Chapter 35

994 58 18
                                        

Clara membolak-balikan tiap lembar buku pelajaran yang ada di meja belajarnya, wajar saja jika ia sibuk belajar karna mulai besok ia akan menghadapi pertempuran dengan berbagai ulangan.

ya kelas 12 ini adalah hari-hari yang sibuk untuk para murid, untungnya UN sudah di tiadakan. jadi beban yang mereka punya sudah berkurang.

Clara menutup bukunya dengan lesu, ia melirik jam yang berada di nakasnya, sudah pukul 12 malam dan ia baru selesai belajar.

sebenarnya ia tidak perlu keras untuk belajar karna Clara merupakan murid yang pintar untuk bisa menjawab ulangan dengan baik dan benar. ia hanya tidak ingin memikirkan Raja setiap hari, karna itu ia menyibukan diri dengan terus belajar.

Clara bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ranjangnya. ia merebahkan diri sesekali menghembuskan nafas lelah. ia melihat boneka hiu berwarna baby blue dan mengambilnya.

"dasar jahat, katanya lo hiu yang gak akan ngelepasin mangsanya dengan mudah, tapi apa yang sekarang lo lakuin. lo ngelepasin gue ja .." monolog Clara dengan air mata yang tak terasa sudah terjun bebas membasahi pipi putihnya.

ia memukul-mukul boneka hiu pemberian Raja, ia kesal, rindu, juga merasa bersalah. sampai detik ini pun Raja tidak bisa dihubungi. sekeras apapun usaha Clara, Raja tidak pernah menampakan batang hidungnya sedikitpun pada Clara.

"sekarang gue harus gimana ja? setiap hari gue kangen sama lo.. setiap hari gue selalu kepikiran lo .. tolong kasih tau gue, gue harus gimana ..hiks ..hiks" isak Clara seraya mendekap boneka hiu dengan erat. dan tak terasa Clara pun tertidur dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

*******

jam istirahat Clara dan teman-temannya memutuskan untuk tetap dikelas. karena hari ini hari terakhir ulangan mereka. mereka memutuskan untuk belajar, tetapi bukannya belajar mereka malah membahas hal yang lain.

entah itu Sila yang mengajak gibah atau Caca yang curhat bahwa kucingnya selalu meminum air ikan cupang milik adiknya.

"bentar lagi kita lulus nih, kalian mau ngambil jurusan apa?" celetuk Sila seraya menutup bukunya.

"hmm .. kalo Caca sih kayaknya mau jurusan makeup artis dehh" jawab Caca.

"gue hukum" ucap Mila seraya merapihkan buku di mejanya.

"kalo lo ra??" tanya Sila kepo.

"hmm.. gue belum tau. lo sendiri Sil?" tanya balik Clara.

entahlah Clara belum tau apa yang harus dia ambil, ia sedikit iri kepada teman-temannya yang sudah menentukan jurusan keinginannya.

"gue mau jadi desainer, ntar kalo kalian nikah biar gue yang bikin dress nya hahaha" ucap Sila senang.

menurut Clara, Caca sangat cocok dengan jurusan makeup artis karena pasion Caca di dunia permakeup an. sedangkan Sila memang selalu fashionable jadi pasti cocok untuk jadi desainer, Mila sendiri memang cocok jurusan hukum karena ia memang anak yang pintar.

sedangkan Clara, ia tidak tau pasion dia apa. Clara sangat iri pada teman-temannya.

"wahh kalo gitu ntar Caca yang bakal makeupin" sambung Caca ikut senang membayangkannya.

*********

Setelah pulang sekolah Clara duduk diatas sofa kulit berwarna coklat tua, menatap kedua orangtua nya dengan bingung.

Tidak tau mengapa hari ini wajah kedua orangtua yang duduk di depannya ini tampak serius. Clara jadi gugup memikirkan apa yang akan diucapkan oleh kedua orangtuanya.

"Kenapa ma?" Tanya Clara bingung karna dipanggil tiba-tiba.

Clara meneguk salivanya kasar melihat kedua orangtua nya memasang wajah sangat serius.

"Jadi karna kamu sebentar lagi lulus SMA, kam-- "

"Aku gak mau!! " selak Clara dengan cepat.

Mama Clara yang tersentak karna Clara memotong ucapannya sebelum ia selesai berbicara. "Apa maksud kamu? Mama belum selesai bicara."

Clara menarik nafas gugup "a-aku gak mau nikah, aku masih mau kuliah."

"Hahahah"

Clara bingung melihat kedua orangtuanya tertawa terbahak-bahak setelah mendengar jawabanya. Bukankah kedua orangtuanya akan menjodohkannya. setelah melihat wajah kedua orangtuanya yang serius Clara bisa menyimpulkan itu. Tapi apa-apan dengan reaksi orangtuanya saat ini.

"Pfftt ... Kami bukan mau bahas itu sayang." Ucap Papa Clara seraya menghapus air di sudut matanya.

"Jadi Mama sama Papa mau ngasih tau ke kamu.. kalo kamu bakal ... Emmm.."

"Kamu bakal punya adik baru.." celetuk Papa Clara.

Clara membeku, "a-adik baru" ulang Clara.

"Iya sebenarnya mama mau ngasih tau kamu dari kemarin tapi mama takut diumur kamu yang sekarang, kamu bakal gak suka kalo mama--"

"Mahh aku sukaa, jadi jangan khawatir. Aku seneng malah."  Clara memeluk Mamanya dengan erat. "Aku bakal jadi kaka yang baik." Ucapnya lagi.

Setelah percakapan itu Clara memasuki kamarnya dan berbaring diranjang tanpa mengganti pakaiannya.

Tak terasa besok ia sudah lulus, dan akan menjadi seorang mahasiswa. Ia pasti akan rindu dengan sekolah, banyak kenangan ia dengan Raja disana.

Clara menyentuh liontin dari kalung yang ia pakai. Sebuah cincin dari Raja. "Cihh gue bakal lupain lo.." Clara membuka kalungnya dan meletakannya dikotak kecil.

Benarr. Clara harus Move-on dan menghapus Raja dari ingatannya walaupun tidak mudah. Clara yakin Raja juga tidak akan memikirkannya.

Sedangkan di sebuah kamar Papa dan Mama Clara tampak sedang mengobrol dengan serius.

"Pah jadi gimana?, Clara udah nolak sebelum kita kasih tau." Tanya Mama Clara dipelukan sang Suami.

"Yah mau gimana lagi, kita harus menjodohkan Clara. Mama tau kan janji kita sama temen papa saat Clara dirumah sakit."


Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Raja Si Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang