15 :

1.7K 184 14
                                    

Sebelumnya ya, cerita ini sudah di tag adult. Jadi ni cerita berkonten dewasa. Tidak baik bwat adek-adek. 😅😅😅

So, yang merasa masih adek-adek minggir aje ye. 😂😂😂
Saia nggak tanggung jawab ama akibatnya. 🏃‍♀💨💨💨💨💨

#abaykankatarancu  😂😂😂

Oke, check it out, yo!

.

.

.

“Eh-ehh, kelas gue belok kanan!” Banana protes ketika Natta tidak membawanya ke arah kelasnya melainkan ke arah yang berlawanan.

“Siapa yang mau ke kelas lo?”

“Heh?!”

“Na! Lo mau kemana?!” Banana menoleh kebelakang ketika mendengar seruan itu. Sahabat tersayangnya berdiri di depan kelasnya dulu.

“Kelas lo disini, woi!” Ukei menunjuk kelas mereka.

“Aduh, Nat. Mau apa sih lo. Gue mau ke kelas.” Banana memukul-mukul tangan Natta yang menariknya.

“Bentar aja.”

“Bentar apaan. Gue udah di tunggu temen-temen gue!”

“Acaranya masih setengah jam lagi. Lagian kumpulnya di aula bukan di kelas. Jadi masih ada waktu kan?” ujarnya enteng.

"Bentar aja, oke? Kalo lo nekat balik, lo tau sendiri akibatnya.” 

Ini sungguh menjengkelkan. Banana harus menahan diri agar tidak menendang Natta dari lantai tiga. Untuk yang kesekian kalinya, Banana terpaksa menurut lagi pada bocah ini. Kekuatannya tidak sebesar suaranya.

“Nanti gue nyusul, Kei!" Banana berteriak pada perempuan yang masih berdiri di depan pintu kelas, menunggu balasan sahabatnya.

***

Genggaman itu terlepas ketika telah sampai di tempat tujuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genggaman itu terlepas ketika telah sampai di tempat tujuan. Tempat favorit Natta dulu saat ia sedang merasa penat dan bosan. Baginya cukup menyendiri di tempat ini dan di temani dengan sebatang rokok, moodnya akan membaik dengan sendirinya.

“Ngapain kesini?” Banana bertanya heran. Dari dulu ia tak menyukai rooftop sekolah.

"Lo pernah jadian sama, Adam?" Tanya Natta tiba-tiba. Punggungnya membelakangi Banana.

Sebelah alis Banana terangkat naik menerima pertanyaan yang tidak ia pahami. "Maksud lo? Adam siapa?"

"Lo, dulu kenal sama Adam? Kenapa dia sampe ngurung elo?"

Banana mengedip bingung, lalu pandangannya menerawang ke atas. Beberapa detik berfikir, akhirnya Banana tahu apa yang di katakan Natta. "Oh, jadi si kampret itu, namanya Adam. Baru inget gue, dia temen lo. Kalo lo pengen tau jawabannya ya tanya temen lo. Napa dulu tiba-tiba narik gue pas lagi ngelewatin kelas dia? Kalo lo mikir gue ngerayu temen lo, itu salah. Gue malah pengen nendang selangkangannya biar punah generasinya. Ya kayak sejenis lo itu. Suka nebar benih di mana-mana."

PC (Perangkat Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang