Chapter 29

2.5K 113 0
                                        

Semilir angin malam menusuk kulit Clara.

Dingin.

Itu yang Clara rasakan sekarang.
Ia mulai membuka matanya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang akan masuk dipengelihatannya. Ia menundukan kepalanya dan
Betapa terkejutnya ia melihat dirinya yang diikat di bawah pohon.

Saat ia mendongakan kepalanya. Clara terkejut untuk kedua kalinya. Karna di depannya terdapat danau.

Kalian tau Clara trauma melihat danau. Ia tidak tau mengapa ia bisa trauma.

Clara ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat saking ia ketakutan melihat danau. Matanya mulai mengeluarkan cairan bening yang siap membasahi pipi mulusnya.

"Kenapa? takut?." tanya seorang Cowok dari belakang Clara.

Cowok itu berjalan mendekati Clara dan berhenti di hadapan Clara. Lalu berjongkok untuk mensejajarkan wajahnya dengan Clara.

Cowok itu tersenyum menyeringai.

Clara tidak tau menau siapa cowok ini. Kenapa ia di bawa ke sini. Clara ingin melarikan diri tapi tubuhnya diikat. Clara tidak tau harus bagaimana sekarang. Jika ia teriak, itu akan percuma karna tempat ini sepi dan tampak seperti hutan.

Pohon-pohon rindang menjulang ke atas, suara jangkrik lah yang terdengar disana. membuat hawa disekitar makin mencekam. Dan tak lupa juga di belakang ada sebuah rumah tua yang sudahh tidak berpenghuni. Siapa saja yang melihat pasti tidak akan berani untuk kesana. Karna pasti mereka beranggapan rumah itu angker. Jadi tidak mungkin manusia mau uji nyali disana.

Satu nama yang terlintas di fikiran Clara.  Raja. Ya nama ituu yang sedang berputar-putar di kepalanya. Clara butuh Raja sekarang.

Drrttt...drrrttt

Suara ponsel Clara yang berada di dalam tas. Membuat Cowok itu menoleh kedalam tas Clara yang ada disamping Clara. Lalu dengan cepat Cowok itu mengambil ponsel Clara yang bergetar. Karna ada panggilan masuk dari seseorang.

"Rajaa" Sebut Cowok itu setelah membaca nama penelpon. Lalu ia menatap Clara dan tersenyum menyeringai.

Clara ketakutan dengan senyuman cowok itu seperti psikopat dan lagi matanya sangat menyeramkan. Mata hitam legam yang bisa menusuk siapa saja ketika menatap cowok itu.

Cowok itu mengangkat panggilan Raja. Lalu menekan tanda pengeras suara di benda pipih itu.
"Hallo Clara. Lo dimana?. Gua mau minta maaf. Gua bener-bener nyesel ra. Lo dirumah? Gua kesana ya." ucap Raja disebrang sana.

Clara meneteskan air mata lagi. "Rajaa" lirih Clara.

"Raa lo kenapa?  Lo nangis?  Lo dimana?  Siapa yang bikin lo nangis?" tanya Raja panik setengah mati.

Clara terisak.
"Guee di cul..

Tut..

Panggilan telpon dimatikan secara sepihak oleh cowok itu.

lik"

Cowok itu tersenyum. Senyuman yang tampak menyeramkan di mata Clara. Dimatanya terlihat mempunyai dendam yang mendalam. Clara takut di buatnya.

Clara memberanikan diri untuk membuka suaranya. "lo siapa?. "
Tanya Clara dengan suara bergetar tak lupa juga air matanya sudah membasahi pipi putihnya.

"gua Chiko Kaka dari orang yang lo bunuh. " jawab cowok itu tajam. Tidak ada lagi senyum menyeringai. Wajahnya datar ia menatap Clara dengan penuh dendam.

"Maksud lo? " tanya Clara.

Apalagi ini. Kenapa ia selalu di bilang pembunuh. Kenapa selalu saja begini. Kapan hidupnya bisa tenang. Clara bingung. Disaat masalahnya sudah beres dengan Erick. Timbul masalah baru yang sama sekali Clara tidak tau.

Raja Si Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang