02.

566 62 9
                                    

Author: Idew Hwang
Instagram: idewsmile




.




.




.




"Rena Kang-" Ia kembali berdehem mengulang namanya entah untuk kesekian kalinya.

Resepsionis itu menatap dirinya takjub, lebih tepatnya 'shock', entahlah namun sepertinya wajah Rena Kang sangat familiar dalam ingatannya.

Rena melirik bagian dada wanita itu yang menampilkan informasi berupa Nama dan Umur juga foto berlatar belakang tulisan Loews Corporation. Namanya adalah Julia Jung, resepsionis utama loby Loews Corp.

Rena menatap garis wajah wanita di depannya dan tahu saat itu juga wanita itu merupakan blasteran korea dari nama belakangnya juga kulit putihnya, matanya yang sipit dan rona merah di pipinya. Orang amerika beranggapan seorang wanita disebut cantik jika ia memiliki wajah Angel face; mata sipit, kulit putih, namun memiliki rona merah di area pipi juga rambut blonde ikal yang ia gelung sempurna.

Wanita itu sibuk beberapa menit sebelum ia mengambil sesuatu dari bawah meja dan memberikannya sebuah ID Card dengan nama beserta fotonya.

Waw... Rena benar-benar terkesan bagaimana semuanya tertata begitu rapi dan sistematis.

"Waktu interview anda pukul tujuh pagi, harap datang tepat waktu." ucapnya sambil menyerahkan ID Card. "Dan tolong datangi bagian Personalia di lantai sepuluh, ada sesuatu dalam berkas anda yang harus diperbaharui," ia tersenyum. "Demi kepentingan perusahaan" lanjutnya.

Rena mengangguk kaku. Mengambil ID Card miliknya sambil bergumam terimakasih dan berjalan menuju lift. Ada enam puluh lima lantai dan entah kenapa ia penasaran bagaimana setiap lantai akan terlihat. Akankah semenakjubkan lobi dengan sofa-sofa berwarna gelap dan terbuat dari kulit? Atau seindah restoran di samping lobi yang bernama Lasagna dengan profil seorang Eksekutif Chef di bagian depannya?

Entahlah, Rena memencet tombol sepuluh hingga menyala; suara seorang wanita terus-menerus mengingatkannya setiap lantai. Ia hanya berusaha agar ia bisa menjadi salah satu bagian dari Loews Corp dan menaikkan taraf kehidupannya, bukan berarti dia tidak mensyukuri hidupnya. Ia hanya sedang berusaha membuat dirinya menikmati usia muda dengan menjadi pekerja aktif dan lupakan masalah segera-cari-calon-pendamping dari omelan ibunya di Seoul.

"Terimakasih atas kerja samanya," ucap lelaki berusia empat puluh tahun yang duduk di balik komputer berlayar tipis sembari berdiri dan mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Rena membalas uluran tangannya dan tersenyum tipis. Ia keluar dari ruangan dingin itu; Rena menyangka suhunya pasti berada di bawah delapan belas derajat dan tidak dimatikan sama sekali saat malam hari. Lagi, pemborosan.

Ia keluar dari lift saat mencapai lantai dasar, membiarkan seorang wanita yang menenteng dokumen di lengannya untuk keluar terlebih dahulu.

Rena memasukkan tangan ke dalam mantel Burberrynya saat ia menatap seorang wanita dengan wajah sedih terlihat kerepotan dengan tas besarnya dan tas kecil yang berada di pergelangan tangannya terjatuh dengan risleting terbuka hingga menyebabkan beberapa uang koinnya menggelinding di lantai hitam yang kelam.

Orang-orang nampak sibuk tanpa mau menolong, Rena berdecak kecil dan membungkuk di samping wanita itu unutuk menolongnya memunguti koinnya yang berjatuhan. Wanita itu meliriknya dan berucap. "Oh, terimakasih"

"Tentu saja." jawabnya sambil tersenyum tipis.

Rena melihat satu koin yang terjatuh cukup jauh dan melangkah kesana, ia membungkuk namun tiba-tiba sepasang vantovel hitam membuat tangannya terhenti.

LOST STARS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang