Mempertahankan*

1.3K 118 1
                                    

*
*
♡Menguntai Senja Reborn♡
(Ali Prilly)
part31
*
*
.

★☆♡☆★_______
______________________

Ali menjatuhkan tubuhnya di king size, banyak hal yang membuat hati gelisah malam ini. Bukan hanya tentang pejodohan yang baru ia ketahui, namun tentang kesembuhan gadisnya.

Laki-laki itu menarik satu bantal besar dan melapiskan pada kepalanya, mata hitam itu menerawang tembus ke langit-langit kamarnya yang bernuansa klasik.

Flash_Back

Sesudah mengatar Jefri setelah makan malam, Ali membawa gadisnya bertemu dengan dokter yang ia janjikan.

Banyak hal yang menakutkan di benak Ali, dan salah satunya adalah kebenaran jika gadis itu tak bisa sembuh dari pobianya.

"Bayangkan lagi apa yang kamu takut kan." Ucap sang dokter muda itu pelan, ini keskian kalinya Alvan memerintah gadis itu membayangkan ketakutannya.

Gadis yang berbaring di kursi tenang itu hanya diam, namun untuk beberapa menit kemudian rintihan keluar dari bibirnya. Suara itu sama dengan sebelum-belumnya.

"Tenang," Ucap Alvan, laki-laki itu menatap Ali yang ikut gelisah melihat gadisnya, anggukan kecil Alvan memberi isyarat agar Ali ikut tenang.

Lirihan dan rasa sakit itu membuat hati Ali tersayat, bahkan saat Alvan menyuruh Prilly membayangkan gambaran senja. Ali bisa merasakan ketakutan gadis itu lewat tangan Prilly yang mencengram kuat jari-jari kekar Ali.

"Hentikan," Gumam Ali memelan, nada penuh permohonan itu membuat Alvan menoleh pada Ali. "Van, gue mohon hentikan," lirih Ali.

Dokter muda itu menepuk lembut pundak Prilly, "Lupakan apa yang kamu bayangkan,! Lihat lah ada seseorang yang kamu sayangi di hadapan kamu," titahnya "kamu lihat itu,?" Gadis itu mengangguk pelan. "Panggil namanya," lanjut Alvan lembut.

"ALI," panggil Prilly pelan membuat dokter muda itu tersenyum kecil memandangi Ali.

Dokter muda itu kembali menepuk pelan pundak Prilly. "Jika ia memanggil nama mu, kamu akan terbangun dari tidur mu." Ujar Alvan.

Dokter muda itu sedikit memiringkan kepala pada Ali memberi isyarat agar ia bersuara.

"Honey," panggil Ali, laki-laki itu mengecup punggung tangan Prilly lembut.

Perlahan gadis itu terbangun, seakan terbangun dari mimpi yang lama gadis itu mendesah, dan sisa sengal dari tangisan itu membuatnya seakan segukan.

Gadis itu menatap Ali heran, tangan kekar itu membantu Prilly hingga terduduk.

"Lebih baik,?" Tanya Ali mengusap pipi Prilly yang masih basah.

Ya, sepanjang proses pengobatan. Gadis itu terus menangis kesakitan dan untuk sekian kalinya Ali tak sanggup lagi melihat tangisan itu.

"Aku kenapa,?" Gumam gadis itu bingung.

Ali menggeleng pelan. "Kamu pasti bermimpi buruk," jawab Ali cengengesan.

"Lo harus sering membawa nya kemari," kata Alvan menatap Ali, dan laki-laki itu mengangguk pasti.

Sedah pasti Ali akan sering membawa gadisnya datang, Prilly tidak mau jika pengobatan nya tersebar luas, apa lagi harus berhadapan dengan rumah sakit. Jadi hanya ini pilihan bagi Ali, membawa gadis itu menemui Alvan, dokter kepercayaannya.

"Minum dulu," Ali menyodorkan gelas kaca itu ke mulut Prilly, hingga gadis itu meneguk setengah isi dari gelasnya.

"Aku mau pulang," ajak gadis itu lemas.

Menguntai Senja Reborn.✔ (Lengkap Dan Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang