Lisa tengah sibuk dengan kertas kertas yg bertumpukan di atas mejanya. Sedari tadi ia terus berkutat di laptop dan berperang dengan berkas berkasnya...
Tangan kirinya melenggok mengambil tissu lantas mengelap wajahnya yg sedikit berkeringat. Saat mengelap area wajahnya ia tiba tiba ke lilipan debu tissu.
"Aaaahhh" desahnya pelan merasa perih
"Sialan" pekiknya sembari mengucak ngucak matanya
"Lisa! Kau kenapa?" Tanya Nina yg sudah masuk ke ruangannya
"Ah. Ka nina, sepertinya aku kelilipan ka" Jawab Lisa yg masih sibuk mengusap matanya
Nina yg iba ia menaruh sebuah map di meja Lisa lantas ia berjalan memuteri meja.
"Maaf lisa. Boleh aku lihat?" Tanya Nina was was
Lisa yg merasa perih mengangguk.
"Tolong tiupkan sajah ka" pinta Lisa menghadap ke arah Nina
"Baiklah. Sini" Lantas Nina sedikit mencodongkan badannya ke arah Lisa
Nina melihat mata Lisa dan sedikit memegang bagian pipi Lisa..
Tiba tiba....
CEKLEK...
"Lisa?"
Nina segera berdiri tegak. Lisa keget begitu melihat gadis cantik yg sudah berdiri di ambang pintu dengan memasang wajah yg tidak bisa di artikan. Yg tak lain adalah istrinya.
"Sayang...ini tidak-"
"APA?" Sentak Rose yg sudah menangis
Lisa menatap Nina yg merasa bersalah.
"Lisa. Tolong kau tanda tangani ini" pinta Nina setelah menunjukan dua kertas
Lisa mengangguk.
"Keluar kau!" Usir Rose menatap Nina marah
"Baik. Tapi tolong kau jangan salah faham. Tadi aku"-
"Keluar!" Datar Rose
Nina menatap Lisa. Lisa mengngguk. Lantas Nina sedikit memunggukan badannya dan kemudian keluar.
Setelah Nina keluar Lisa segera bangkit dan menghampiri Rose.
"Sayang, tadi aku-"
"Hiks hiks...kau jahat lisa, kau tega berciuman dengannya. Kenapa? Kenapa kau selalu ingin berciuman dengan sekertarismu dan sekarang kau berciuman dengan sekertaris ka batz, hiks hiks apa kurangnya aku?" Air mata Rose sudah banjir
Lisa menarik nafas. Ia pun bingung harus bicara apa, dengan jarak mereka tadi yg begitu dekat memang menimbulkan ke salah fahaman.
"Sayang, tadi aku ke lilipan, nih, kau lihat mataku masih merah, ka nina hanya meniupkan mataku, itu sajah sayang" Lisa selalu bersikap lembut dan mania saat Rose marah karna ia tidak ingin terbawa emosi karna masalahnya akan menambah api.
Rose duduk di sofa dengan kasar.
"Alasanmu sungguh tidak masuk akal. Kenapa kau mesum sekali? Apa karna sekarang aku tidak melayanimu sudah dua hari karna aku sedang datang bulan? Iya? Lalu kau mencari mangsa, kau jahat lisaaaaa" teriak Rose
Lisa duduk di samping sang istri. Di usap kepalanya lantas mengusap air matanya namun hanya tepisan yg dapatkan...
"Kenapa kau mudah tergoda dengan wanita lain lisa, aku tau nina itu payudaranya lebih besar dariku, tapi kau tidak seharusnya suka padanya, kau sadar lisa! Sudah beristri!"