22 : Just for you Kitchen

2.3K 211 125
                                    

Hellooo gezzz. Pakabar......

Omong-omong, udah berapa dekade ni cerita nggak nongol 🤔🤔
*itstruelalalala-itstruelalala *bernada 🤣
*apasih ganyambung 😁

Sori ya, yg kmrin php. Soalnya gasengaja kepencet. Hehe

Oya, betewe, kamu kamu sekalian yg baca ni cerita absurt ada yg nntn drama kah? Klo boleh tau drama apa yg lg d tonton? Drakor? Cdrama? Atau Thaidrama?

Hehe random bgt yee.

Ya udeh abaykan aje. Ni emak" kbanyakan bacod bgt deh 🔫🔫🔫😂



Cekidot---yoooooo!



*sebelum baca, jgn heran dg penulisan yg berantakan yaa. Coz utor cuma nulis asal"an aja. Ga pinter B.indo 🤣🤣🤣
Jujur bgt deh 🙄

.

.

.

.

.

Suasana fresh dan menyegarkan. Begitulah perasaan Banana setelah membuka pintu restoran.

Restoran yang ia datangi kali ini bak oasis di tengah padatnya Ibu kota. Dari arah pintu tempat ia berdiri, terlihat jendela besar yang menghadap kolam renang yang di kelilingi oleh bunga cantik dan tanaman hias. Desain interiornya juga sangat nyaman dengan plafon kayu dan furnitur yang menambah kesan homey.

Banana tidak tahu siapa yang memiliki ide seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banana tidak tahu siapa yang memiliki ide seperti ini. Yang jelas, kesan pertama kali memasuki resto ini terasa sangat nyaman dan menyegarkan mata.

Bukan itu saja, konsep open kitchen yang memamerkan dapur dan para koki tampan sukses membuat Banana melongo. Ia sampai berdiri mematung memandang restoran yang baru pertama kali ia datangi.

“Selamat datang di JFU kitchen...” Banana terkesiap mendengar sambutan itu dan secepat kilat menormalkan kembali ekspresinya.

“Ah, i-ya...” Banana mengangguk dengan senyum kikuk pada waiters yang berjaga di dekat pintu. Terlalu lama melongo seperti orang bodoh membuat Banana lupa dimana ia berdiri.

Setelah memasuki Resto ini, tujuannya adalah mencari kursi kosong sembari sesekali memandang seseorang yang tengah fokus pada pekerjaannya.

Kenapa sih masaknya harus cakep gitu. T.T

Banana tidak mau gagal fokus. Ia harus mencari kursi kosong untuk di duduki. Cukup sulit menemukan meja yang benar-benar kosong karena ramainya pengunjung. Hingga akhirnya ia mendapat kursi yang cukup jauh dari kitchen bar. Tetapi ia beruntung karena ia mendapat tempat duduk di dekat kolam renang yang dapat menyegarkan isi kepalanya.

Oke, Natta belum melihat Banana datang.

“Mau pesen apa, kak?” Seorang waiters perempuan yang terlihat masih begitu muda, menghampirinya. Sempat tertegun karena pelayanan itu sangat imut dan cantik. Mungkin umurnya kisaran sembilan belasan.

PC (Perangkat Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang