PC disini bukan personal komputer, bukan pula perangkat komputer. Lebih tepatnya Perangkat Cinta. Iya, cinta itu butuh perangkat, layaknya personal komputer. Misal perangkat alat sholat di bayar tunai, terus SAH!
*****
Bertemu kembali dengan mantan...
“Uhuuk!!! Bangke!” Ukei menyingkirkan tangan Banana dari lehernya, “Lo mau bunuh gue, hah!” Semburnya jengkel. Ia sudah bela-belain datang ke tempat kostnya malah di sambut dengan cekikan.
“Huaaaaaa! Kekeii...... Gue frustasi!!” Banana mengacak rambutnya seperti orang gila.
“Kenapa dah, lo?” Ukei menatap heran. “Udah nyepam di hape gue kayak sepur. Guenya dateng cuma mau di cekik. Situ waras?” sambungnya. Ia masuk ke dalam kost-an Banana, kemudian meletakkan tas miliknya di atas meja kecil.
Banana menutup pintu kamarnya dan mengikuti Ukei yang duduk di atas karpet bulu miliknya. “Gue pen bunuh orang!”
Sembari melepas kaus kakinya, Ukei menatap keki perempuan berkaus oblong kuning itu “Lo beneran waras?” matanya memicing.
Plak! Banana memukul bahu sahabatnya.
“Serius, deh. Gue lagi frustasi, jem!” Banana mengacak rambutnya lagi, lalu melompat ke tempat tidurnya dengan posisi tengkurap. “Arrgghhh...!! Gue setres beraaaatttt!!”
Reflek Ukei memutup kedua telinganya mendengar teriakan cempreng itu “Anjir, suara lo kek kucing kawin. Kalem dikit napa!”
“Huwaaaa!!!! Gue emang udah gilaaa!!” Banana menangis lebay di balik bantal, kakinya di banting-banting seperti anak kecil.
“Dasar kaleng krupuk. Di suruh jangan teriak, juga...” Ukei mengomel, tidak peduli dengan keadaan sahabatnya. Lantas ia beranjak dari karpet dan menuju kulkas mini milik Banana.
“Kei, lo beneran mau tunangan dulu nggak langsung nikah aja?” Banana bertanya. Posisinya berubah menjadi duduk dengan memeluk guling.
Ukei berjalan seraya meminum teh dingin yang ia ambil dari kulkas. “Suka-suka gue, dong...” jawabannya menyebalkan.
Sontak saja boneka Tata yang ada di samping Banana melayang pada sahabatnya, dan di sambut tawa olehnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Sumpah, ya. Lo ngeselin parah. Gue nanya serius, markonah!”
“Nggak usah ngegas buuuk,” perempuan berseragam guru itu mengambil boneka yang tergeletak di samping kakinya dan melanjutkan langkahnya, lalu menjatuhkan dirinya di atas kasur tepat samping sahabatnya dengan menjadikan boneka itu sebagai bantal.
Tentu saja pemiliknya tidak terima. Boneka kesayangannya ia tarik paksa dari kekejaman sahabatnya. “Heh. Penyiksaan!”
“Anjir!" Ukei mengumpat saat kepalanya nyungsep di kasur. "Siapa yang tadi ngelempar ke gue, hah?!” Ukei kesal, tangannya meraih bantal lain untuk alas kepalanya.
“Tadi gue khilaf,” gumam Banana sembari mengelus sayang bonekanya seperti anak sendiri.
Sahabatnya memutar bola matanya bosan. “Bucinnya kpop gini banget deh. Kagak ada yang bener. Sadar woi! Inget umur. Fokus sama hidup lo yang mulai tua. Udah mulai keriput tuh kulit."