Empat puluh Empat

362 12 0
                                    



Hana Hilton muncul lagi, nih....

nggak tau deh masih ada yang ingat atau nggak.

ntahlahh!!! heran kenapa bisa semalas ini :'(

Langsung aja deh...

.

.

.


"Kenapa nggak disini aja, sih...?"

Entah sudah berapa kali sejak tahu acara nikahan sahabatnya itu diadakan dikampung halaman, Raya selalu mengeluhkan ini. Meskipun ia tahu, seberapa banyakpun ia mengeluh tidak akan mengubah rencana yang sudah disepakati oleh kedua belah keluarga calon mempelai.

Acara mereka memang dilaksanakan di Samarinda, karena keluarga kedua belah pihak memang berada disana. Beberapa teman dekat mereka yang di Jakarta menyesalkan hal itu sebap tidak semua bisa datang.


"Kalau disini pasti lebih banyak pilihan Wo-nya yang terkenal dibanding disana yang palingan cuma WO sederhana. Udah gitu temen-temen dari PI juga bisa datang. Termasuk mantan bosmu, pak Radit" Raya lagi-lagi menunjukkan wajah memelasnya. Menatap kesal pada Hana yang memainkan hp nya. Berbeda dengan Yaya yang meskipun juga ikut menyayangkan namun tidak terlalu menunjukkan seperti Raya.

"Samarinda tuh jauh, loh, Na.."

Hana menoleh mendelik, "Siapa bilang? Emang mbak mau jalan kaki?"

"Kan naik pesawat, mbak." Yaya menimpali.

"Iya kan nyampe Balikpapan. Samarindanya masih jauh. Kamu bilang ada tiga empat an jam lagi, ya?"

"Ada, sih bandara baru di Samarinda, tapi belum resmi."

Raya mendengus, "sama aja, Hanaaaa..."

"Tapi kalau mbak malas jalan darat, ada juga loh pesawat capung, Bpn- Samarinda"

"Ih, nggak mau. Aku belum pernah naik pesawat gitu. Takut" Raya memainkan sedotan minumannya yang sudah hampir habis setengah.

"Eh, ini si calon suamimu jadi datang apa gimana, nih? Coba kamu tanya, kali aja dia lupa" ucap Raya sambil menyapukan pandangannya ke sekitar.

Hana ikut berdecak. Namun saat ia baru saja akan menghubungi Hilton, Ponselnya lebih dulu bergetar, sebuah chat dari Hilton mengatakan kalau dia sudah di parkiran mall- ditempat mereka janjian hari ini. Hana sedikit memberengut, "baru nyampe dia, coba" ujarnya pada Yaya dan Raya dengan sedikit kesal.

Hilton mengatakan dia akan sampai sebelum jam lima sore, namun kenyataannya dia baru tiba di parkiran sudah hampir jam enam. Setelah mengetikkan balasan pada Hiton-menyebutkan nama tempat mereka, Hana kembali menyeruput minuman yang sudah hampir habis itu.

Tidak lama setelah itu, sosok yang sudah mereka tunggu kedatangannya sejak setengah jam lalu-terutama dua sahabatnya yang memang sudah sangat antusias ingin berkelalan langsung dengan Hilton-terlihat berjalan dari pintu masuk.

Selama ini meskipun mereka dekat, namun belum pernah sekalipun Hilton bertemu dengan kedua sahabat Hana itu. Sejak beberapa waktu lalu memang Raya beberapa kali ingin bertemu langsung dengan Hilton, namun karena kesibukan masing-masing yang tidak pernah menemukan waktu kosong yang sama membuat rencana itu selalu gagal.

.

.

.

Sosok yang sedang berjalan dengan sedikit terburu ke arah meja mereka itu ternyata cukup mampu membuat kedua sahabatnya kini menatap dengan kagum. Meskipun masih dengan pakaian kerja yang lengan kemejanya sudah digulung dibawah siku dan sedikit kusut, namun aura ketampanan di usianya yang sudah kepala tiga itu masih terlihat memukau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Long distance Friendzone shitt !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang