Semoga apapun yang aku tukiskan disini kalian suka.Happy reading...
.
.
.
."Mbak Rai, ketemuan yukk.."
Itu adalah pesan yang dikirimkan Hana untuk Raya kemarin malam. Tapi karena Raya mengatakan dia tidak bisa keluar, maka disinilah Hana sekarang, di kantin kantor PI, tempat kerjanya dulu. Terpaksa dia yang mendatangi Raya.
Wanita yang bertubuh agak berisi dan sedikit lebar itu mendengus kecewa mengetahui Arani tidak ikut.
"Padahal udah kangen banget sama Honey, kenapa nggak dibawa, sih?"
"Kalo ketemuannya di luar, sih rencana mau bawa dia, tapi kalo di kantor kamu gini nggaklah!"
"Emang kamu pikir aku ini ibu bos kayak kamu, yang kerjaannya cuma tenang-tenang dapat duit? Aku tuh hari ini mau meeting sama pak Radit." Protes Raya.
"Eh tapi tumben kamu ngajak ketemuan. Pasti ada sesuatu nih yang mau diceritain".
Hana meyeruput jus alpukatnya.
"Nggak! Kangen aja sama mbak" Hana menyengir."kangen pantatku!."
"Ih! Udah emak-emak juga masih ngomong jorok. By the way, makin hari makin sukses aja itu body"
"Nggak usah kelamaan intro." Raya mendengus tidak suka. "Ini perbuatan bapaknya anak di rumah! Jadi apa yang mau aku dengerin, nih makanya kamu sampe rela datang ke sini?" Potong Raya tidak sabaran.
Semenjak menjadi istri Arga, Hana memang sudah jarang bertemu dengan teman-temanya di kantor. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Mengerjakan pekerjaan ibu rumah tangga dan melayani suaminya. Kalaupun ingin keluar selalu bersama Arga apalagi sejak Hana diketahui telah mengandung, pria itu selalu mengkawal Hana kemanapun. Suami idaman sekali..
Jadi wajar saja Raya berpikir demikian. Kalau Hana sudah megajak ketemuan mendadak, pasti ada maunya.
"Mbak lagi isi?"
Lalu setelahnya Hana merasa geli melihat ekspresi cengiran Raya.
Hana sedikit ragu. Dia berniat ingin cerita mengenai Hilton yang belakangan ini dia temui di Jakarta. Tapi begitu ingin memulai, ada ragu dalam hatinya. Apa Raya akan menganggapnya istri yang tidak sopan membicarakan pria lain? Saat statusnya sebagai ibu dari satu anak?
"Sebenarnya aku mau ngasih tau sesuatu.." Ucap Hana ragu.
"Udah tau! Langsung intinya aja."
"Tapi mbak jangan berpikiran buruk, ya. Aku nggak ada maksud apa-apa"
"Hmm...!"
"Aku ketemu Hilton!"
Hana menunggu reaksi Raya. Sedikit kaget namun setelahnya dia biasa saja. "Terus?"
"Mbak nggak kaget?"
"Kalo kamu bilang ketemu pangeran Harry the duke of Sussex baru aku kaget, bahkan jejeritan. Ketemu Hilton itu wajar banget"
"Terus gimana setelah ketemu? move on nya gagal? Cinta lama mekar kembali?" Raya melanjutkan.
"Apaan! Udah dari tahun-tahun lalu kali.." Hana tidak terima.
"Yakin banget?" Raya menatap intens tepat di wajah Hana dengan tatapan jailnya
Hana memutar mata kesal, mengabaikan Raya, tangannya memainkan sedotan dalam gelas panjangnya dengan pola melingkar.
"Aku ga tau dia udah di Jakarta." Hana melanjutkan.
"Tiba-tiba muncul gitu aja, udah gitu ketemunya di kantornya Mas Arga lagi, di ruangan Mas Ian. Kan aku kaget, mba"
KAMU SEDANG MEMBACA
Long distance Friendzone shitt !
ChickLitBetween men and women there is no friendship possible. There is passion, enmity, wordship, love but, no friendship!! Dan--kalau sudah merasa nyaman, seseorang bisa lupa kalau dia hanya teman, atau sahabat sendiri. Rasa nyaman bisa membuatku lupa...