(22)

4.7K 222 13
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah batz melemparkan kata kata untuk di buatkan teh, ia segera kembali ke kamarnya sebelum menyerang tubuh nae, jantungnya masih bedegup kencang dengan kejadian beberapa menit yg lalu, bisa sajah ia menerkam nae saat itu juga, tetapi lagi lagi bayangan tasya melintas di benaknua. Nama tasya dan pandangan tadi berpacu di otaknya dalam bersamaan. Tubuhnya yg sedang berada di kursi menjadi gusar dan tak jarang mengulurkan kedua tangannya untuk mengusap wajahnya yg berkeringat dingin, sensasi seperti tadi membuat pikirannya berpacu memikirkan dua nama. Nae dan tasya yg kini sudah menjadi bagian hidupnya, tasya sudah resmi menjadi kekasihnya dan nae? Tentu sajah semua orang tau dengan status mereka.

Mendapati tubuh polos nae gejolak di dalam diri batz sangat kuat. Tetapi kenapa ia justru membayangkan jika tubuh polos itu adalah tasya. Kekasihnya. Mungkin akan dengan senang hati ia menyerangnya langsung!!!

"Sebenarnya apa yg terjadi denganku ini?"

"Kenapa aku merasa ada yg aneh saat melihat raga tasya dan nae! Aku merasa nafsu ini sama seperti yg aku rasakan pada tasya, ciuman itu? Iya...ciuman itu manis! Saat aku mencium bibir nae rasanya sama dengan bibir tasya(?)"

"Apa sebenarnya yg terjadi? Apa ini karna aku sudah mencintai sekaligus dua wanita? Sehingga membuat otakku keliru seperti ini?"

"Haruskah aku memilihnya? Lantas bagai mana nasibku jika aku memilih salah satunya? Aku sudah mencintai dua wanita?"

"Aku memiliki istri dan satu kekasih, ah...aku tidak pernah membayangkan jika hidupku akan seperti ini, yg awalnya wanita normal sekali jatuh cinta pada seksama kenapa semaruk ini?"

Batz teeus sajah berbicara sendiri berpacu dengan imajinasinya yg saat ini tengah menyerangnya yg sulit di hindarkan..

"Kenapa aku tidak pernah memikirkannya bagai mana ke depannya nanti? Tunggu!" Batz yg sedari tadi duduk kini membantu tubuhnya untuk menginjak lantai ia berjalan pelan di sekitar sisi ranjangnya dengan memikirkan hal hal yg baru muncul di otaknya.

"Aku sering berjalan dengan tasya. Rose dan lisa?" Batz mulai berfikir keras seraya memegang kepalanya guna mencernakan apa yg ia pikirkan

"Lisa sering melihatku berjalan dengan tasya, dan mungkin dia juga tau kalau aku sudah menjalin kasih dengan tasya, lisa sudah dekat dengan nae, apakah lisa tidak mengatakan hal itu padanya? Tapi...."

"Tapi kenapa lisa seolah diam dengan kedekatanku dengan tasya. Bukankah lisa sangat emosional dan dia tidak akan segan segan untuk menutut penjelasan...ah maksudku mengintrogasiku, tapi....-" batz mulai pusing sendiri dengan pikirannya yg makin berkecamuk sepertinya kini dalam hatinya mulai ada sesuatu yg mengganjal tentang apa yg terjadi.

"Ah tidak mungkin! Di lihat dari penampilannya dan visualnya sangatlah berbeda. Sepertinya aku lelah hingga memikirkan yg tidak tidak!" Lanjutnya ia mencoba menepis pikiran yg menganggunya saat ini

"Lantas kenapa melakukan ini? Kenapa aku berciuman dengan wanita lain? Bukankah aku sudah meiliki istri? Lantas apa yg sudah aku lakukan, aku sudah mengikat gadis itu menjadi kekashku, aishhh...kenapa hal ini baru muncul di otakku? Tapi mengingat istri bodoh itu membuat moodku jelek dan tidak ada kebanggaan sedikitpun untuk bersanding dengannya"

"Aaarrrggghhh"

Batz meremas kepalanya frustasi lalu ia melemparkan pantatnya ke atas kasur. Batz duduk sejenak...

"Aku butuh istirahat" lanjutnya seraya berbaring dan menarik selimut.

"Istri? Istri? Jika aku sudah mempunya istri, lantas kenapa aku merasa tidak memilikinya? Uhh...rasanya aneh jika di katakan istri bukankah seharusnya aku juga seorang istri untuk seorang pria bukanlah aku yg memiliki istri, rasanya ngilu saat mengucapkan nama tersebut!" Mulut Batz terus merocok sendiri hingga akhirnya ia terpejam dam hanyut ke alam tidurnya

~Tere Liye~ Season 2 (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang