Cinta

138 10 2
                                    

Abyan POV

Abyan sangat senang pasalnya buku yang telah lama hilang dan dicari cari telah kembali padanya. Buku yang sangat berarti sekali untuknya, karena buku itu adalah pemberian terakhir dari papa Biyan. Sebelum kecelakaan yang merenggut nyawa papanya itu. Buku itu hanya berisi sebuah cerita singkat ketika Abyan sewaktu kecil yang selalu bertanya soal apa saja yang ingin ia ketahui kepada papanya. Dan foto foto kecil Biyan bersama kak Alwi kakaknya Biyan, Syifa adiknya Biyan, beserta mama dan papanya. Yah memang bagi sebagian orang buku itu tidaklah penting tapi bagi dirinya buku itu sangat penting dan alhamdulillah karena gadis itu dan berkat takdir Allah buku ini kembali padanya

"siapa nama gadis itu? Kenapa dia terburu buru pergi? Apa ada yang salah denganku sampai sampai dia tidak mau melihat wajahku? Atau dia malu?" Tanyanya dalam hati
"Memang aku sering bertemu dengannya dan dia juga anggota rohis tapi aku sama sekali tidak tahu namanya. heuhh kakak kelas macam apa aku! Dengan anggota seorganisasi saja aku tidak tahu!" Gumamnya

"Abyan! Abyan!" Teriak mama dari dapur

Abyan segera menghampiri mamanya
"Iya ma? Ada apa?"

"Sekarang kamu pergi jemput adikmu di rumah Nanda temannya adikmu yah! Tahu kan rumahnya?. Kasihan kalau Syifa harus pulang sendiri ini kan udah mau magrib, takut kalau Syifa kenapa kenapa di jalan" pinta mama

" Iya Biyan tahu mah. Ehh tapi Ngapain si Syifa masih di rumah temennya mah?"

"Dia abis mengerjakan tugas kelompok katanya"

"Hmmm iya deh mah Biyan berangkat dulu ya, assalamualaikum" melangkahkan kakinya untuk mengambil kunci motor

"Waalaikumussalam, hati hati ya"

•••

Paling tidak Nia sudah lega karena buku itu telah dia kembalikan pada Abyan kemarin. Dia tidak perlu lagi merasa berdosa. karena buku itu telahia krmmbalikan setelah satu tahun lamanya. Nia baru siap untuk menyapa abyan. Lagi lagi dia urungkan niatnya untuk mengembalikan buku tersebut, tapi dia tidak berhak atas buku itu.

"Niaaaa!" Terdengar suara Fadlan yang tengah berlari menghentikan langkah Nia

Nia dan Dina pun berhenti dengan membalikan badan
"fadlan!" sahutnya

"Assalamualaikum nia" dengan nafas terengah-engah

"Waalaikumussalam" jawabku kompak dengan Dina.

"eumm ada apa ya?" Tanya nia

"Aku hanya ingin menanyakan apakah kamu sudah menyetorkan pada kak Biyan data kelompok kita beserta semua persiapannya?"

"Astaghfirullah, aku lupa fad. Maaf, aku tak ingat sama sekali. Dan hari ini aku tidak membawa laptop untuk ku kerjakan sekarang"

"Yah tak apalah. Sudah terjadi. Aku juga tidak membawa laptop. Dan maaf aku tidak bisa membantumu. Aku harus pulang sekarang, ibuku masuk rumah sakit ia"

"Innalilahi ibumu sakit apa fad?" Tanya Nia

"Aku juga tidak tahu, barusan eyang menelponku, aku harus buru buru ke rumah sakit sekarang"

"Yah tak apalah. Mungkin di kelasku ada yang membawa laptop dan akan aku kerjain langsung. Semoga cepat sembuh ya ibumu. Maaf aku tidak bisa menengok"

"Terimakasih Nia, kamu adalah partner yang baik. Maaf sekali lagi. Aamiin, doakan terus saja ya ia"

"In syaa Allah fad" Nia tersenyum pada Fadlan

"Aku tinggal dulu ya ia. Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam"

Nia dan Dina pun melanjutkan langkah menuju perpustakaan Karena saat ini sedang jamkos, yah daripada tidak belajar sama sekali Nia selalu mengajak Dina ke perpustakaa ketika jamkos. Disana mereka bebas untuk membaca buku apa saja. Nia lebih suka membaca buku tentang kisah istri istri Rasulullah ataupun kisah cinta dalam diam. Berbeda dengan Dina, ia lebih menyukai buku komik atau sejenisnya

Cinta Yang Tak SeharusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang