Terapi Yang Berhasil

1.3K 118 4
                                    

*
*
♡Menguntai Senja Reborn♡
(Ali Prilly)
part35
*
-

★☆♣☆_______
______________________

Masih satu hari menuju final model majalah kampus, Prilly sudah memutus jika ia tidak akan mengikuti final itu. Ada alasan untuk itu.

Ali belum juga sadarkan diri, sang ke kasih yang di difonis koma membuat Prilly tak mau melakukan apapun aktifitas, Jangankan untuk masalah luar, makan pun gadis itu tak lagi hiraukan.

Semua orang dibuat cemas dengan itu, hanya infus yang membantu mengisi vitamin ke dalam tubuh Prilly.

Kondisi Prilly pun tak menunjuk ke keadaan yang membaik, sangat jauh dari perkiraan dokter. Dokter memperkirakan jika dalam dua hari Prilly sudah boleh di bawa pulang. Namun dalam dua hari ini gadis itu sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda membaik, tubuhnya justru semakin lemah karena tak satu pun asupan makanan yang masuk ke mulutnya.

Seperti kebiasaannya dua hari ini, pagi-pagi Prilly sudah keluar dari kamar inapnya dan menghampiri ruangan ICU yang berada di satu lantai yang sama dengannya. Dengan bantuan suster yang mendorong kursi rodanya, gadis itu yanya menatap lurus dengan kekosong.

Beberapa orang di depan ruangan ICU menyapa Prilly dengan lambain santai.

"Pagi Prill," sapa Verrel dengan senyumnya. Semua orang tahu, gadis itu perlu di kuat kan.

"Siapa di dalam,?" Tanya Prilly lesu, gadis itu tak lagi memiliki semangat. Hal yang semua orang rasakan, semua sudah putus asa dan hanya pasrah dengan keadaan Ali yang belum ada tanda-tanda untuk terbangun dari komanya.

"Kakek Ali," jawab Alvaro,

Tak lama pintu ICU terbuka, seorang laki-laki keluar dengan wajah sedikit tertunduk.

"Deigo,,?" Guming Prilly, laki-laki yang baru keluar dari rungan ICU adalah Diego, cucu Tuan Syarief dari marga Dirga.

Diego mengangkat pandangannya saat namanya di sebut, dan ia jelas tahu hanya Prilly yang memanggilnya Diego.

Diego tersenyum,"Hay, udah baikan,?" Laki-laki itu bertanya dengan penuh perhatian, namun Prilly hanya mengangguk pelan lesu. "tak bertenaga begitu kamu bilang baik," guyon Diego, laki-laki itu mendekati Prilly.

Gadis itu menatap Diego tanpa semangat, tanpa senyum yang biasa selalu menghiasi bibir mungil itu. "Aku mau masuk," ucap Prilly.

Diego tersenyum samar, bersamanya gadis jtu tak pernah terluka. "Di dalam masih ada kakek," jawabnya santai. "mau ikut aku jalan-jalan keluar sebantar, ada yang mau aku omongin," Diego melangkah kebelakang kursi roda Prilly "biar aku saja sus," ucap Diego, suster itu pun membiarkan Diego mengambil alih kursi roda pasiennya.

"Tapi aku mau lihat Ali dulu," guming Prilly lemas, ia tak mau kemana pun sekarang. Yang ia mau adalah bersama Ali, menemani laki-laki itu melewati masa komanya. Dan berharap mata itu segera terbuka.

Diego merundukkan tubuhnya di samping kursi roda Prilly. "Nanti, kakek juga kayaknya masih lama," rujuknya, "jalan ya," gadis itu tak menjawab apapun, namun itu membuat Diego memutuskan jika jawaban diam adalah ia. "gue pinjem teman kalian sebantar." Alvaro yang duduk di kuris tunggu mengangguk kecil.

"Jagain, karena dia orang pertama yang akan Ali tanya jika tersadar," saran Alvaro dengan wajah datarnya.

Diego mengangguk dan berlalu dengan mendorong kursi roda Prilly, gadis itu hanya pasrah saat kursi roda di dorong Diego, ia bahkan lebih memilih bisu sepanjang lorong rumah sakit.

Menguntai Senja Reborn.✔ (Lengkap Dan Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang