Klik vote 🌟dulu sebelum baca. Thx!
"Apa kau pernah berpikir betapa sakitnya aku? Selama ini kau tidak pernah memikirkan perasaan ku. Mungkin kau benar Haz, aku ini jalang. Aku bukan istrimu. Dan aku bukan ibu dari anakmu, aku hanya seorang jalang"
Dan Harry baru mengingat jika wanita dihadapannya saat ini tengah mengandung bayinya, calon penerusnya.
Harry menarik tangan Alisa, wanita itu tidak memberontak ia hanya diam menatap kearah Zayn dengan nanar. Ia menoleh kebelakang setelah langkahnya cukup jauh
"Maaf" Alisa mengucapkan kalimat itu tanpa suara, sementara Zayn masih mematung ditempatnya membiarkan Harry membawa Alisa pergi
***
Hari demi hari berlalu, seminggu setelah kejadian di Paris itu. Terjadi beberapa perubahan signifikan entah itu dari Alisa maupun Harry. Mereka tidak lagi sering bertengkar namun mereka juga tak pernah bicara satu sama lain, semacam perang dingin
Harry menyesap teh hangatnya sebelum fokus lagi pada macbook dipangkuannya, mata hijau itu menatap serius lurus kedepan seolah sedang berpikir keras, hari ini ia sengaja tidak pergi kekantor memilih menyelesaikan semua pekerjaannya dirumah dan ia juga menyuruh Amanda tetap bekerja seperti biasa. Ya.. wanita itu pergi kekantor tanpa Harry
"Ehm.." suara deheman seseorang membuat Harry menghentikan aktivitas mengetiknya, Alisa tengah berdiri dihadapannya dengan pakaian rapi membawa tas kecil. Harry melihat dari atas hingga bawah, bisa terlihat jelas perut ramping wanita itu sedikit membuncit karna pengaruh janin yang tumbuh didalamnya
"Hm?" Tanya Harry singkat mengalihkan pandangannya kembali ke macbook, Harry tidak mampu melihat Alisa terlalu lama. Itulah alasannya
Alisa menggigit bibir bawahnya, ini pertama kalinya ia menegur Harry setelah satu minggu mereka saling membisu satu sama lain
"a-aku.. uhm.. bisakah kau menemani ku pergi ke dokter?"
Harry kembali menatapnya dengan ekspresi datar
"Tidak bisa"Alisa diam sejenak sebelum menghela nafas panjang
"Kenapa? Apa kau sibuk--"Alisa POV
"karna aku tidak ingin! Apa kau tidak mengerti hah!?" Bentak Harry membuatku memejamkan mata karna terkejut, ia menutup macbooknya dengan kasar sebelum bangkit dan berlalu meninggalkan ku sendirian mematung di ruang tengah ini
Air mataku menetes begitu saja namun dengan cepat aku menyekanya, tangan ku bergerak mengusap permukaan ku yang masih datar
"It's ok baby, i'm with you" gumam ku melirih
***
Sebenarnya aku tidak memahami keinginan Harry, ia selalu berubah terlalu cepat sebelum aku bisa mengerti apa maksudnya. Dan sejujurnya aku merasa sangat lelah dengan sifat kasarnya akhir-akhir ini. Oh sudah berapa kali aku bilang begitu? Dan ku pikir kehadiran calon bayi kami tidak membawa pengaruh baik atau setidaknya memperbaiki hubungan ku bersama Harry
Semua terkesan sama saja dan bahkan semakin memburuk, aku tidak tau dari mana semua ini berawal segalanya seperti boom waktu yang tiba-tiba saja meledak tanpa pernah terduga
Aku tertegun menatap foto polaroid hasil USG tadi. Lagi-lagi aku harus menangis karna memikirkan Harry dan bayi yang berada dikandungan ku, usianya sudah enam minggu sekarang
"Kita sudah sampai nyonya" ucapan Dean, supir pribadi yang mengantarku ke rumah sakit hingga kembali kerumah
"Yeah, terimakasih Dean"
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]