Chapter 24

2.6K 123 0
                                    

Semua yang mengganjal hati Clara seolah lenyap. Ia tidak merasakan rasa bersalah, ketakutan. Dan pandangan orang-orang sudah mulai seperti semula kepadanya. Tidak ada lagi pandangan sinis dan tajam.
Seperti sekarang dua orang sahabat yang ia rindukan menghampiri dirinya dan Mila.

"Clara, Milaa. Ca...ca mau minta maaf sama kelakuan Caca yang lebih mentingin ego Caca dari pada perasaan Clara. Caca nyesel udah kemakan omongan Nency." mohon Caca dengan suara gugup dan wajah memelas.

Sila mendongakan kepalanya yang ia tundukan tadi. Ia menatap Clara dan Mila memelas.
"iyaa Ra, Mil. Gue juga minta maaf karna ego gue yang terlalu tinggi tanpa mikirin perasaan lo ra. Gue nyesel. Kita berdua nyesel. Gue bener-bener brengsek banget jadi teman ya ra, mil. Lo berdua boleh benci gue ko. Emang gue sahabat yang breng.... "

"Tuh lo tau."balas Mila jutek.

"Maaf" Sila dan Caca mengucapakan kata itu secara bersamaan dan menundukan kepalanya kembali.

Grep

Sebuah pelukan terasa di tubuh Sila dan Caca. Mereka berdua langsung mendongakan kepalanya. Mata keduanya membulat melihat siapa yang memeluk mereka berdua. Clara dan juga Mila. Kedua orang itu tampak memamerkan senyumnya ke arah Sila dan Caca.

"Gue maafin Ca, Sil" ucap Clara sambil menyunggingkan senyumannya.

Hiks

Sila dan Caca tidak kuat menahan bendungan air mata yang ingin menerobos keluar. Air mata keduanya tidak henti-hentinya membanjiri pipi mereka. Mereka sangat senang dan sangat sangat terharu dengan apa yang dilakukan Clara dan Mila. Jika sahabat lainnya mungkin tidak akan melakukan hal ini. Pasalnya Caca dan Sila secara tidak langsung sama saja seperti menghianati persahabatan mereka. Dan sungguh baiknya hati mereka berdua mau memaafkan caca dan Sila.

Mila melepaskan pelukannya begitupun dengan Clara. "awas ya lo kalo kemakan omongan orang lagi. Gue gak bakal segan-segan untuk lempar lo ke kandang macan." tatap Mila mengintimidasi Caca dan Sila.

"i..iyaa Milaa maaf. " ucap Sila dan Caca bebarengan.

"Sejak kapan Mila jadi serem kayak gini ya. " tanya Caca dengan wajah polosnya.

"Sejak lucinta luna punya batang kembali. " balas Mila ketus.

"Batang?" Caca mengernyitkan dahinya bingung. "maksud Mila batang pohon. Ohh jadi lucinta luna suka ngoleksi batang pohon ya. " Sambung Caca lagi-lagi dengan wajah polos tanpa dosa.

Mila hanya geleng-geleng kepala ternyata sahabat yang satunya ini benar-benar polos atau sebenarnya bego sih. Clara dan Sila hanya tertawa pelan mendengar celotehan Caca.

"Tau ah, otak lo isinya apaan aja si kotorin dikit napa Ca." balas Mila sambil menoyor kepala Caca pelan.

"Sila mau pelukan lagi, masi angenn. " ucap Sila dengan suara yang dibuat-buat seperti anak kecil.

"Astaga gara-gara temenan sama Nency otak lo jadi gesrek semua gini ya, prihatin gue." balas Mila sambil mengusap-usap pelipisnya bak orang sedang pusing.

Tak bisa dipungkiri Clara dan Mila memang rindu akan kehadiran dua makhluk ini. Clara dan Mila pun merentangkan kedua tangannya, Caca dan Sila langsung memeluk Clara dan Mila. Mereka semua terlihat seperti teletabis yang saling berpelukan. Mereka mengeratkan pelukannya. Melepaskan kerinduan yang selama ini mereka pendam. Lalu Saling tersenyum sedetik kemudian tertawa bak orang gila. Dasar persahabatan yang aneh.

****

"Rajaa"

teriak seorang gadis kepada Raja yang tak kunjung menoleh saat ia panggil. Malah lelaki itu mencepatkan langkah kakinya.
Mau tak mau gadis itu berlari menghampiri Raja yang sedang menuju parkiran mobil.

Raja Si Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang