Lelaki Bejad

35 6 0
                                    

Cinta itu harus dilindungi dari kesuciannya, jika harus berpisah, terimalah. Tuhan akan menggantikan dengan yang baik
Kebencian cinta tidak harus berakhir dengan balas dendam

—Cinta yang Tak Seharusnya—

•••


Petang kala itu, mahar berjalan menunggu jemputan pulang setelah dirinya selesai bimbel. Cahaya matahari semakin meredup tanda magrib akan tiba, namun pak Parto masih belum tiba untuk menjemputnya.

Suasana kala cukup terbilang menakutkan. Pasalnya segerombolan preman datang menemuinya. Mahar ketakutan karena berhenti begitu saja tepat di hadapan mahar. Gadis itu berada dalam bahaya. Terlihat dari sorot matanya yang sangat amat ketakutan. Dia ingin pergi namun terlambat, segerombolan geng motor itu telah mengepung dirinya. Dia berjalan mundur dengan panik.

"Mau ngapain kalian?" Tanya mahar dengan ketakutan.

Mereka hanya tertawa melihat ekspresi wajah gadis itu yang ketakutan.

"Tenang saja anak manis, kami baik. Ikut dengan kami. Kau akan mendapatkan kebahagiaan." Jawab salah seorang pria anggota geng motor tersebut.

"Apa mau kalian? Kalian mau uang? Ini ambil, semuanya." Mahar melemparkan semua uang yang ada di saku bajunya.

Lagi-lagi mereka tertawa meledek, mahar semakin ketakutan.

"Kau tenang saja. Kita gak butuh hartamu. Sekarang ikut kami." Ajak preman itu dengan paksa.

"Tolong! Tolong!" Mahar berteriak dengan kencang tapi tidak ada yang datang, karena jalanan memang sudah sepi.

"Teriak saja, tidak akan ada yang menolongmu anak cantik." Salah seorang laki-laki itu berjalan mendekat, dan lebih dekat dengan mahar.

" Om mau ngapain! Jangan macem-macem sama saya!." Jantung mahar panas, nafasnya tersengal karena sangat panik. Ia berjalan mundur.

"Tenanglah, kita santai."

Mahar terus berjalan mundur sampai ia menemukan sebuah celah untuk dia meloloskan diri. Ia kemudian berlari sekencang-kencangnya.

"Kejar anak itu!" Perintah dari ketua preman tersebut. Mereka pun mengejar gadis itu.

Namun gagal, mahar tidak cukup kencang berlarinya sampai ia ditangkap oleh segerombolan preman tersebut.

"Ayo ikut kami!" Perintahnya sembari menarik tubuh mahar dengan paksa. Mereka membawa mahar kedalam mobil. Mulut mahar diikat kain Sehingga dirinya tak mampu untuk berteriak. Tangannya pun diikat, gadis itu tak bisa melakukan apa-apa.

Ya Allah tolong aku, aku takut. Ayah... Ummi.. tolong mahar..

Bulir matanya meluruh, ia sangat ketakutan. Tidak ada celah lagi dia untuk keluar. Sisi samping, depan belakang, terdapat pria bertubuh besar, bertato yang mengamankan dirinya.

°°°

Mendengar kabar dari Parto, Wahid sangat panik karena Putrinya tidak ada.

"Gimana bisa anak saya tidak ada disana? Kamu kemana aja sampai telat jemput dia?"

"Maaf tuan, ban mobil tadi meletus. Saya kebengkel buat benerin. Pas saya tiba di tempat neng mahar minta jemput. Neng mahar udah gak ada disana.saya hanya menemukan tasnya dan hp ini tuan." Parto menyerahkan ponsel milik mahar. "Sekali lagi saya minta maaf tuan atas keteledoran saya."

Marisa hanya menangis lemas saat tahu putrinya menghilang.

Rahang Wahid mengeras "Maaf kamu bilang? Kamu saya pekerjakan disini buat tepat waktu antar jemput anak-anak saya.  Anak saya hilang, baru kamu minta maaf. Apa gaji yang saya beri kurang?!"

Cinta Yang Tak SeharusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang