Kau salah, cinta itu tidak seharusnya di umbar, apalagi kau mengajaknya bukan untuk menghalalkan
Kita sama-sama saling tersakiti, maka dari itu
Aku tidak ingin menyakitimu lebih lanjut.-Hanania Nafisha-
🌷🌷🌷
Dua hari yang lalu aku menerima raport, dan alhamdulillah rangking satu masih bisa ku pertahankan sejak dari SMP dulu. Ayah selalu berjanji jika anak-anaknya berprestasi ayah akan menuruti keinginannya yang ia mau. Seperti tahun kemarin aku meminta sebuah handphone yang aku mau, dan ayah membelikannya. Setiap tahun aku selalu minta yang kadang mengarahkanku kepada kemadharatan, tapi untuk sekarang aku sadar apalah arti sebuah barang mewah kalau semua barang itu menjauhkan kita dari Allah. Saat kemarin ayah tanya 'mau hadiah apa tahun ini?' aku menjawab, Nia hanya ingin mempunyai banyak waktu bersama ayah dan keluarga kecil kita. Jawaban dariku berhasil membuat ayah berlinang air mata, bahkan beliau meminta maaf dan berjanji tidak akan terlalu sibuk mengurusi urusan pekerjaannya. Nah disitulah aku sangat bahagia, ternyata kebahagiaan tidak bisa dibeli oleh harta dan barang-barang mewah tetapi dengan keharmonisan sebuah keluarga yang selalu berharap akan ridho-Nya.
Dan Hari ini tiba waktunya liburan, seperti yang dijanjikan ayah Minggu lalu bahwa kami akan berlibur ke Jepang yang sekarang sedang musim dingin. Entah sedingin apa?, Yang jelas aku tidak akan kepanasan seperti di Jakarta. Ya mungkin disana perlu memakai berlapis-lapis baju agar terasa hangat.
Kebahagiaan semakin erat aku rasakan, karunia dan nikmat yang diberikan Allah sungguh luar biasa. Tak henti aku selalu bersyukur atas nikmat-Nya. Hingga aku terlupa kalau mulai hari ini aku akan berlibur bersama orang yang aku cintai. Seketika aku duduk termenung kembali diatas kasur yang menghadap kearah jendela. Aku tersenyum kecut kala khayalanku mulai berdrama. Memikirkan ketika disana, mungkinkah hanya akan saling diam tanpa suara antara aku dengannya? Ahh entahlah, aku nikmati saja masa-masa liburanku disana.
"Nia semuanya udah siap, kamu udah siap nak?" Tanya wanita paruh baya yang sangat aku cintai.
Aku menengok kerahnya dan tersenyum "iya umi Nia sudah siap dari tadi." Aku segera beranjak dan segera membawa koper beserta barang bawaanku. Mengikuti umi turun kebawah. Kulihat di bawah sudah ada keluarga Tante Leni. Jantungku berdegup kencang tanganku dingin, salah tingkah segala aku rasakan. Entah aku harus bersikap bagaimana.
"Semua sudah siap kan?" Tanya ayah memasuki ruang tamu tempat kami semua berkumpul.
"Pesawat berangkat pukul 06.45. ini sudah jam 05.45, ayo semua barang masukin ke mobil barang. Dan umi ayah, Tante Leni, Syifa, dan Nara di mobil ayah sama pak parto ya. Nah Nia, mahar, Alwi dan Abyan di mobil yang ayah sewa. Ayo semua segera bereskan barangnya." Jelas ayah mengecewakan, aku tak mau satu mobil dengan kak Biyan dan kak Alwi walaupun disitu ada mahar tetap saja suasananya beda."Ta-tapi ayah, Nia mending ikut sama mobil ayah aja ya."
"Nggak bisa, kamu harus ngalah sama Nara dan Syifa yang butuh ibunya."
"Tapi yah.." omonganku terhenti ketika ayah memburu-buru untuk kami segera pergi ke mobil dan aku pun terpaksa harus satu mobil bersama mereka.
"Hana kamu mau di tengah atau di belakang?"
"Nia mending di Depan aja kak sama pak supir."
"Loh jangan lah kak, masa mahar dibelakang ceweknya sendiri." Rajuk mahar. Aku memutarkan bola mataku pusing dengan keadaan.
"Udah gue aja yang di depan kan itu barang masih ada yang belum dimasukkan kedalam mobil barang, yaudah masukin aja ke belakang. Nah kalian duduk di tengah." Ujar kak abyan, lalu memasuki kursi depan mobil. Kak Alwi menyetujui pendapat kak Biyan. Dan aku terpaksa menyetujuinya juga. Aku duduk dekat jendela, mahar aku suruh ditengah karena aku gak mau kalau aku harus duduk di tengah.
![](https://img.wattpad.com/cover/158059654-288-k895312.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tak Seharusnya
SpiritualCinta itu fitrah dan di dalam Islam diperbolehkan perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu, dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengo...