Kesembuhan Prilly

1.4K 131 4
                                    

*
*
♡Menguntau Senja Reborn♡
(Ali Prilly)
part46
*
*

★☆♣☆_______
_______________________

Kesembuhan itu sudah di hadapan matanya, namun keyakinan Prilly belum cukup besar untuk benar-benar berhadapan langsung dengan senja.

Beberapa kali Alvan menampilkan bayangan senja di layar besar dengan LCD proyektor, dan itu tak lagi menganggu Prilly. Namun untuk menatap warna kekuningan senja yang benarnya, gadis itu mengakui belum siap. Padahal prewedding untuk out door akan di langsungkan besok pagi.

Seorang menerobos masuk keruangan kerja Prilly, dan itu membuat gadis itu terlonjak dari lamunannya.

Prilly yang semula mau mengomel seketika tersenyum rekah, ketika seseorang yang masuk tanpa permisi itu adalah sang kakak. "Kak Jefri, aku pikir siapa,?"

Jerfi ikut tersenyum rekah dan memilih duduk di sofa yang memang Prilly siapkan untuk para tamu yang datang. "Kakak ganggu ya,?"

"Ya ngak lah," Prilly mendekati Jefri dan duduk di depan sang kakak.

"Lagi ngelamunin apa sih apa kaget gitu mukanya,?" Prilly mengembung pipi sambil menggeleng pelan, "Jangan sering melamun, entar kesambet," ujar Jefri dengan senyumnya.

Prilly terkekeh geli, kesambet cinta bisa jadi. Lagi pula, meski suka melamun pikiran Prilly tak pernah kosong. Gadis itu melamun dengan berbagai macam isi di otaknya, bahkan kadang itu sudah tak bisa lagi Prilly tampung di otak kecilnya.

"Lalu bagaimana persiapan untuk besok,? Kakak dengar ada yang bakalan liburan sambil prewedd," Goda Jefri dengan kekehan kecilnya,

"Liburan sih asik, cuma Prilly ngak yakin jika itu akan berjalan lancar," gumam Prilly, nada yang turun perlahan membuat jelas kalau gadis itu tak begitu semangat,

"Kenapa ngak yakin,? Bukannya itu menyenangkan,?" Tambah Jefri.

Prilly menatap Jefri lurus dan penuh arti. "Bukan masalah menyenangkan nya kak, kakak kan tau Prilly takut sama_," Prilly mengambangkan ucapannya,

"Apa ini ada hubungannya sama trauma itu,?" Prilly mengangguk pelan, Jefri mendekati Prilly dan duduk di sandaran tangan sofa. "Dek, dengerin kakak," Laki-laki itu menepuk bahu Prilly membuat sang adik menatapnya penuh perhatian, "Trauma itu tentang papa kan,? Dan tentang masa lalu yang menyakitkan,?" Lagi-lagi Prilly hanya mengangguk kecil sambil menatap Jefri sendu, laki-laki di hadapan Prilly itu tersenyum, "Lupakan semua luka itu, karena sekarang kita sudah bahagia. Mama sudah baik dan papa sudah tenang disana,"

"Prilly udah berusaha kak," jawab Prilly sendu,

Jefri tersenyum kecil, "Bayangkan kebahagian yang sekarang kita rasakan, tawa mama, tawa kakak dan saudara kita," lanjut Jefri dengan ria, penuh keyakinan.

"Kakak melupakan seseorang," Sindir Prilly membuat Jefri terkekeh geli dan mengacak pucuk rambutnya.

"Ya, ya, kamu bisa menambah tawa Ali." Prilly ikut terkekeh, namun tatapan Jefri berubah serius membuat Prilly ikut memandanginya tanpa senyum "Percaya deh sama kakak, setelah hujan pasti ada pelangi. Dan setiap kesuliatan ada jalan keluar," Lanjut Jefri.

Gadis di hadapan Jefri itu tersenyum kecil di iringi anggukan, "Do'a in aja ya kak biar lancar,"

"Pasti, kakak selalu doa in yang terbaik buat adik-adik kakak,"

Prilly memeluk tubuh Jefri, "Makasih kak"

Jefri menepuk-nepuk punggung Prilly lembut, kebahagian Prilly membuat haru semua orang. Termasuk Jefri yang selama ini di kenal cuek sekalipun, "By the way kamu ngak ngampus,?"

Menguntai Senja Reborn.✔ (Lengkap Dan Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang