Lisa berdecih kesal begitu ternyata adalah Batz yg menghalangi jalannya...
"Apa maksudmu hah?" Tekas Lisa dengan nada datar namun cukup sengit
Mereka berhadapan di antara tengah tengah mobil mereka.
"Lisa...bagai mana kabarmu?" Tanya Batz menatap sang adik
"Ckk...aku tidak butuh basa basimu, katakan! Apa maksudmu menghalangi jalanku? Jauhkan mobilmu aku harus meeting pagi ini" Decisnya dan memuter bola matanya malas
"Maafkan aku lisa, aku hanya ingin biacra padamu"
"Langsung ke intinya sajah jangan membuang buang waktuku" Datar Lisa dengan matanya yg menerawang ke lain arah
"Ini tentang masalah anak kita" Ucap Batz serius
"Oh...ruapanya kau sudah tau soal itu, bagus! Mulai sekarang lebih baik kau juga harus menjaga jisoo agar mereka tidak melakukan hal hal yg tidak ku inginkan" Lisa menatap Batz datar dan akhirnya bersilang tangan di dada
"Tapi mereka saling mencintai lisa, apa salahnya jika kita membiarkan mereka menikmati perasaannya dengan saling menghabiskan waktu bersama"
Lisa segera menurunkan tangannya dan menggeleng terheran kemudian menatap Batz seakan tidak percaya dengan ucapannya barusan...
"Apa kau sudah gilak hah? Kau bilang membiarkan mereka bersama? Di mana otakmu huh? Itu sungguh memalukan!" Ujar Lisa
"Apa kau tega melihat anak kita bersedih? Kau tega melihat anak kita terus menangis?"
"Kau adalah anak tertua jadi kaulah yg harus lebih mengerti soal ini...mereka masih sedarah, kau tidak lupa itu kan? Apa yg akan orang orang pikirkan tentang keluarga kita jika anak kita menikah dalam ikatan yg masih sepupuan? Apakah kau tidak berfikir jernih hah? Kau tau bukan? Sekarang aku adalah pemegang perusahaan crop manabin sepenuhnya. Apa yg akan terjadi dengan reputasiku jika mereka tau aku menikahkan cucu manabin dengan cucunya juga! Itu sama sajah mempermalukan orang tuamu sendiri termasuk mama!" Jelas Lisa menatap Batz tajam
"Aku mengerti lisa, tapi aku tidak tega melihat anakku terus menangis apa kau tidak kasihan pada jisoo?" Balas Batz dengan muka memelas
"Ini bukan masalah kasihan atau tidak... tapi ini masalah harga diri dan keluarga, phichyaphakh batz!" Suara Lisa mulai ninggi
"Apa kau tidak bisa sedikit sajah memikirkan perasaan anak kita lisa? Apa kau tidak bisa mengharagi perasan mereka?"
Lisa tersenyum miring yg kemudian di susul dengan gelengan ringan tanda tidak habis pikir..
"Justru aku lebih memikirkan perasaan mereka dan nama baik keluarga kita. Ini sangat adil bukan? Menghargai? Apa yg harus ku hargai dalam persoalan ini hah? Justru aku ingin menjaga anakku dengan baik..."
"Dan ingat, walaupun di antara kita tidak ada hubungan apa apa. Aku tidak akan sudi membiarkan anakku berhubungan dengan anak pembunuh sepertimu! Dan ingat! Ucapanku! Jangan menganggu hidupku lagi, mengerti!" Ujar Lisa kemudian berjalan hendak masuk mobil tetapi Batz menahan tanganya
"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu! Berengsek!" Gertak Lisa
"Maaf lisa...jika kau membenciku silahkan aku terima dengan lapang dada..! Tapi tolong jangan membawa anakku dengan kebencianmu itu, cukup aku yg kau benci"
Lisa tersenyum sinis yg akhirnya kembali bersilang tangan
"Kau salah! Aku sama sekali tidak membenci jisoo justru aku sangat menyayanginya sejak dia lahir...itulah kenapa aku tidak ingin mereka bersatu karna aku sudah menganggap jisoo seperti anakku...tapi itu kepihak ka nae bukan untukmu!" Ujar Lisa datar dan dingin