Bersikap Aneh

40 5 4
                                    

Beberapa bulan telah berlalu. Nia dinyatakan Naik ke kelas 12 dan peringkat satu masih dipertahankan oleh dirinya.

Setelah abyan menerima Surat kelulusannya, saat itu pula Nia tidak tahu kabar tentang abyan. Termasuk Maya tidak mengetahui kabar tentang abyan.

Gadis itu berpikir, mungkin hanya sampai disini kisahnya dengan sosok kakak kelas yang ia kagumi. Tidak akan bertemu sesering itu lagi. Tidak akan melihat senyuman itu lagi, dan tidak akan ada sosok seorang yang menginspirasi dirinya nenjadi lebih baik. Lagi-lagi gadis itu sadar, bahwa mencintai yang paling sejati ialah cintanya kepada Sang Pencipta Segalanya. Cinta pada seseorang hanya akan dibuat terluka dan pada akhirnya hilang, entah itu Karena dia bukan jodoh ataupun kematian.

Nia tidak mengetahui abyan akan melanjutkan study kemana, dan tidak Ada yang tahu. Nia berharap keluarga abyan berkunjung kerumahnya dan bercerita soal Abyan, tapi sepanjang libur semester sampai saat ini mereka seperti menghilang.

Satu bulan yang lalu Nia mendapatkan kabar dari Maya bahwa Maya lolos masuk Fakultas kedokteran di Universitas Indonesia. Saat itu juga Nia merasa bahagia Karena Maya sudah mulai bisa kembali seperti Maya yang dulu. Maya tidak lagi ambil pusing soal keluarganya yang sudah berantakan. Walaupun bundanya bersikap biasa saja ketika Maya memberitahu soal Maya masuk Fakultas kedokteran, tidak membuat Maya sedih, justru ia semakin semangat untuk bisa membuktikan tanpa kasih Sayang orang tua, Maya bisa menjadi orang sukses, Karena Maya mempunyai Allah yang sangat menyayangi dirinya.

Pagi ini adalah awal pagi baru untuk Nia yang baru menduduki bangku kelas 12 setelah libur semester yang panjang. Nia menaruh banyak harap agar dirinya selalu dipermudah dalam menghadapi segala macam ujian.

Nia melangkah kearah kelas barunya dengan penuh semangat dan ia melihat Dina duduk di bangku paling depan, lalu dirinya duduk di samping Dina.

"Assalamualaikum ukhti."

"Waalaikumussalam." Jawab Dina dengan malas.

"Loh ko gak semangat, semangat ahhh. senyum dong! Senyum Kan ibadah." Gadis itu mencontohkan senyum lebar semabari diiringi kedua jari telunjuknya ditempelkan di kedua pipinya

Dina tergelak melihat tingkah lucu Nia.
"Iya, iya.." Dina pun menirukan gaya nia tersenyum.

"Din, kamu gak Bosen kan duduk bareng aku terus?"

"Bosen sih, tapi aku gak bisa duduk tenang kalo gak Ada kamu." Jawab Dina tergelak.

"Alhamdulillah sih. kalo kamu bosen, bilang aja ya."

"Nggak akan mau aku duduk Sama orang lain, udah nyaman juga ahh ngapain harus Ada orang lain. Lagian kalo ada pelajaran yang aku gak ngerti, aku bisa tanya kamu."

Nia terkekeh "Dasar butuhnya doang."

"Ntar ke cafe yu. Udah lama Kita gak makan bareng di cafe."

"Nah ide bagus." Jawab Nia sangat antusias "tapi Jan minta di traktir ya."

"Tenang sekarang aku yang traktir."

***

"Mba, saya mau ini Sama ini ya." Dina menunjuk makanan yang Ada di daftar menu yang langsung ditulis oleh pelayan cafe.

"Saya minum ini aja mba." Pinta Nia Tak yakin.

"Baik, Ada lagi?" Tanya Si pelayan.

"Loh ko kamu gak makan?"

"Masih kenyang." Jawab Nia lalu membuka ponselnya.

Cinta Yang Tak SeharusnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang