12 :

1.4K 164 11
                                    

Siapapun yang mengenal Banana, pasti tahu kebiasaan buruk perempuan itu. Banana hampir tidak pernah tepat waktu dalam segala hal. Oke, ini hampir, bukan berarti ia tidak pernah on time sama sekali. Hanya saja perempuan berusia dua puluh lima tahun itu lebih banyak melewati waktu yang di tentukan dari pada tepat pada waktunya.

Seperti saat sekolah dulu. Karena saking seringnya ia mendapat hukuman akibat keterlambatannya yang bisa di bilang keterlaluan, Banana mendapatkan gelar Ratu Terlambat.

Kan lakon datengnya belakangan. Begitu alasan ngawurnya setiap kali di tanya apa sebab keterlambatannya. Hampir semua guru kenal dengan murid satu itu. Bukan karena prestasinya, melainkan kebiasaan telatnya.

Entahlah. Apa yang gadis itu lakukan hingga ia selalu datang melebihi jamnya. Bahkan sampai di bangku perkuliahapun, tak jarang ia di keluarkan karena saking seringnya datang terlambat.

Jadi, jika seorang Banana keluar rumah pada jam tujuh sementara bengkel buka jam sembilan, itu adalah suatu keajaiban menjurus ke kurang kerjaan. Banana sendiri merasa pantas mendapat piala panasonic gembel award, atau minimalnya panci cantik untuk menyembunyikan wajahnya dari seseorang yang telah membuatnya seperti orang gila.

Walau kemarin tidak bertemu seharian penuh, tapi tetap saja, Banana bersiap-siap kabur lebih dulu sebelum lelaki itu datang ke tempat tinggalnya.

Bukannya pede ya.

Tapi itu memang kenyataannya. Dia selalu stand by di depan pintu kostnya setiap pukul 08.45 pagi. Jadi, kemungkinan pagi ini pun akan seperti itu.

Jangan tanya, kenapa? Banana sendiri tidak tahu ada apa dengan dirinya. Entah marah, kesal, malu, atau apalah, Banana kurang paham mendeskripsikan perasaannya. Yang jelas untuk saat ini Banana tidak ingin bertemu dengan bocah itu.

Dengah hati bersorak bahagia, perempuan berjaket ungu itu mengeluarkan kookie tampannya yang sudah lumayan lama menganggur di garasi ---khusus bagi yang ngekost di tempat ini.

"Fiuuuh," Banana duduk di jok motornya dengan napas lega dan senyum bahagia. Pagi ini akan indah tanpa bocah itu. Pagi ini akan tenang tanpa bocah itu. Pagi ini akan terasa normal seperti pagi-pagi biasanya sebelum bocah itu datang menodai harinya.

Yang jelas, pagi ini Banana Bebas!

"Yash!" serunya bahagia. Kemudian ia bergegas memasukan kontak pada lubang kunci motornya dengan senandung kecil.

"Masih dua jam, mampir ke rumah gue dulu."

Pergerakan Banana sontak terhenti bersamaan dengan tubuhnya yang tiba-tiba mematung ketika mendengar suara itu begitu dekat dengan pendengarannya. Ia bisa merasakan hembusan angin horror di area tengkuknya.

Katakanlah ia berhalusinasi. Ini pasti tidak nyata. Tidak mungkin bocah itu datang sepagi ini!

Dora! Tolong katakan ini nggak nyata!

Namun ekspretasinya salah ketika suara itu kembali terdengar. Seolah memberi jlabar bahwa ini nyata. Bocah itu memang ada dibelakangnya.

Pantas saja agak berat!

"Cepetan motornya jalanin. Gue gak bawa motor, tadi habis joging terus belok sini. Eh, kebetulan banget liat lo ngeluarin motor," ingin rasanya menggetok pemilik kepala di belakangnya. Suara itu tedengar tanpa beban. Seolah tidak pernah terjadi apapun di antara mereka.

Hei, gue di cium beneran, bukan cuma nempel sekilas, terus udah. Tapi dia bener-bener nyium gue kayak ngemut lollipop! Di lumat, di sedot sampai buat bibir gue hampir kehabisan intisarinya!!!

PC (Perangkat Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang