satu

984 51 11
                                    




Kupikir, aku tidak memiliki rasa....

Nyatanya, aku salah !!!

"Rasa ini menyiksa ku,

Menusukku perlahan lahan tepat di ulu hatiku.

Tak ada yang bisa ku lakukan selain tetap diam dan bersembunyi di balik topeng bahagiaku"

***

Rasa nyaman itu berbahaya, lebih berbahaya dari jatuh cinta.

Kita kadang mudah saja untuk jatuh cinta, tapi tidak mudah untuk kita merasa nyaman dengan hubungan yang kita jalani.

Tidak mudah dan tidak pada sembarang orang kita menemukan rasa nyaman. Mereka yang punya pasangan saja terkadang bisa saja lebih merasa nyaman dengan orang lain dari pada pasangan nya sendiri, apalagi mereka yang belum memiliki pasangan. Justru terkadang, kita bertemu dengan seseorang yang tidak kita sangka-sangka bisa membuat kita nyaman.

Dan kalau sudah merasa nyaman, seseorang bisa lupa kalau dia itu hanya teman, atau sahabat sendiri.

Rasa nyaman membuatku lupa siapa aku, siapa dia...

Rasa nyaman membuatku tidak tau menempatkan diri. Dan kalau sudah nyaman jadinya malah tidak rela melepaskan dan tak mau kehilangan.

Ya..., seberbahaya itu memang!!


***

"Hubungan jarak jauh membuat hubungan semakin erat"

Mataku langsung tertuju pada judul artikel di news feed sosial media yang tidak sengaja kubaca. Kebiasaan kalau sudah kelar kerjaan, browsing di internet dan media sosial adalah selingan di sela jam kerja sebagai penghilang penat dan bosan setelah beberapa jam bekerja. Apalagi di jam-jam sore begini, kegiatan itu sudah jadi kewajiban.
Dari pagi hanya berkutat dengan deretan angka-angka yang Jumlahnya  tidak sedikit. Jadi wajar saja dalan setiap kesempatan dimanfaatkan untuk merefresh otak dengan mencari sesuatu yang menarik seperti membaca artikel atau nonton youtube, misalnya.

Entah kenapa aku sedikit tertarik dengan tema artikel ini, meskipun aku bukan seseorang yang sedang dalam hubungan jarak jauh.

Ya, bukan.

Jarak yang membentang angkuh di antara kita, memisahkan kita sejauh ini. Membuatku selalu menahan rindu, membenamkan inginku untuk bertemu denganmu. Kapan kita terakhir bertatap muka?

Dua baris kalimat itu membuatku bergidik ngeri hanya membacanya saja. Entah aku yang merasa kata-katanya agak lebay, atau mungkin aku saja yang tidak mengerti karena aku tidak pernah mengalaminya.
Tapi meski begitu, tetap saja mataku membaca deretan kalimat berikutnya.

Artikel yang menarik.

Ada ketertarikan dalam diriku ingin mengetahui lebih lagi tentang jenis relationship ini.

Jarak yang jauh membuat kita harus berfikir keras mempertahankan hubungan ldr. Kalau kamu masih saja melakukan hal dibawah ini, hati-hati karena bisa saja hubungan mu sedang menandakan sebuah perpisahan .......................................................................................

Jarak yang memisahkan membuat Pasangan ini bergantung pada telepon, dan social media. Kecanggihan teknologi di jaman sekarang ini membuat semuanya jadi lebih mudah. Kapanpun kita bisa bertatap muka dengan orang yang berada di belahan dunia manapun. Satu hal yang patut disyukuri para pejuang LDR dijaman ini.

That's true!

Satu hal yang Patut di syukuri para pejuang ldr di jaman ini.

Di jaman teknologi yang serba canggih.

Bayangkan bagaimana pahitnya ldr di jaman dulu, dijaman orang tauku, orang tuamu, atau orang tua kita—tidak termasuk untuk generasi yang lahir di tahun dua ribuan ke atas, ya. Di jaman itu kan sudah ada telepon genggam atau handphone, meskipun penggunanya tidak sebanyak sekarang—yang baru lolos belajar merangkai pun sudah punya gadget.

Kembali ke pembahasan artikel tadi, para ldr itu memang tidak bisa terlepas dari yang namanya telepon dan sosial media, right?

Berkirim pesan atau chat-an dan video call sudah pasti menjadi kegiatan rutinitas. Apalagi di jaman sekarang dengan banyaknya aplikasi sosial medIa yang bermunculan mulai dari Facebook, line, whatsApp, instagram dan masih banyak lagi, yang tentunya sangat bermanfaat bagi para pengguna. Salah satunya ya para pejuang ldr ini. Sebap semua media itu punya perang yang sangat penting dalam mempertahankan kelangsungan hubungan.

Tapi meskipun berperan penting, kadang beberapa hal sepele seperti yang kita tahu, sering menjadi pemicu munculnya masalah yang  Para ldr itu disebapkan oleh sosial media. Seperti misalnya saat salah satu pihak lama membalas pesan atau mengangkat telepon bisa saja menjadi masalah. Nomor tidak aktif jadi masalah, posting poto di sosial media bisa jadi masalah, tidak menelpon sehari timbul rasa khawatir dan curiga. Masalah gsngguan pun jadi masalah.

Bahkan, rasa rindu pun kerap menjadi masalah yang berujung pertengkaran.

Aku menutup tabulasi di layar komputer lalu berfikir, betapa hebatnya mereka-mereka yang menjalani hubungan jenis ini. Itulah mengapa dikatakan hanya orang-orang yang hebat dan punya komitmen kuatlah yang akan berhasil dengan hubungan jarak jauh...

Lagi-lagi aku setuju dengan yang ini.

Ngomong-ngomong soal ldr, mengapa aku sedikit banyak paham dengan hubungan ini? Ya karena aku juga merasakan yang seperti itu—sampai hari ini.

Bergantung pada telepon dan sosial media. Teleponan tiap hari, tiap malam.

Dipisahkan jarak dan waktu, Aku disini, di Ibu kota Negara tercinta, dia disana di Negara tetangga sebelah, Singapore. Tidak terlalu jauh memang, tapi tetap saja tidak bisa saling bertatapan muka sehingga harus mengandalkan teknologi canggih demi kelancaran komunikasi.

Komunikasi kami pun sangat baik. Rutin berkirim pesan meskipun hanya dua atau tiga chat dalam sehari. Jadwal teleponan pun sudah mengalahkan jadwal minum obat.
Tapi seperti yang aku bilang tadi, media komunikasi itu juga sering menjadi penyebap munculnya masalah, misalnya saat aku lama mengangkat telepon, yang disana marah-marah, langsung ditanya kenapa lama, kemana aja, blabla....
Lama balas pesan, dia kesal, nuduh yang macam-macam. Kemana-mana harus kasih tau dulu. Tidak balas pesan, apalagi!

Padahal lagi Kehabisan pulsa!!

Seribet itu. Tapi, disitulah letak keistimewaannya.

Tapi tunggu dulu....

Dia yang aku sebutkan tadi itu, bukan seperti yang kalian pikirkan.

Sama seperti ldr, semua itu karena kami dipisahkan oleh jarak. Bedanya cuma satu, status kita cuma teman. Just a friend!

Lalu, kalau yang begini namanya apa?

Ldr?

Friendzone ?

Atau, Long Distance Frienzoneship??

Fiendzoneshittt....!!!!

Long distance Friendzone shitt !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang