Heheheheheeh pakabar all? 😁
Maap dah pehape. Nih, di up skrg aja. Trnyata nnt malem eyke sibuk. Jd skrg aja... Thx kelean yg udh sabar menanti. Jiiaaahhh 😂
Happy reading! Moga nyambung yee....
_____________________
"Selamat, Kekey!" Banana mencium pipi sahabatnya.
"Lo buruan nyusul." ledek wanita berbalut long dress putih tersebut sembari menepuk pelan bahu Banana.
"Ye, gue mah ogah tunangan. Ngabisin duit aja. Mending langsung ijab qobul. Selese dah gak nunggu-nunggu kapan nikah."
"Holang kaya kan bebas." Sahut lelaki berberbalut tuxedo mahal, di samping Ukei.
Sudut bibit Banana mencibir pada tunangan sahabatnya. "Sekaya apapun lo, harus inget. Semua itu titipan. Kena gempa sekali aja udah tamat lo."
"Anjir, mulut lo. Kalo do'ain yang bener dikit, woy. Nyesel gue udah ngundang lo. Gak bawa apa-apa lagi," Rio memasang wajah sok kesal. "Sayang, kenapa kamu punya temen kayak gini, sih? Menuh-menuhin dunia aja."
"Nggak ada bedanya ama kamu," Ukei membalas dengan kikikan.
"Harusnya tadi gue bawa mantan lo aja Key, biar makin Istiiimewa!"
Banana tergelak keras melihat reaksi Rio yang berubah semakin keruh.
Ukey tertawa. Mana mungkin ia mengundang mantannya yang sudah menikah semua? Gila saja.
"Udah minggir sono! Gantian sama yang lain. Lo menuh-menuhin tempat aja." Rio mendorong-dorong punggung Banana, dan hanya di sambut tawa meledek oleh perempuan itu.
"Bye, kekey! Gue do'ain lo balikan yaaa!"
"Sip," Ukei mengacungkan jempolnya.
Senang saja memancing kecemburuan kekasihnya. Ini sebagai balasan untuk kekasihnya karena dirinya selalu di selingkuhi oleh game. Ukei yakin, tangan Rio sudah gatal karena tidak memegang gadget nya selama tiga jam ini."Kamu kok gitu sih, sayang! Jangan di iyaiin bisa kan?" Ucapnya bersungut-sungut.
"Lebay banget sih kamu,"
Banana meninggalkan pasangan itu dan memilih menyusuri hidangan-hidangan di meja prasmanan. Ada banyak hidangan yang tersaji di meja panjang tengah ruangan itu.
"Nana, kok lama nggak main sih?"
Banana seketika menoleh saat merasa bahunya di tepuk pelan. Senyum cantiknya mengembang pada wanita yang melahirkan sahabatnya, kini berada di sampingnya."Eh, tante." Banana menyengir, "Iya, nih. Sibuk kerjaan Tant. Ukeinya juga sering pulang sore kan? Apalagi kalo musim ujian kayak sekarang. Pasti lembur tuh sampai hampir tengah malem."
Wanita itu terkekeh sembari mengangsurkan kue yang di lapisi piring kertas kepada Banana. "Iya, makanya nikahnya di tunda dulu. Ini lagi musim ujian dan banyak banget kerjaan, jadi lebih baik tunangan dulu. Nikahnya besok kalau liburan saja."
Banana memakan kue yang di berikan oleh Rosma --Ibu Ukei. "Wah, setengahan tahun lagi dong, Tant?"
Rosma mengangguk, "semoga ya. Rio nya juga ada kerjaan di luar negeri. Jadi yaa, bisa buat jeda dulu. Yang penting mereka udah diiket biar aman," Wanita itu tersenyum ketika Banana menanggapi dengan anggukan dan 'Oh' ria.
"Omong-omong, kamu kapan nih?"
Pertanyaan Wanita itu membuat Banana hampir tersedak. Ia jadi teringat perjanjian dengan Ibu Natta waktu itu. Waktu yang di berikan Ibu Chef hampir habis, dan Banana tidak merasakan ada tanda-tanda kehamilan. Jelas saja! Waktu itu memang tidak terjadi apa-apa selain make out. Mana mungkin ia bisa hamil? Lucu sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
PC (Perangkat Cinta)
General FictionPC disini bukan personal komputer, bukan pula perangkat komputer. Lebih tepatnya Perangkat Cinta. Iya, cinta itu butuh perangkat, layaknya personal komputer. Misal perangkat alat sholat di bayar tunai, terus SAH! ***** Bertemu kembali dengan mantan...