Happy Reading.....
.
.
.
.
_____*****_____
Kamu yakin dia naruh kamu di frienzoneSiapa tau dia bersikap bisa saja tanpa maksud apa-apa, kan?
atau mungkin kamu saja yang terlalu peka....
***
Kami tiba di rumah Yaya sekitar pukul setengah Sembilan malam. Iya, kami.
Aku dan pak Arga akhirnya pergi bersama ke acara pertunangan Yaya yang di adakan di rumahnya. Tidak mewah, hanya acara sederhana saja. Yang diundang juga tidak banyak, cuma keluarga kedua pihak dan kerabat dekat saja.
Kami memasuki rumah Yaya yang sudah lumayan ramai oleh beberapa tamu lalu menuju ke taman belakang tempat acaranya diadakan. Sederhana sih, tidak seperti orang-orang yang biasanya, menyewa gedung atau di tempat mewah. Tapi kalau aku lihat disini tidak kalah bagus kok dekorasinya dengan yang diluaran sana.
Hiasan dedaunan di sekitar taman belakang yang dipasangi lampu-lampu kecil mampu menciptakan suasana alam dan terasa lebih hidup. Lalu di sebelah kiri kolam renang ada aksen inisial nama dengan sentuhan papan kayu tanpa finishing dengan dinding yang dilapisi hiasan kain warna putih dan tatanan bunga warna warni.
Aku sengaja berjalan selangkah di depan pak Arga untuk menghindari prasangka orang terutama mbak Raya. Tidak menutup kemungkinan tamu yang hadir disana dari orang-orang kantor PI, kan? Siapa tau Yaya mengundang beberapa karyawan disana atau bapak Radit, mungkin?
Eh, tapi kalau pak Radit tidak mungkin deh kayaknya. Ini kan baru acara tunangan, bukan nikahan...
"Eeeh, Hana... cantik banget kamu"
Aku menoleh ke asal suara dan ternyata itu tante Nani, ibu Yaya yang aku sambut dengan menyalami nya dengan mencium tangannya.
"Makasih, tante. Tante juga cantik banget." Kataku balas memuji.
Tante Nani melirik ke sebelahku dengan pandangan bertanya 'yang ini siapa?'. Ternyata dia sudah berdiri disisiku. Mengerti tatapan tante Nani, pak Arga memperkenalkan diri. "Arga, tante!" katanya ramah.
Tante Nani menyambut dengan senyum ramahnya. "Makasih ya nak Arga udah datang. Ya udah tante mau kesana dulu ya." Katanya lalu pergi meninggalkan aku dan pak Arga.
Pandanganku menyapu sekeliling taman mencari-cari keberadaan yang punya acara ini tapi ——oh ya ampun! Itu disana jarak hanya beberapa meter dari tempatku berdiri ada mbak Raya dan suaminya. Aku buru-buru membalikkan badan mengambil langkah pergi menjauh dari pak Arga. Senggaknya mbak Raya tidak tau kami datang bersama. Bisa-bisa mbak Raya akan menerorku langsung malam ini.
Tidak!
Mbak Raya Tidak boleh tahu.
Baru saja berjalan selangkah tapi———
" Mau kemana?"Sebuah tangan meraih lenganku dan itu ternyata tangan nya pak Arga.
Aku menunduk memperhatikan jari besarnya yang masih berada di lenganku. Jantungku berdegup. Sentuhan fisik yang pertama. "Ssaa——"
"Eh, kamu dipanggilin nggak denger sih?" Entah dari mana secepat kilat mbak Raya sudah berdiri di belakangku.
Ughhh!!!
Secepat kilat aku memisahkan lenganku dengan jarinya.
"Eh, mba Ray, aku nggak liat tadi"
Mba Raya mengabaikan dan malah menoleh ke pak Arga.
"Haii pak, datang sama Hana, ya?" Aku bisa lihat wajah mbak Raya bertanya sambil tersenyum menggoda. Pak Arga menjawab hanya dengan sebuah anggukan singkat sambil tersenyum.
Aku pura-pura tidak dengar . "Hai mas Ari" Aku beralih menyapa mas Ari. Mengalihkan pembicaraan. Jangan sampai mbak Raya memperpanjang.
"Oiya, kenalin pak, ini suami saya"
Syukurlahh...
Mas Ari tersenyum menanggapi. "Mas, ini pak Arganta teman kantor"
____****____
"Eh! Kok bisa sih kamu kesini sama pak Arga? Dia yang ngajakin kamu? Gimana ceritanya sih? Nggak ,mungkin kamu yang ngajakin, kan?" Mbak Raya menerorku dengan semua pertanyaan nya yang sudah sebelas dua belas mirip wartawan lambe turah yang ada di acara gosip televisi.
Kami sedang mengambil es koktail buah segar yang ada di atas meja, sedangkan pak Arga dan mas Ari——suami mbak Raya kami tinggal di meja tamu. Komunikasi mereka cukup nyambung dari apa yang aku lihat tadi. Yang tentunya tidak lain dari masalah kerja, ciri khas orang pebisnis.
"Aku yang ngajakin? Nggak lah" jawabku kesal.
"Jadi dia yang ngajakin? Kok bisa sih? Gara-gara yang aku bilang kemarin itu ya? Padahal aku Cuma becanda loh haha."
Aku menatap mbak Raya curiga. "Mbak Raya kok senang banget sih aku sama pak Arga?."
"Itu karena aku kasihan sama kamu yang udah jomblo sekarat tau nggak. Apalagi setelah tau kamu bermasalah friendzone tingkat akut. Aku jadi pengen banget cepat-cepat ngejodohin kamu sama cowok, dan pak Arga udah orang yang paing tepat. Kemarin aku udah senang Yaya bilang kamu punya pacar, eh taunya cuma Friendzone. Aku lagi berusaha buat nyeret kamu keluar dari zona abu-abu itu tau nggak" Katanya menasehati. "Nggak jelas!!!"
Iya, mbak Raya sudah tau, Soal Hilton.
Kemarin sejak mbak Raya yang datang ke ruanganku dan mendengar aku bicara sama Hilton itu aku tidak bisa bohong lagi, akhirnya aku cerita.
Sampai sejauh ini baru mbak Raya sendiri yang tau tentang ini, tentang perasaanku karena aku fikir tidak ada salahnya cerita ke mbak Raya, lagi pula aku percaya mbak Raya dan sudah kenal lama. Dia teman ku yang lebih senior, setidaknya lebih dewasa dari segi umur dan pengalaman di banding Yaya.
Dan kalian tau apa tanggapan mbak Raya? Dia sama sekali tidak mendukung bahkan kemarin dia menasehatiku panjang lebar.
Selama itu, Na?
Selama itu kamu mendam perasaan sendri ke orang yang kamu bilang sahabat kamu itu? Dan_kamu masih bertahan sampai hari ini?
Kamu itu salah satu dari kumpulan orang-orang bodoh yang ada di dunia ini tau nggak.
Apa yang buat kamu masih bertahan, Na? Kamu ada harapan dia punya rasa yang sama denganmu? Kamu mikir nggak, dengan waktu selama itu kamu udah sampai kemana-mana, kamu udah bisa nikah, punya anak dan anakmu udah gede. Harusnya kalo dia juga punya rasa yang sama, dia pasti ada tindakan buat ngejelasin hubungan kalian,kan? Tapi sampai sekarang apa? Nggak ada yan berubah. Kamu Cuma berlebihan dengan semua sikap dia ke kamu, kamu terlalu peka dengan perasaanmu. Dan kamu tau kenapa sampai hari ini kamu masih betah di zona itu? Karena kamu nggak pernah nyoba keluar dari zona itu dan buka hati ke orang lain.
Yang kamu tau Cuma dia, dia dan dia lagi.
Kamu yakin dia naruh kamu di frienzone?
Siapa tau dia bersikap bisa saja tanpa maksud apa-apa, kan?
atau mungkin kamu saja yang terlalu peka dengan semua perhatian dia ke kamu....Aku fikir kamu nggak lupa kan? Baru bberapa hari yang lalu kamu niup lilin. Harusnya kamu udah serius mikirin masa depan mu, bukan nya malah berharap dengan semua yang nggak pasti.
Lagian, mau sampe kapan kamu nungguin dia? Nunggu sampe kamu jadi perawan tua?
Nunggu kamu nangis darah pas dia datang bawa undangan ke kamu dan nikah sama mantan nya yang kamu bilang teman kamu itu?
—Aku saranin kamu harus move on dan——pak Arga udah orang yang paling tepat....
Kecuali mau jadi perawan tua, sih...Dari semua kalimat panjangnya mbak Raya.... Kenapa semuanya benar, sih?
Terima kasih untuk yang sudah mem vote....
KAMU SEDANG MEMBACA
Long distance Friendzone shitt !
ChickLitBetween men and women there is no friendship possible. There is passion, enmity, wordship, love but, no friendship!! Dan--kalau sudah merasa nyaman, seseorang bisa lupa kalau dia hanya teman, atau sahabat sendiri. Rasa nyaman bisa membuatku lupa...