Akhirnya bisa update jugaaa...
Hiatusnya lama banget.
Masih ada yang ingat nggak ini ya sama Hana Hilton?
Semoga kalian suka.
Happy reading...
Hati-hati, rawan typo!!!
.
.
.
Perempuan yang sudah di lamar atau calon pengantin katanya, biasanya akan memancarkan aura bahagia dari dalam jiwanya. Hal inilah yang membuat si wanita tampak lebih cantik karena terpancar dari hati yang bahagia. Dan kini Hilton membenarkan itu ketika melihat wanita di depannya.
Sampai-sampai rasanya tak ingin wanita ini berkeliaran agar tak banyak mata yang menikmati kecantikan itu.
Entah mengapa rasanya makin hari Hana dimatanya semakin cantik, semakin bersinar saja. Apalagi malam ini, wajah Hana terlihat berseri-seri.
Mungkin inilah penyebap tak jarang ada mantan yang tiba-tiba minta balikan padahal si wanita akan jadi milik orang.
Namun kali ini Hilton merasakan lega yang luar biasa, mengingat si wanita di depannya yang terlihat semakin cantik saja ini, sudah miliknya—maksudnya tak lama lagi akan jadi miliknya secara sah. Membayangkan itu membuatnya tak bisa menahan senyum.
"Ya udah kamu langsung pulang kan ini?"
Hana sudah membuka seatbelt-nya bersiap untuk turun.
"Hm..." Jawab Hilton singkat namun matanya menyoroti Hana begitu dalam dengan sebelah tangannya mengelus pipi Hana sekilas dengan kedua matanya menikmati keindahan di depannya.
"Kenapa itu mukanya begitu banget?" Hana grogi, namun ia pura-pura bertanya menutupi rasa malunya dipandangi terus begitu.
Kali ini bukan hanya senyuman, namun Hilton sudah menampakkan barisan giginya yang rapi, "Cantik banget.." yang dibalas Hana dengan memutar kedua bola matanya. "kayak masa pacaran aja pake gombal segala"
"Emang kita pernah pacaran?" Alis Hilton naik turun.
"Aku kan bilangnya kayak pacaran aja. Nggak bilang kayak kita jaman pacaran. Ih, kamu tuh! Mana pernah aku pacaran sama kamu"
Hana mengalihkan pembicaraan. Pipinya sudah panas rasanya dengan tingkah aneh Hilton malam ini. Dari tadi senyam senyum dan memandanginya terus seperti baru bertemu selama bertahun-tahun. Padahal mereka tidak bertemu baru dua hari saja, karena kesibukan Hilton. Mungkin pipinya akan benar-benar terbakar kalau semakin lama dia berada di mobil itu.
"Nggak pacaran, tapi bisa jadi calon istri" Katanya bangga.
Tidak tahan berlama-lama dirayu Hilton, Hana akhirnya keluar dari mobil dengan terlebih dahulu memberitahu Hilton untuk langsung pulang. "Nggak usah mampir kemana-mana lagi, katanya tadi capek tiga hari ini kerja terus. Langsung istirahat, tapi bersihin badan dulu" Nasehatnya yang direspon Hilton hanya dengan anggukan.
"Hon..." cegat Hilton saat Hana sudah membuka pintu. "Hm?"
Padangan mereka beradu dalam beberapa detik lalu dengan begitu saja Hana merasakan kecupan mendarat di keningnya. Hana kaget namun berikutnya ia ikut memejamkan mata, meresapi kehangatan yang menyelimuti dadanya.
"I will miss you..." Ucap Hilton setengah berbisik lalu berpindah pada bibir merah Hana yang dibalas Hana hanya dengan tersipu.
Tak ada lumatan, hanya kecupan singkat pada bibirnya tapi tetap saja wajahnya memanas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long distance Friendzone shitt !
ChickLitBetween men and women there is no friendship possible. There is passion, enmity, wordship, love but, no friendship!! Dan--kalau sudah merasa nyaman, seseorang bisa lupa kalau dia hanya teman, atau sahabat sendiri. Rasa nyaman bisa membuatku lupa...