Aku duduk didepan cermin rias kamar sembari menyisir rambutku, hingga suara dari pintu kamar mandi yang terbuka mencuri perhatianku, Harry baru keluar dari sana hanya dengan celana pendek tanpa baju atasan, shirtless
Mata kami saling bertemu, usai memberikan tatapan datar padaku Harry segera beranjak naik keatas kasur dan membaringkan tubuhnya, menghela nafas. Pun aku meletakan sisir lalu berjalan menghampiri Harry, duduk ditepi kasur
"Hazza--" kalimatku terputus karena ia tiba-tiba mengubah posisi menjadi miring sengaja memunggungiku
Aku tau Harry kesal atau bahkan marah padaku soal yang direstoran tadi, ia sama sekali tak ingin bicara denganku, sekedar melihat saja ia enggan
Mataku mulai memanas dan cairan bening itu mulai menetes namun dengan sigap aku menyekanya, melarikan tangan kananku untuk mengelus rambut ikal Harry tapi ia malah menepisnya
"Jangan menggangguku" singkat dan jelas, namun mampu melukai perasaan ku. Harry tidak pernah menolak sentuhan ku sebelumnya
Memegangi dadaku yang sesak, aku bangkit dan pergi menuju walk in closets mengambil satu selimut tebal disana lalu mulai melenggang keluar dari kamar. Kakiku melangkah kearah ruang kerja Harry, memutar knopnya dan masuk tak lupa kembali menutupnya
Aku memilih berbaring diatas sofa berukuran minim yang ada diruangan ini, meringkuk dalam selimut dan mencoba tidur ditengah isakan tangis dan sesak didadaku
***
Harry POV
Dengan mata masih terpejam karena rasa kantuk yang luar biasa satu tanganku meraba kasur disampingku. Sontak aku terbangun dan sadar jika wanita-ku tidak berada disisiku, seketika panik menghampiriku. Aku bangkit dan melihat kesekeliling kamar namun tak ada tanda-tandanya
"Alisa" aku mulai turun dari tempat tidur untuk mencarinya, di walk in closets, di kamar mandi. Ia tidak ada
"Al.." Kuputuskan keluar dari kamar berharap mungkin ia berada didapur karena lapar atau haus. Mengingat semenjak Alisa hamil ia sering kali terbangun sendirian pada tengah malam untuk mencari cemilan didapur
"Sayang!" Aku semakin menggila karena pada kenyataannya aku tidak bisa menemukannya, setelah aku mencari hampir keseluruh pelosok rumah. Bahkan aku sudah benar-benar menyuruh para penjaga mencarinya diluar
Duduk diatas sofa ruang tamu, aku mengusap wajahku frustasi. Jantungku berdebar kencang. Apa ia benar-benar pergi dari rumah karena aku mengabaikannya? Ya Tuhan.. aku tidak bermaksud membuatnya pergi, jujur aku memang kesal padanya jadi aku mendiamkan wanita hamil itu... Aku cemburu--
Setelah menunduk beberapa detik aku kembali mendongak dan pandanganku tertuju pada pintu ruangan kerja pribadiku, aku belum pergi kesana untuk mengecek. Aku langsung berdiri dan berjalan ke tempat itu dengan langkah cepat, tanpa mengetuk atau permisi pun aku mendorong pintu ini
Dan bongkahan batu es yang seolah mengganjal hatiku mencair begitu saja ketika mendapati seorang wanita tertidur lelap meringkuk diatas sofa, perlahan aku mendekatinya dan duduk dilantai. Memandangi wajah cantiknya yang damai saat tertidur
"Hey.. kenapa kau tidur disini? Kau membuatku hampir mati karena cemas tidak bisa menemukanmu" Bisikku sambil meraih tangan kanannya untuk ku genggam, aku mengelusnya tembut
Alisa nampak bergerak tidak nyaman dan ia mengerang kecil sebelum terbangun, ia menatapku sayup dengan seutas senyum tipis itu
"You found me, Haz"
"Jangan melakukan ini lagi" terangku, Alisa hanya mengangguk
"Dan jangan pernah mengabaikanku lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]