"ya Allah tolonglah, hapuskan dia dalam hatiku, hilangkan dia dalam fikiranku. Aku coba terus menerus melupakan cinta ini tetapi setiap kali aku menepisnya, semakin aku susah untuk selalu Istiqomah dalam penghijrahanku, bantu aku ya Rabb. Aamiin Allahumma aamiin" usapan kedua tanganku di wajah mengakhiri doaku. Aku perlahan membuka Al Quran dan mulai membacanya dengan khusuk
Selesai beribadah subuh ini aku mengecek keadaan Dinara yang sedang sakit demam sejak malam tadi
"Gimana umi? Nara udah mendingan?"
"Belum, seperti yang kamu lihat adikmu masih terlihat pucat dan demamnya semakin tinggi" ucap umi sambil terus mengompres dahi Nara
"Umi?"
"Hmm?" Mendongkakan kepalanya
"Apa ayah udah tahu keadaan Nara?
"Udah. Tadi umi sudah telpon ayahmu. Ayah bakalan pulang hari ini, kira kira agak siangan"
"Alhamdulillah kalo ayah pulang hari ini" mengeluarkan nafas lega "tapi umi, gak sebaiknya Nara dibawa ke rumah sakit aja, kan demamnya semakin tinggi. Nia khawatir ada sesuatu yang serius"
"Kamu ada benarnya, baiklah umi akan bawa adikmu sekarang ke rumah sakit. Tapi kamu jangan ikut ya kamu kan sekolah"
"Tapi umi..."
"Sudahlah nanti umi kabari kamu, lagian kan umi dianterin pak parto, terus siang nanti ayah pulang. Kamu sama mahar berangkat sekolah aja ya"
"Iya umi, jangan lupa kabari aku sama mahar ya umi"
"In syaa Allah sayang, kan sekarang siap siap pergi kesekolah tapi kamu berangkat nya naik taxi aja ya"
"Iya umi" aku bersiap-siap untuk pergi sekolah
Kulihat mahar tengah sibuk mencari sepatu nya
"Nyari sepatu ya?"
"Iya kak, kakak lihat nggak?"
"Tuh ada di dekat pintu dapur" aku sembari menunjuk tempat sepatu itu berada
"Makasih kak"
Mahar mulai memakai sepatu dan bertanya "kak, kok gak keliatan umi ya. Umi kemana kak? Apa umi gak masak? Nara juga gak keliatan biasanya pagi hari dia suka bawel""Umi, sama pak parto lagi nganterin Nara ke RS"
"Hah?!!! Nara sakit apa kak? Kok aku gak tahu"
"Kakak juga gak tahu, semalem Nara demam tinggi, kamu mungkin udah tidur. Sampai pagi pun demamnya makin tinggi gak turun turun. Tapi kamu tenang aja nanti umi kabari kita kok ayah juga nanti siang pulang. Jadi kita sekolah aja ya. Doakan yang terbaik untuk Nara"
"Iya kak, semoga hanya demam biasa aamiin"
"Kita berangkat naik taxi aja ya, gapapa kan?" Tanyaku
"Iya kak gapapa, ayok"
•••
Aku melihat kak Biyan sedang berbincang bincang dengan seorang perempuan di depan sekre OSIS, perempuan itu memanggil nya dengan sebutan kakak. "Ya mungkin itu adik kelas" gumamku. Ku lihat dari kejauhan
"Tapi siapa dia? Kenapa terlihat sangat akrab" aku berdecih kesalKelihatannya mereka berdua berbicara tidak terlalu serius sesekali mereka bercanda lalu tertawa "kenapa hanya berduaan? Apa kak Biyan tidak tahu apa, kalau berduaan itu dilarang!" Kekesalan berkecamuk di dadaku. Aku berjalan melewati mereka sambil di hati ingin teriak marah tapi siapa aku?. "Permisi kak" ucapku

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tak Seharusnya
SpirituellesCinta itu fitrah dan di dalam Islam diperbolehkan perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu, dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengo...