PC disini bukan personal komputer, bukan pula perangkat komputer. Lebih tepatnya Perangkat Cinta. Iya, cinta itu butuh perangkat, layaknya personal komputer. Misal perangkat alat sholat di bayar tunai, terus SAH!
*****
Bertemu kembali dengan mantan...
Banana memakan kripik kentang rasa rumput laut berukuran big di bawah pohon besar yang di atasnya terdapat lentera bergantungan, sembari menatap mantan teman-temannya yang kebanyakan berpasangan. Entah itu dengan pasangan real, mantan, atau dengan gebetan ketemu terlambat. Kalau yang terakhir ini sih, mereka para jomblo, atau jomblo jadi-jadian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perhatian. Itu minus Banana. Karena Banana sendiri sudah memiliki satpam yang siap berdiri di depannya jika ada macan berkepala buaya yang menggodanya. Iya. Dia sekarang sedang membakar jagung untuk Banana.
So sweet banget kan?
Banana tertawa dalam hati. So sweet gundulmu! Gara-gara bocah itu gue jadi gak bisa tepe-tepe.
Omong-omong, acara reuninya sudah kelar sore tadi. Malam ini berganti pesta di rumah teman sekelas Banana untuk merayakan pertunangan mereka yang sengaja di rayakan di hari reuni.
Banana membuang napas lelah ketika teringat acara siang tadi. Oh, bagaimana tidak? Setiap kali ada teman lelakinya yang menyapa atau mengajaknya ngobrol, Natta selalu pasang tampang ––ngajak ribut dan memang ngajak ribut beneran. Bagian terparahnya, Natta hampir menghajar seseorang yang tiba-tiba datang memeluk Banana. Padahal dia sendiri datang bersama perempuan lain.
Tahukah kalian? Meski nama Bima perlahan terkikis seperti kayu yang di kerikitin rayap, namun ketika menerima pelukan tiba-tibanya berhasil membuat otak Banana ngeblank sengeblank-ngeblanknya. Dia diam saja kayak orang bego.
Kebegoannya bertambah ketika Bima membisikkan,“Na, lo lupa kasih gue kado ya?” Anjir. Bisikannya bikin dunia Banana ambyar. Banana tidak mendengar apapun selain bunyi debuman jantungnya, dan tulang kakinya yang serasa melunak.
Faktanya ia belum sepenuhnya move on dari seorang Bima Bim. Sentuhan kecil itu masih berefek padanya.
Siyalan anyway!
Namun yang tidak Banana sadari, ada sepasang mata yang berkobar melihat interaksi tidak wajar itu.
Sebagai calon suami yang budiman dan berbudi pekerti luhur, tentu saja Natta tidak terima kakak kelas tersayangnya di sentuh laki-laki macam tukang bengkel amatiran yang sudah menjadi musuhnya selama bertahun-tahun!
Enak saja main peluk-peluk calon bini orang! Benar-benar ngajak ribut!
Tangan itu sudah terkepal dan hendak melayang bebas jika saja Banana tidak menyadari tanda-tanda itu dan ia buru-buru memeluknya sebelum terjadi keributan. Tangan Natta masih menggantung di udara ketika kedua tangan kecil itu melingkar di perutnya. Sentuhan sederhana itu sukses membuat emosi Natta berangsur surut dan berganti dengan debuman over di area dadanya. Oke. Sekarang giliran Natta yang ngeblank.
Ajaib bukan? Natta tidak percaya efek sentuhan Banana akan sebesar ini. Kini Natta mempertanyakan dirinya. Apakah benar ia sudah tergila-gila dengan perempuan ini? Atau karena hari ini cuacanya buruk sehingga pelukan ini terasa hangat? Apa Natta harus mengatakan bahwa baru kali ini ia merasakan nyamannya sebuah pelukan dari wanita selain ibunya.