Terlukis kala kisah kini menjadi ceritaku, yang tak bisa terdengar orang dan hanya bisa bermonolog dalam angan. Ketika ingin marah, namun tidak bisa. Dan ketika ikhlas menjadi harapan untuk melupakan, meski memulai belum tentu berakhir. Yang jelas Allah pasti menjaga cinta ini hingga tiba nanti. Ini hanya masalah waktu menuju proses keistiqomahan yang sejati-Cinta yang Tak seharusnya-
🍁🍁🍁
ku sedikit takut untuk pergi kesekolah, takut jika harus bertemu geng nya kak Maya. Sepanjang perjalanan aku hanya bisa melamun melihat sepanjang jalan yang dilewati. Bekas tamparan itu pun belum sembuh masih terasa sakit, bahkan jadi hijau kebiruan gitu warnanya, aku tutupi saja pakai masker.
"Kak kok ngelamun?"
"Eh nggak har, kakak cuma lagi pengen lihat jalan aja. Disini bosen." Alibiku lagi
"Oh, sebentar lagi aku turun kak. Kakak yang semangat ya ulangannya. Kalo ada orang yang ngomong aneh-aneh jangan di dengerin."
"Siap dek. Kamu juga yang semangat ulangnya jangan nyontek dan jangan makan mulu."
"Ahh kakak mah. Yaudah mahar sekolah dulu ya, assalamualaikum." Dia mencium tanganku.
"Waalaikumussalam. Yuk pak jalan lagi."
Hingga tiba di gerbang sekolah, aku turun dari mobil dengan beratnya. Semoga gak terjadi apa-apa lagi hari ini. Bismillah, aku mulai melangkah kearah koridor sekolah alhamdulillah masih aman, kak Maya dan teman-temannya sepertinya belum datang. Aku sangat lega sekali. Aku berjalan kearah kelas dengan semangatnya.
"Eh tuh lihat si ketua rohis pake masker gitu hahaha jadi ketutup semua deh, dasar orang aneh."
"Sebentar lagi juga dia pakai cadar hahah."
"Kalau sampai dia pakai cadar wah wah ngelanggar peraturan nih."
"Grebek ajaa nanti sekalian hahah."
Dan bla bla bla, ohh Allah mereka mencibirku lagi. Apa salahnya pakai masker? Aku hanya ingin menutupi saja takut mereka bertanya soal pipiku. Ah sudah aku tidak terlalu mendengarkan mereka, aku harus fokus dan Istiqomah, berat sih tapi ada Allah dibalik alasanku untuk kuat.
Aku masuk kelas biasanya Dina sudah ada duduk di bangku tapi kok dia belum Dateng ya padahal ini udah siang.
"Riyanti Dina kok belum Dateng ya?" Aku bertanya pada Riyanti karena dia rumahnya dekat dengan Dina.
"Lo gak tau? Dina sakit Nia."
"Apa? Sakit apa? Kok dia gak ngasih tahu aku ya."
"Katanya sih sesek nafas sama demam gitu."
"Makasih ya infonya."
"Oke."
Aku mencoba mengecek ponselku berharap Dina memberikan kabar, tapi memang tidak ada chat dari Dina. Mungkin dia sakit gara-gara kemarin. Ya Allah jahatnya Nia, aku harus ke rumah Dina. Aku mengikuti ulangan sampai selesai tanpa Dina hari ini rasanya sepi, aku rindu Dina. Ke kantin pun aku harus sendiri. Kasihan nanti dia harus nyusul ulangan sendiri. Hmm cepet sembuh Din, maafkan aku.
Bel pulang pun tiba, aku segera pergi ke mushola mengerjakan sholat Dzuhur dulu sebelum ke sekre membahas soalan proker.
Setelah selesai aku bergegas pergi ke sekre rohis, Wah ternyata teman-temanku sudah pada di sekre."Assalamualaikum, maaf ya Nia telat. Tadi sholat dulu di mushola"
"Waalaikumussalam, gapapa Nia ayo cepat kita bahas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tak Seharusnya
SpiritualCinta itu fitrah dan di dalam Islam diperbolehkan perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu, dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengo...