Chapter 23

2.4K 140 3
                                        

"Mila udah". ucap Clara penuh penekanan.

Clara beralih menatap Nency yang wajahnya seolah ngajak ribut. Tatapan Clara tajam dan bisa dilihat sorot mata coklat Clara terlihat sangat dingin. Seolah mampu menusuk tubuh Nency hingga terbelah dua. Oke saya cukup lebay.

"kenapa?"

"Kenapa lo lakuin itu ke gue?  Apa yang bikin lo sebenci ini sama gue?." tanya Clara dingin kepada Nency.

Nency tersenyum sejenak "lo masih nanya salah lo apa? Karna lo. Lo udah rebut sahabat gue, pacar gue. Dan rebut perhatian anak-anak sekolah dari gue.!!"

"Maksud lo?"tanya Clara mengkerutkan keningnya bingung dengan ucapan Nency.

"haha, lo pura-pura lupa apa gimana!! Jelas-jelas lo dengan gampangnya rebut sahabat gue. Dea. Lo pasti ngehasut dia kan supaya dia jauhin gue, sampe-sampe waktu dia pindah sekolah dia cuman pamit sama lo tanpa pamit sama gue. Karna adanya lo Dea jadi berubah sama gue dia jadi lebih deket sama lo. Apa lo sadar itu. Nggak kan. Lo seharusnya gak masuk diantara gue sama Dea. Dan lo juga rebut Juna pacar gue, gue liat semuanya ra. Gue liat juna nyatain perasaannya sama lo. Balik dari situ dia mutusin gue gitu aja!!. Dan satu lagi."

Nency mengatur napasnya yang memburu, dadanya naik turun sedari tadi, matanyapun terlihat penuh tatapan kebencian. "gue benci sama lo, karna sejak adanya lo. Gue cuman dijadiin bantu loncatan cowok-cowok yang mau deket sama lo. Gue benci itu. Gue benci liat semua orang suka sama lo. Gue benci lo yang anak baru tapi langsung famous. Gue benci sama lo karna lo yang jadi primadona sekolah. Bukan gue?  Perhatian satu sekolah yang dulu tertuju pada gue, sekarang malah tertuju sama lo.  Gue benci itu. "

Clara diam mencerna ucapan Nency, yang begitu menyakiti hatinya. "kenapa lo gak bilang? , kenapa lo dulu bilang kalo lo mau jadi sahabat gue, setelah Dea pergi?. Dan kenapa dulu lo bersikap baik sama gue? "

"lo sadar ga si. itu semua hanya sandiwara,  sejujurnya gue deketin lo buat dapetin perhatian lagi dari anak-anak yang lo rebut. Lebih tepatnya gue cuman manfaatin lo. Gue sebenarnya muak sama lo. Gue muak sama lo yang sok baik. " balas Nency dengan suara pelan namun menusuk.

Tes

Tak terasa cairan bening yang sedari Clara bendung menerobos untuk keluar, tangisnya tidak bisa ia tahan. Ketika mendengar pengakuan Nency sosok yang dulu menjadi sahabatnya. Terbayang dulu Nency yang selalu menemaninya kemanapun ketika Dea pergi meninggalkan mereka untuk penyembuhan kanker darah yang ia alami. Nency sangat baik saat itu.

"lo harus tau, Dea sama sekali gak pernah jauhin lo. Apa lo sadar sama sikap lo dulu. Setiap Dea dan gue samperin lo. Lo masih inget lo bilang apa?  Lo bilang 'gua gak butuh sahabat macem lo Dea.' dari situ dea mulai gak enak sama lo. Dia selalu berusaha deketin lo tapi dia terlalu takut responnya bakal begitu lagi! Sampe dia pindah, dia nyari lo, disekolah lo gak ketemu, di rumah lo juga gak ada, dan dia bilang apa sama gue. 'tolong jadi sahabat Nency ketika gue ga ada. Dia sahabat yang paling baik ra."

" dan gue gak pernah nerima ataupun mau sama pacar lo cy. Gua tau lo sahabat gue dan gak mungkin gue tega nerima Juna gitu aja. Gue juga sama sekali gak ada perasaan sama juna. Gue tolak dia. Gue sama sekali gak nerima dia." jujur Clara.

"gue gak minta penjelasan lo wahai PEM---BU---NUH!!! lo pasti ngarang cerita kan." ucap Nency penuh dengan kebencian.

"Siapa bilang Clara pembunuh, emang lo pernah liat orang yang dipukul Clara udah mati?" Erick membuka suaranya setelah sekian lama mendengarkan perdebatan antara Clara dan juga Nency. "orang yang disebut pembunuh, korbannya sudah dipastikan meninggal. Dan sampai sekarang gue masih sehat-sehat aja tuh. Jadi Clara bukan pembunuh seperti yang lo tuduh! "

Suasana Kantin yang tadinya hening karna  mendengarkan perdebatan antara Clara dan juga Nency menjadi ramai karna ucapan Erick tadi.

Maksud lo? Tanya Nency mengkerutkan dahinya.

Begitupun Clara dan Mila mereka berdua malah bertatapan. mereka tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Erick barusan.

"Gua. Gua orang yang dipukul Clara sampai koma."

Mata Clara dan Mila membelalak begitupun dengan raut wajah Nency. Mereka semua dibuat terkejut dengan pengakuan Erick.
"dan gua gak mati. Inget!! GAK-- MATI. jadi jangan nuduh Clara kalo dia pembunuh. Yang harusnya dikatakan pembunuh itu lo. Lo sama saja  merencanakan pembunuhan. Lo udah tau temen lo ketakutan di dalam gudang yang lo kunci. Tapi lo malah ngebiarin dia dikunci di dalam sana. Dan membiarkan dia mati ketakutan disana. "

jadi cowok yang di pukul Clara Erick. Dan dia masih hidup.

"Untung Clara baik sama lo, dia di introgasi tapi gak bilang kalo lo yang udah ngunciin dia di dalam gudang" Celetuk Mila.

Nency yang malu karna banyak orang di kantin berbisik tentang dirinya pun, melengos pergi meninggalkan kantin yang dipenuhi kerumunan orang yang sedari tadi melihat pertengakaran mereka. Nency menundukan wajahnya dan berjalan secepat kilat.

"Dasar cemen, beraninya ngejudge giliran di balikin lari. Dasar keset welcome. " umpat Mila sambil meneriaki umpatan-umpatan untuk Nency yang sudah menjauh.

Clara menatap Erick lekat, Clara ingin Erick menjelaskan apa yang Erick ucapkan tadi secara lengkap. Ia masih di buat bingung oleh Erick.

"jelaskan. " pinta Clara.

"raa, maaf gua baru bisa bilang sekarang. Awalnya gua gak tau kalo lo yang pukul gua pake balok kayu di gudang itu. Sejujurnya gua benci sama cewek yang mukul gua itu. Gua koma selama setengah tahun dan gua harus home schooling selama ini. Dan waktu itu gua gak sengaja denger obrolan lo di kelas sama Mila"

"Mungkin dulu wajar lo takut sama gua. Karna liat gua yang tutupin muka gua pake masker item. Disitu gua lagi flu dan gua alergi debu. Gua waktu itu disuruh sama pak dedi untuk ambil peta dan saat gua balik badan gua gak tau kalo disitu ada lo.  Gua deketin lo waktu itu cuma mau ngusir laba-laba yang ada di belakang lo. Tapi apa daya gua malah dihadiahi pukulan dari lo. Gua gak ada maksud jahat ko sama lo ra."

Clara terdiam seribu bahasa, semua rasa penyesalan, senang karna korban yang ia pukul tidak meregang nyawa. Tercampur aduk. Sekarang ini ia hanya tertunduk menyesali perbuatannya di masalalu. Ia sangat-sangat bodoh saat itu, mengapa ia main pukul-pukul saja. Tanpa tau maksud baik orang itu. Clara merutuki dirinya sendiri.

Mila yang sedari tadi menjadi pendengar yang baik hanya melongo mendengar penjelasan Erick. Ternyata dunia sempit sekali ucap Mila bergumam pelan.
"Lo gak salah ko ra, jangan nyalahin diri lo. Lo udah terpuruk cukup lama. Luka lo yang lama belum sepenuhnya sembuh. Penderitaan lo sudah cukup untuk saat ini. Lo harus buka lembaran baru. Lo harus jadi Clara yang ceria. Jangan pernah sedih lagi. Karna gua ga bisa liat lo sedih." ucap Erick.

Mata Clara berkaca-kaca, ia menahan air matanya supaya tidak terjatuh untuk ke dua kalinya. Sungguh orang yang berada di hadapannya ini baik hati sekali. Ia secara tidak langsung memaafkan perbuatan Clara di masalalu. Jika orang lain pasti ia akan memarahinya dan menuntut dirinya agar dimasukan kedalam penjara.

"Kalo lo mau nangis,Nangis aja.
Kadang menangis bukan solusi tapi dengan menangis dapat menjadi obat penenang. Dan gua bakal jadi obat penenang buat lo ra. " ucap Erick sebari mengusap lembut puncak rambut Clara.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hai gaes jangan lupa vote dan komen yaw. Maaf bila ada salah penulisan hehe.

 Maaf bila ada salah penulisan hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam manis dari akang Erick

Raja Si Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang