Ketika dirimu berharap pada sesuatu, namun Allah mematahkannya,
Maka itu bukti cinta Allah terhadapmu
yang terbaik untukmu bukanlah apa yang kamu bayangkan
Jangan bersedih pula, karena Allah sedang merancang sesuatu yang baik untukmu.
maka Allah lah sebaik-baiknya pemberi.—Cinta yang Tak Seharusnya—
•••
Mata Hanania menyipit ketika Alwi tiba dikediamannya sepagi ini. Gadis itu menutup pintu dengan perlahan. Mahar tidak sekolah hari ini, setelah kejadian penculikan itu, mahar menjadi sering melamun, tatapannya kosong. Dia suka berteriak-teriak sendiri ketika didekati. Nia pun tidak tahu harus bagaimana lagi."Assalamualaikum princess." Sapa Alwi dengan tersenyum gembira.
"Waalaikumussalam. Ada apa kak?" Tanya Nia dengan kebingungan karena untuk apa sepagi ini Alwi datang. "Oh mau ketemu ayah ya?" pikirnya. "sebentar ya Nia panggil ayah dulu." Katanya sembari memutar badannya kearah pintu.
Alwi tergelak, Nia memutar kembali tubuhnya. "Kenapa ketawa?" Tanya gadis itu dengan polos.
"Kayanya gak perlu deh." ujar alwi menggeleng.
Kening gadis itu mengernyit. Kalo bukan untuk bertemu Wahid untuk apa Alwi datang ke rumah.
"Jadi kakak mau ketemu siapa?."
"Kamu." Jawab singkat Alwi.
Nia menghembuskan nafas dengan keras. Dua bola matanya ia palingkan kearah kiri.
"Loh gak seneng ya?"
Iyalah gak seneng, jujur kak aku risih.
"Oh ya, adikmu gimana kabarnya?" Tanya Alwi kembali setelah mendapat respon negatif dari Nia dari pertanyaan sebelumnya.
"Ade baik ko kak, tapi sepertinya dia masih trauma."
"Alhamdulillah, semoga cepat pulih ya."
"Aamiin. Makasih ya kak udah nolongin adik Nia. Kelurga Nia berhutang Budi sama kakak. Nia gak tau lagi harus balas Budi dengan cara apa, biar Allah yang membalas semua kebaikan kakak."
"Sama-sama han. Kalo kamu mau, siang nanti kita bisa kan makan siang di tempat favorit kakak?, itung-itung kan kamu sama aja balas Budi. Ya itu hanya kemauan aku sih."
Nia terdiam menunduk seraya memainkan ujung jilbab putihnya. Apa yang akan Nia katakan untuk menolak permintaan Alwi agar Alwi tidak tersinggung. Karena tidak mungkin jika dirinya harus makan berdua.
"Eum, kayanya gak bisa kak. Nia ada rapat."
"Abis pulang rapat, kakak tungguin. Ya, please, jangan nolak."
Lagi-lagi gadis itu menghela nafas. Berharap seseorang membantunya mengatakan tidak pada lelaki ini.
Tiba-tiba pintu terbuka.
"Eh wi, dari kapan disini?."
"Om Wahid, assalamualaikum om." Alwi menyalami tangan Wahid.
Nia sangat lega, ayahnya sangat tepat waktu datang diantara percakapan mereka.
"Waalaikumussalam. Oh iya tadi om gak sengaja denger, kamu mau jalan sama Nia?"
Alwi tertawa tipis."iya om, itu juga kalo Hana mau."
"kak, ayolah! Kamu mau kan? Jangan kecewain ayah kak. Alwi tuh anak yang baik, dia bisa jaga kamu. Alwi juga loh yang udah nolong adik kamu. Masa kamu tolak sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tak Seharusnya
SpirituellesCinta itu fitrah dan di dalam Islam diperbolehkan perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu, dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengo...