Teman Yang Selalu Sigap

1.2K 115 3
                                    

*
*
♡Menguntai Senja Reborn♡
(Ali Prilly)
part26
*
*

★☆♣☆_______
______________________

Indikator sinyal, alat berukuran persegi panjang dengan ukuran panjang kurang lebih 15 cm dan lebar kurang lebih 8 cm itu terus di awasi Arman. Namun tidak ada tanda-tanda penghubung sinyal antara mereka dengan indikator di tempat camping.

"Kita akan berjalan keselatan," kata Vano mengintrupsi.

Semua orang hanya menuruti apa yang di intruksikan Vano, hanya laki-laki itu satu-satunya yang bisa mereka andalkan untuk bisa secepatnya menemukan bantuan.

"Bagaimana Man,? Masih belum bisa,?" Vano mendekati Arman yang sibuk mengacungkan benda persegi di tangannya.

"Belum," sahut Arman sekenanya.

"Terus pantau," Titah Vano menepuk bahu anggota Mapalanya itu.

Arman mengangguk samar. "Sip Van," sahutnya.

"Baik teman-teman, ayo kita lanjutkan.!"

Vano kembali memimpin anggotanya, mereka sudah beberapa kali beristirahat dan ini kesekian kalinya Vano mengintruksi mereka untuk kembali berjalan.

Ia tidak mungkin memaksakan para wanita dalam grupnya untuk terus berjalan, bisa-bisa itu akan semakin merepotkan jika sampai mereka kelelahan apalagi sampai pingsan.

"Aku udah capek Sean, kita udah jalan jauh banget tapi belum juga menemukan bantuan," keluh Shiela untuk kesekian kalinya, ia hanya mengeluh pada Sean yang kebetulan berjalan di belakangnya.

"Sabar ya,  gue yakin sebentar lagi kita akan dapat bantuan," Jawab Sean memberi semangat, ia menapuk-nepuk lembut bahu Shiela.

"Van, udah bisa," Seru Arman antusias, dan itu membuat semua tatapan mata tertuju padanya.

"Bearti benar ke sini," Vano tersenyum lega. "Kamu di depan, gue belakang," lanjut Vano menitah, laki-laki itu bertukar posisi dengan Arman.

"Akhirnya, gue bisa ketemu kak Jefri juga," ucap Shiela dengan hembusan napasnya yang baru terasa plong.

"Udah ngak sabar ya ketemu kakaknya" Goda Sean.

Shiela menoleh sesaat dengan senyum kecilnya. "Lo tau kan sean, yang paling bisa menghibur gue cuma dia. Kakak tersayang gue," Sahut Shiela girang, ia tak bisa membayangn jika harus lama-lama berisah dengan Jefri.

Sean berdecak "Baik lah, dia selalu prioritas utama untuk mu." Balas Sean malas "Perhatikan jalan nanti kesandung," Imbau Sean, gadis di depannya hanya terkekeh dan melangkahkan kakinya dengan apik dan penuh semangat.

Semua orang bisa bernapas lega sekarang, kecuali mereka yang terpisah dengan kelompoknya atau lebih tepatnya memisahkan diri dari anggotanya.

Mau bagaiman lagi,? Gadis itu tak mau semua orang tau dengan ke anehannya. Keanehan yang menurutnya sendiri di luar logika, namun itu kenyataannya. Di saat semua orang menikmati indahnya matahari sore, ia justru harus bersembunyi dari matahari sore itu.

Ali meregangkan pelukannya saat suara lirihan Prilly hanya berganti desahan napas yang teratur, kini gadis itu telah terlelap dalam pelukan Ali.

Sejenak laki-laki itu terdiam, secara logika ia tidak mungkin membiarkan mereka tetap di dalam hutan. Namun__. Adakah pilihan yang lain.?

Dengan lekat Ali memandangi wajah Prilly yang tertutup kemeja tebalnya, seakan kain tebal itu transfaran bagi Ali.

Laki-laki itu membelai lembut di mana pipi chabi itu mampu ia jamahi di balik kemeja.

Menguntai Senja Reborn.✔ (Lengkap Dan Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang