Chapter 27

2.6K 152 1
                                    

Heiho jangan lupa vote dan komen jangan sider dong gak enak tau. Huhuhu :(
.
.
.
Aku ngetik ini malem-malem loh setidaknya kasih aku jejak di bawah ini kalo kalian udah baca dengan cara komen story aku. Itung-itung membuat senang seseorang kan rumayan kalian dapet pahala.
.
.
.
Oke deh selamat membaca.

================

Clara terdiam sehabis membaca Pesan yang dulu Raja kirim untuknya. Tatapannya tak lepas dari ponsel. Terdengar gumaman kecil yang hanya bisa di dengar olehnya "doa lo terkabul ja. Selamat. "

Clara mengerjap-ngejapkan matanya beberapa kali, ponselnya ia lempar asal di ranjangnya. Tangan Clara mulai mengusap wajahnya gusar. "ngomong apa sih tadi gue. "

Clara bangun dari ranjang lalu ia menyambar handuk yang digantung di belakang pintu. Ia hendak membersihkan diri lalu turun ke ruang makan untuk mengisi perutnya.

Setelah ia sudah selesai makan, Clara berjalan untuk kembali ke kamar. Ia memikirkan baju apa yang akan ia kenakan di pesta ulang tahun Erick.

Ia membuka lemarinya memilah-milah baju yang cocok untuk ia pakai dari dres panjang, dres selutut, dres tanpa lengan. Ia terus mengobrak-abrik apa yang ada di dalam lemari.

Clara tersenyum bangga.
Akhirnya ia menemukan dres yang cocok untuk ia gunakan besok.

Ah ya, ia hampir lupa ia belum membeli kado untuk Erick. Yah mungkin besok sepulang sekolah ia akan mencari kado untuk Erick. Untung saja pesta ulang tahun Erick dimulai pukul tujuh malam. Jadi sepulang sekolah ia masih sempat untuk membelikan Erick kado.

Clara merapihkan kembali baju-baju yang ia acak-acak sedari tadi. Lalu bergegas naik di atas ranjang untuk menemui alam mimpi.

                          ****

Benar saja sepulang sekolah Clara dan juga ke tiga temannya tampak berkeliling Mall untuk mencari kado untuk Erick. Yah, teman sekelas juga Erick undang. Jadi sudah dipastikan bahwa rumah Erick akan ramai dengan kedatangan teman-teman sekelasnya dan teman-teman model bahkan artis yang juga dekat dengan Erick.

"Ngado apa ya bingung gue. " raut muka Sila terlihat lesu begitupun Caca dan Mila. Karna sedari tadi ia hanya berkeliling melihat-lihat barang dari toko ini ke toko itu. Tapi tetap tidak ada satu pun barang yang mereka beli.

Caca juga bingung. Mau dibeliin jam tapi Erick udah punya bahkan harganya lebih mahal. Sepatu. Apa lagi. Caca menghembuskan nafasnya gusar. "hah."

"Bener juga Erick udah punya segalanya. Jadi makin bingung mau beli kado apa. " ujar Mila menatap ke tiga sahabatnya.

Clara terdiam. Benar juga dengan ucapan sahabat-sahabatnya. Bahwa Erick sudah memiliki segalanya. "hah" Clara membuang nafasnya. Mencoba berfikir apa yang harus ia beli. Setidaknya ia harus membawa kado untuk Erick.

"guys. Gue boleh liat-liat kesana gak? " tanya Clara meminta ijin kepada ke tiga sahabatnya yang sedang menengok kanan kiri seolah mencari barang yang menarik dari kejauhan.

"Oke. Ntar ketemu di new food aja ya. Sekalian makan. " balas Mila.

Clara mengangguk, ia berjalan menjauh dari ketiga sahabatnya. Ia melihat-lihat toko baju yang ada di samping kanannya. Merasa tidak ada yang srek Clara keluar dari toko baju dan berjalan lurus ke depan.

Matanya ia arahkan ke kanan dan ke kiri. Tepat di depan sebelah kiri ia melihat toko yang menjual pernak-pernik sampai barang lengkap untuk sekolah.
Ia berjalan dan memasuki toko itu. Matanya tertuju pada bolpoin yang diatasnya terdapat cartoon minion. Sangat lucu. Ia jadi ingat Erick pernah bilang ia menyukai makhluk kecil berwarna kuning itu. Sama seperti dirinya yang menyukai Cartoon minion.

Raja Si Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang