“Kadang kala, Tuhan mempertemukan kita pada persimpangan jalan yang sulit untuk kita pilih dan kita tempuh. Namun, pada akhirnya kita harus memilih dan menjalaninya bagaimanapun pahit jalan yang harus kita lalui itu. tapi, Tuhan selalu menghadirkan kebahagian diakhir perjalanan panjang penuh perjuangan yang kita lalui itu.”
— Rena Kang —
.
.
.
@John F Kennedy International Airport — New York
“Semuanya sudah kau bawa?” tanya Eunjin ketika Rena Kang duduk, menatap jam tangannya. Gadis itu hanya mengangguk singkat.
“Tidak ada yang ketinggalan, kan?” tanya Eunjin memastikan sekali lagi.
“Tidak ada,” jawab Rena, ia menoleh ke arah kakak sulungnya. “Semua barang sudah unnie cek?”
Ahn Hani yang sedang mendengarkan musik melalui earphone nya menoleh ke arah Rena, “Kau bilang apa?” tanya Hani melepas sisi kanan earphone miliknya.
“Barang unnie tidak ada yang ketinggalan? Sudah di cek semua?” Rena memperjelas pertanyaannya.
Hani hanya mengangguk, lalu kembali memasang earphone miliknya ke telinga.
Rena Kang menatap ke seluruh penjuru bandara, orang–orang tampak ramai berlalu lalang. Berulang kali Rena mengedarkan pandangannya, namun ia tak kunjung mendapati apa yang ia cari.
“Apa mungkin, dia tidak datang?” batin Rena Kang dalam hati.
“Kau menunggu seseorang?” tanya Eunjin.
Rena mengangkat sebelah alisnya, “Mmh ya, tapi sepertinya dia tidak akan datang—”
“Siapa memangnya?” mata Eunjin menyipit penasaran.
“Seseorang yang spesial,” jawab Rena di iringi tawa pelan dari suaranya.
“Ah kau ini ada ada saja, pesawatmu berangkat dua puluh menit lagi, kan? Kenapa tidak check in sekarang saja?” kata Eunjin.
“Aishh— santai saja, aku masih menunggu,” ujar Rena memandang seluruh penjuru bandara yang sangat ramai malam itu. Namun ia masih belum mendapati tanda kedatangan seseorang yang ia tunggu.
Satu menit berlalu...
Dua menit berlalu...
Lima menit berlalu...
Sepuluh menit berlalu...
Nihil
Tidak ada tanda–tanda ia akan datang.
Hani yang sedari tadi mendengarkan musik, melepas earphone nya kemudian beranjak berdiri, “Hey, kita check in sekarang?” ia memandang ke arah Rena.
“Oh kurang sepuluh menit lagi– hey, sebaiknya kalian check in sekarang,” sahut Eunjin menatap jam tangannya.
Rena menunduk, ah mungkin dia memang tidak akan datang.