Chapter 22

2.5K 135 1
                                    

"Ra lo istirahat disini dulu ya. Gua temenin lo ko. " ucap Erick seraya mengelus puncak rambut Clara lembut.

Clara sudah ada di uks dengan bantuan Erick yang menggendongnya karna kaki Clara begitu lemas untuk berjalan. Ia merebahkan dirinya diatas ranjang uks. ia sedang menenangkan dirinya karna kejadian tadi pagi yg tidak terduga-duga.

Siapa yang tega menaruh ikan di lokernya, ia fobia dengan ikan sedari ia kecil. Clara berpikir yang tau ia fobia terhadap ikan adalah keluarganya tentunya, Mila, Sila dan Caca. Hanya mereka yang tau. Tapi Clara percaya tidak mungkin sahabatnya melakukan itu. Tunggu. Clara ingat satu orang yang tau ia fobia ikan selain mereka.

Nency.

Orang itu. Pasti dia yang menaruh ikan itu. dulu waktu ia masih menjadi sahabatnya Clara menceritakan semuanya tentang fobia-fobianya. Tapi kenapa? Kenapa ia begitu membenci Clara. Walaupun Clara juga membenci Nency tapi ia tidak pernah melakukan hal konyol seperti ini. Ia mencoba memaafkan Nency karna perlakuan yang dulu ia lakukan kepadanya. Tapi kenapa balasannya seperti ini?. Pikir Clara yang bergelut dalam lamunannya.

"Raa" suara Erick membuyarkan lamunan Clara, tatapan Clara begitu kosong, Erick yang melihat itu pun merasa iba. "kejadian hari ini gak usah lo pikirin ya, ada orang yang sirik sama lo. Mangkanya dia ngelakuin hal ini ke lo. Tetep jadi Clara yang tegar.  Gua tau ko lo cewek kuat ra. " diakhir kata Erick memberikan senyumannya lalu ia mengangkat tangannya di udara dan mengepalkannya seolah memberi kekuatan bagi Clara "semangat. "

Clara tersenyum mendengar wejangan Erick yang sedikit menenangkan hatinya. Erick mengelus-elus rambut Clara penuh sayang.

"BRAAKKK"

Suara pintu uks yang tadinya tertutup, lalu terbuka keras. Clara dan Erick terlonjat kaget mendengar pintu yang agak sedikit terbanting.

"Raja." panggil Clara lemah.

Raja menatap Clara lalu berpindah pandangan ke Erick lalu turun ke tangan Erick yang masih di puncak kepala Clara.
Rahang Raja mengeras, ia benar-benar kesal miliknya disentuh oleh pria itu.

Argggh kalau ia tak diancam Ayahnya untuk berkelahi mungkin ia akan menghajarnya. Dan juga ia ingat dengan ucapan semalam yang tidak pantas untuk diucapkan. Menjadikan Clara permainan kalah TOD. Pasti ucapan semalam sangat menyakitkan untuk gadis Itu. Gara-gara Cewek licik itu yang membuat semua ini menjadi rumit. Sialan.

Raja membalikan badannya ingin pergi dari tempat yang membuat hatinya terasa terbakar, tapi langkah Raja terhenti mendengar panggilan lemah dari perempuan yang sangat ia sayangi.

"Raja, ngapain kesini? "

"Bukan urusan lo." jawab Raja sinis. Ah ia meruntuki dirinya kenapa ia berbicara dengan nada seperti itu. Bagaimana dengan perjuangan ia selama ini mendekati Clara. Es batu yang sudah sedikit mencair akan kembali membeku sempurna. Ah sia-sia jika begitu.

Lalu dengan langkah lebarnya Raja berjalan meninggalkan ruangan itu. Ia berjalan ke rooftop salah satu tempat favoritenya selain taman belakang.

Raja membaringkan tubuhnya diatas sofa yang sudah tidak terpakai, tangan satunya ia gunakan untuk menganjal kepalanya dan tangan satunya ia gunakan untuk menutupi wajahnya karna cuaca di sana rumayan terik.

Belum sekitar 10 menitan ia berbaring, ia di kejutkan dengan pekikan dua cecurut yang langsung menghancurkan moodnya.

"Woy, dicariin kemana-mana tau nya disini. Tau ga lu bu astuti tadi mukanya merah bener nahan kesel karna lo nyelonong bae kaga pamit mau keluar." ucap Kian sebari menepuk kaki Raja yang tertekuk.
"Lagian lo sendiri ngapain ngasi tau gua kalo Clara di uks, mood gua hari ini yang udah ancur makin ancur tau ga. " balas Raja sambil memicingkan mata tajamnya ke arah Kian.

Raja Si Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang