*pranggg
Deg
OB yg sedang membawa segelas teh tak sengaja menabrak batz saat berjalan di lorongan kantornya. Teh yg masih hangat kini tumpah dan menyirami jass yg batz pake.
"Apa yg kau lakukan hah?" Bentak batz pada OB tersebut
Wajah batz merah menahan emosi.
"M-ma-maafkan saya mis, sungguh saya tidak sengaja, ma-"
"Sekarang juga kau keluar dari kantor ini, KAU AKU PECAT!" bentaknya dengan nada tinggi
Membuat suasana tegang kini batz menjadi pusat perhatian dan bahan tatapan semua pegawainya yg pada diam di sana.
"Ta tapi mis-"
"KELUAR!" bentaknya lagi menatap OB tajam
OB tersebut hanya menunduk takut dan pergi dari sana.
Batz mengipasi kotoran di jassnya yg basah.
Tatapan batz beralih pada sekitar sana di mana semua pegawainya sedang menatapnya histeries."Jika kalian masih ingin bekerja di sini, sebaiknya kembali pada tempat masing masing, jangan menatapku seperti itu bodoh!" Sentak batz menatap semuanya satu persatu
Semuanya pada menunduk takut dan segera berjalan ke tempat masing masing
"Sialan!" Dengus batz yg langsung memasuki ruangannya
*brak
"Kau selalu sajah seenaknya memecat orang yg tak berdaya, apakah hatimu sebuta itu hah?" Ujar lisa yg masuk begitu sajah ke ruangan batz
Batz masih sibuk membuka blazernya.
"Apa kau pernah berfikir bagai mana nasib hidup mereka? Mereka bekerja untuk menafkahi anak istrinya yg butuh dana hidupunya. Mereka berusaha keras untuk mencari sesuap nasi demi keluarganya yg kesusahan, tapi kau selalu sajah tidak memiliki hati nurani, bahkan kau tidak pernah melihat bagai mana susahnya mereka mencari uang, kau sungguh keterlaluan phichyaphakh batz !" Lanjut lisa dengan nada tinggi dan menatap batz tajam
"Kau tidak perlu membentakku seperti itu, kau hanya bocah yg tidak tau bagai mana caranya menghargai seseorang dan berbuat sopan santun pada atasannya, dia sudah keterlaluan" gertak batz tak kalah sengitnya
"Hmm...kau terlalu mengobsesikan sifat angkuh dan egomu itu! Dia tidak sengaja dan seharusnya itu tidak perlu di besar besarkan. Itu hanya kecilakaan kecil dan dia sudah meminta maaf padamu. Tapi kau terlalu membesarkannya dan memecatnya tanpa memperdulikan nasibnya. Apa kau tidak bisa menjadi seorang direktur yg baik di kantor ini hah?"
"Cukup lisa, kau tidak perlu menasehatiku, kau hanya bocah yg tidak tau apa apa, keluarlah!"
"Setidaknya bocah ini tau bagai mana caranya menghargai seksama dan tidak memilki sifat buruk sepertimu! Bagi mana jika dia berada di posisimu hah? Apa kau akan terima jika kau di perlakukan seperti itu? Seharusnya kau inget! Sudah berapa banyak jumlah orang yg sudah kau keluarkan dari kantor ini tanpa perasaan"
"CUKUP LISA, KELUAR DARI RUANGANKU!"
"Hmmm...beginikah caramu menghargai orang? Seperti inikah kau memperlakukan orang yg tak berdaya? Seharusnya papa tidak menjadikanmu seorang direktur. Itu hanya membuat perusahaan ini bangkrut akibat ulahmu yg seenaknya mengurangi pegawai, ku harap kau tidak lama lagi menjdai seorang ceo terkenal aku akan memberi tau papa bagai mana caramu memperlakukan kariwan di kantor ini!"
*PLAK
Lisa mengusap pipinya yg panas.
"Terima kasih...ini adalah tamparan pertamaku dari seorang kaka yg paling aku sayangi!" Ucap lisa tak terasa air matanya jatuh begitu sajah