengikuti irama musik dan tangannya ia lipat di belakang kepala menjadikanya bantal. Ah, tidur di rooftop memang yang terbaik.

Bel sudah berbunyi menandakan belajar dan mengajar akan segera dimulai, tetapi lelaki itu tidak bangkit dari tidurnya. Raja merasa tidak peduli dengan keadaan sekitar, termasuk absen kelas. Ia cucu dari pemilik yayasan sekolahnya kuasa dan uang dimana-mana. Jadi walaupun ia bertindak nakal sekalipun tidak ada yang memarahinya. Termasuk guru dan kepala sekolah.

"woi Raja, lo mau bolos kaga ngajak-ngajak kita. "

Raja menoleh mendapati Kian dan santang yang berdiri di hadapannya, ah sial keganggu dah gua kalo ada mereka. Umpat Raja.

"Ja lo gak takut gak lulus apa kalo kebanyakan bolos begini" tanya santang membuka pembicaraan.

"ngapain takut, gua gak lulus juga pasti di lulusin, mana ada cucu pemilik sekolah tinggal kelas. " Raja masih memejamkan Matanya dan satu Earphonenya ia lepas.

"dasarrr bisa banget lo tai" kian membuka suaranya menanggapi omongan Raja.

"tapi gua heran, lo gak belajar tapi kenapa pinter dalam segala hal ya" kian melanjutkan pertanyaannya.
"karna gua emang pinter makanya males belajar takut kadar kepinteran gua meningkat." balas Raja seenaknya.

"gila sombong bener lo." santang menoyor kepala Raja karna geram dengan omongan sombong yang di ucapkan Raja tadi.

"Udah lo berdua turun sana, ganggu khayalan gua aja. "

"Khayalan Nikah sama Clara pasti ni. " Ucap Santang. "apa ngayal ena ena ama Clara " Sambung Kian.

"Sialan lo pada."

Raja dan juga kedua temanya memilih turun dari rooftop saat bel isrirahat berbunyi.

                         ****

Clara tidak fokus memerhatikan guru di depan kelas yang sedang menjelaskan tentang sejarah majapahit, ia menatap Mila teman sebangkunya sekarang. Mila juga tampak tidak memperhatikan pelajaran ia sedari tadi malah membaca Novel, teman-teman yang lainnya juga tampak suntuk dan sibuk dengan urusan masing-masing.

"raa" Mila menutup Novelnya dan mengalihkan pandangannya menatap Clara yang tampak sedang melamun.

Clara menoleh saat Mila memukul pelan bahu Clara.

"kenapa Mil. " bisiknya.

"kata lo ka Raja nginep dirumah lo kan. Ko bisa sih dia nginep? Trus gimana perasaan lo?. "

"iya dia seenaknya bilang mau nginep, mama gue juga yang nyuruh dia, ya perasaan gue biasa aja emang harus gimana? "

"Wah gila mama lo aja udah ngasih lampu ijo loh, masa biasa si. Mungkin belom kali ya, lo mah kan ga bisa bedain cinta. Masih terlalu kecil untuk ngerti haha. "

Milaa!!
Kamu tidak memperhatikan pelajaran saya??!

"Itu pak kita tadi lagi bahas tokoh-tokoh penting di majapahit tadi Mila nanya saya. " Clara mengalihkan keadaan supaya Mila dan dirinya tidak di hukum.

Mila yang melihat Clara segera mengangguk "iya pak."

"Yasudah tapi sekarang perhatikan apa yang saya jelaskan. "

Clara dan Mila menghembuskan nafasnya lega, untung saja mereka tidak terkena hukuman.

Bel istirahat berbunyi pelajaran yang membuat kepala pusing itupun di hentikan. Siswa-siswi mulai berhamburan keluar.

Raja dan kedua temannya turun dari rooftop berjalan menuju kantin.  Raja tidak memperdulikan tatapan kagum dan pekikan yang lalu lalang di sekitarnya, sejak lama ia sudah terbiasa dengan perlakuan itu.

Ia dan kedua temannya duduk di bangku kantin yang memang tempat Raja jika ia di kantin, tidak ada yang berani duduk di tempat itu.

Siswi-siswi yang ada di kantin memekik pelan dan ada yang berbisik sambil melirik Raja,  ada juga yang menatapnya kagum dan ada juga yang memegang dadanya sambil mengelus-elus naik turun.

"Tuh tang liat cewek-cewek pada liatin gua itu, gua tau gua ganteng tapi gak gitu juga kali ya liatinnya, kan jadi enak. "

Santang menggeleng-gelengkan kepalanya" bukan lo bego yang diliatin tapi noh depan lo. "

Raja yang sedang asik memainkan ponselnya mendongak menatap Santang dan juga Kian.

"lo waktu pembagian ke gantengan serakah ya ja, lo ambil semua kaga disisain buat gua."Kian mendengus kesal.

Raja terkekeh "Apaa si lo"

"Eh itu bukannya pacar lo ja. Lagi diapain tuh sama cewek disebelahnya. Ko rame  bener yang nonton" Santang berbicara tanpa melihat ke arah Raja sorot matanya sedari tadi mengarah ke arah Clara.

Raja yang mendengar Santang pun menengok ke arah yang santang tunjukan. Tunggu cewek itu, yang kemarin ketemu dengannya dan Clara.  Nency. Cwe yang membuat Clara menangis seperti semalam.

Raja berjalan dengan langkah lebarnya menghampiri Clara, Santang dan Kian mengikutinya dari belakang.

"minggir" anak-anak yang menontoni pun menyingkir karna ucapan Raja.

Saat Raja sedikit lagi sampai ia melihat tangan Nency mengayun di udara Berancang-ancang untuk menampar Clara. Dengan sigap Raja mencengkram kuat lengan Nency.

"kalo lo sekali lagi berani lukain Clara. gua bakal pastiin lo dikeluarin dari sekolah dan buat lo gak bisa lagi di terima di setiap sekolah. Ngerti lo!!" sambil melepas tangan Nency yg ia cengkraman dengan kasar.

"bubar lo semua." Raja murka menatap siswa-siswi yang menontong tanpa bisa melerai. Anak-anak yang menonton pun akhirnya pergi mendengar ucapan Raja.

"Pergi lo. gua masi baik biarin lo untuk saat ini,  tapi kalo sekali lagi lo ngelakuin ini gua gak akan segan-segan buat hancurin pendidikan lo."

Nency berdecak dan pergi menghentak-hentakan langkahnya. Clara mendongak menatap Raja dia baru kali ini melihat Raja marah ternyata sangat menyeramkan. Raja yang khawatir dengan Clara menakup wajah Clara.

"lo gakpapa kan??  Gak ada yang luka kan?? "

Clara mengerjapkan matanya beberapa kali, oh ayolah dia tidak kenapa-napa. Kenapa cowok dihadapannya ini begitu panik.

"ng---gak ko. "

Raja menghembuskan nafasnya lega.
"syukurlah. Kalo sampe lo kenapa-napa gua gak bakal bisa maafin diri gua."

Kian dan Santang hanya menatap dua sejoli itu, lalu berjalan kembali ke tempat duduk yang tadi ia tinggalkan.

"hah hah hah" Mila menghembuskan nafasnya karna ia berlari menghampiri Clara dan Raja. "raa lo gak kenapa-napa kan, tadi gue denger anak-anak pada ngomingin lo dilabrak si jablay, apa bener? Lo dikatain apa sama dia?  Biar gue cekokin sianida tu orang. "

Clara dan Raja tertawa, begitu kejamnya cewek yang ada dihadapannya ini.

"ih ko ketawa si!. Gue kan khawatir. " Sambung Mila kesal.

"gue gak kenapa-napa ko Mil. "

"syukur deh jadi gak perlu tangan gue yang suci ini nyekokin mulut si jablay yang penuh dosa itu. "

Raja mengalihkan perhatiannya ketika di rasa benda pipih yang ada di saku celananya bergetar

Ayah: ayah pulang hari ini,  ada yang ayah ingin bicarakan. Pulang nanti langsung pulang.

Raja menghela napas membaca pesan singkat itu tanpa niat untuk membalasnya.

Kira-kira ayahnya Raja mau ngapain yaw
.
.
.
Dont forget to vote.


Raja Si Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang