“Terimakasih sudah membantu menjaganya,” suara Joshua menginterupsi, melirik kakaknya yang sudah tertidur lelap.
“Tidak masalah,” Rena Kang tersenyum. “Aku harus pulang, ini sudah larut malam. Jika aku ada waktu, besok aku akan datang lagi kemari.”
“Sekali lagi terimakasih,”
.
.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*silahkan play media diatas sambil membaca
.
.
.
LOST STARS
“Apa Minkyung baik baik saja?” tanya Nayoung, usai salah seorang suster keluar dari ruangan tempat ia di rawat.
“Tenanglah teman, kekasihmu baik-baik saja,” Sejeong menggeser kursi kemudian duduk di sisi ranjang Nayoung. “Kau tau, kau membuatku khawatir. Harusnya kau menunggu sampai aku dan pasukan polisi datang. Aku shock mendapati dirimu terkapar di lantai berlumuran darah. Kau benar-benar membuatku takut!” kata Sejeong.
“Menunggu sampai kau datang, itu terlalu lama. Lagipula Heehyun bisa melakukan apa saja,” balas Nayoung. “Setidaknya Minkyung selamat, itulah yang paling penting.”
“Kau gila,” sahut Sejeong. “Kau tahu? Kau mempertaruhkan nyawamu disini. Dan astaga, selanjutnya apalagi yang akan kau lakukan?”
Nayoung mengangkat bahu, “Entahlah. Aku belum memikirkan apapun.” mata Nayoung menerawang lurus ke depan. “Mungkin selanjutnya, aku akan menjelaskan pada Minkyung tentang siapa sebenarnya Rena Kang. Dengan begitu, dia akan tahu semuanya. Tidak ada lagi hal yang ku sembunyikan darinya.”
Sejeong menggeleng heran, “Selanjutnya? Apalagi yang akan kau lakukan?”
Nayoung tersenyum, “Selanjutnya, biarkan waktu yang akan menjawab semuanya.”
Sejeong beranjak berdiri dari kursinya, “Aku berharap hal yang baik untukmu dan Minkyung,” ia berjalan ke sisi jendela, menatap jalanan luar yang ramai, merasakan suasana angin malam yang cukup dingin. “Omong-omong, tadi siang Yeonwoo datang kemari menjengukmu,”
Alis Nayoung bertaut, “Y– yeonwoo?”
Sejeong membalikkan badan, kemudian kembali menatap Nayoung. “Yeah, dia datang kemari siang tadi. Dia sangat mengkhawatirkanmu, dia menangis cukup lama saat kau belum sadar. Gadis itu tidak pernah berubah Nayounga, walaupun aku tahu dia akan segera menikah—”
