Sejeong menghabiskan kopi ditangannya lalu melemparnya dengan tepat ke arah tempat sampah. Ia mengamati sekelompok dokter dan suster yang berjalan cepat menuju ruang operasi dilantai sebelas tempat Nayoung di rawat, tidak begitu lama kemudian Rena Kang datang menghampirinya usai menengok keadaan Minkyung beberapa menit yang lalu. Dokter mengatakan jika keadaan Minkyung baik baik saja, gadis itu hanya pingsan karena kondisi tubuhnya yang lemah.
“Hey minumlah,” kata Sejeong mengulurkan sekaleng kopi di sampingnya pada Rena Kang yang langsung mengambilnya cepat. Jantungnya masih berdebar keras, begitu keras hingga sesaat ia tidak bisa mendengar apapun selain detak jantungnya.
“Maaf aku baru keluar, dokter bilang Kim Minkyung akan segera siuman. Dia hanya pingsan dan sedikit shock.” ujar Rena, mendudukan tubuhnya di samping Sejeong. “Bagaimana keadaan Dokter Lim Nayoung? Apa operasinya berjalan lancar?”
Sejeong mengangguk, “Operasinya berjalan lancar, tapi Nayoung belum sadar. Mungkin efek dari obat bius– dua puluh menit yang lalu Dokter sudah menjahit luka pada perut Nayoung. Syukurlah tidak ada hal buruk yang terjadi padanya, Adik Nayoung sedang berjaga di dalam, menunggu Nayoung sadar.”
“Aku lega mendengarnya.” kata Rena menenggak kopinya cepat, seolah itu adalah salah satu cara untuk menghentikkan degup jantungnya yang gugup. “Aku masih tidak mengerti. Kenapa aku harus terlibat dalam semua ini,” gumam Rena, namun Sejeong dapat mendengarnya begitu jelas.
“Tentu saja kau harus terlibat. Karena kau adalah Kang Yebin,” Sejeong membuka percakapan yang langsung menarik atensi Rena, ia menoleh kasar. Menatap Sejeong yang terdiam setelahnya dengan mata kosong, “Karena kau adalah Kang Yebin, karena itu Nayoung melibatkanmu dalam hal ini.”
“A–apa maksudmu?”
.
.
.
LOST STARS
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yeonwoo Pov
Aku tidak bisa menghapus kenyataan bahwa kau adalah bagian dari masa laluku. Aku tidak bisa menghapus apa yang pernah terjadi diantara kita selama ini. Dan atas apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu, aku sungguh minta maaf.
Aku berlari di sepanjang lorong rumah sakit setelah mendapat kabar dari Sejeong bahwa Nayoung sedang berada di rumah sakit. Langkahku tergesa sambil menatap nomor-nomor pintu kamar di sepanjang lorong. Rasanya begitu panjang. Degup jantungku terasa semakin kencang. Aku jauh dari tenang. Aku tak dapat mengendalikan perasaanku. Kecemasan, ketakutan, kegelisahan. Tidak, sampai aku melihat sendiri bagaimana keadaan Nayoung.
“Sejeong!”
“Yeonwoo?”
“Dimana Nayoung? Bagaimana keadaan Nayoung? Apa dia baik-baik saja?” tanyaku panik, berharap Sejeong menjawab pertanyaanku cepat.
