Waktu berputar dengan cepat, sejak kemarin Harry terus terjaga. Ia tidak tidur bahkan kehilangan nafsu makan, pikirannya kacau karena melihat wanitanya masih terbaring lemah diatas kasur ruang rawat inap rumah sakit dengan beberapa alat medis yang menempel pada tubuh indahnya
Alisa belum sadarkan diri sejak kemarin sore dilarikan kerumah sakit, ia melakukan cutting pada kedua pergelangan tangannya hingga membuatnya banyak kehilangan darah
"Untung anda membawanya tepat waktu. Jika terlambat sedikit saja, mungkin kita sudah kehilangannya" bahkan kalimat dokter kemarin masih terngiang amat jelas ditelinga Harry
Ia memperhatikan wajah Alisa yang pucat namun damai, tangannya terus mengenggam tangan Alisa dan mengelusnya lembut. Sesekali satu kecupan mendarat dikening wanita itu
Harry POV
Untuk kesekian kalinya aku menguap karena menahan kantuk semalaman, aku tidak bisa tidur mengingat kondisi Alisa. Ia terlihat sangat lemah dan aku benci itu, aku sangat merindukannya. Sungguh.
Hanya aku dan anak buahku yang berada di Paris saja yang mengetahui kejadian ini, aku sengaja tidak memberitau Zayn terlebih Jack dan Jessi. Aku tidak mau mereka panik, dan lagi aku yakin jika Zayn sampai tau dia akan langsung terbang ke Paris, tak membiarkan Alisa berada didekatku barang itu hanya semenit
Aku masih penasaran apa yang membuat Alisa melakukan hal nekat seperti itu. Ia hampir saja membunuh dirinya sendiri, tapi.. apa memang itu yang ia inginkan? Oh fuck. Apa yang baru saja kupikirkan?
Kartu nama. Ya.. aku menemukan sebuah kartu nama diatas meja ruang tamu apartemen Alisa, itu kartu nama Kenny. bagaimana benda itu bisa berada disana? Apa jangan-jangan Kenny juga berada di Paris dan menghampiri Alisa? Sial! Pasti dia menemui Alisa.
"Mhh" erangan kecil membuat lamunan ku buyar, Alisa menunjukkan pergerakan dan perlahan membuka matanya. Aku tidak bisa menahan senyumku saat iris kami saling bertemu
"Hey.. kau sudah siuman, sayang" ucapku lembut mengelus rambutnya penuh kasih sayang
Alisa mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali menyesuaikan dengan silau terang dari lampu didalam ruangan ini
"aku akan memanggil dokter" bisikku lalu mendaratkan ciuman singkat dipipi kirinya sebelum beranjak pergi
***
Alisa POV
"Kondisinya sudah mulai membaik, anda tidak perlu cemas" ucap dokter tersebut kepada Harry, kulihat ia menghela nafas lega
"Kalau begitu saya permisi dulu" setelah dokter itu berjabat tangan dengan Harry dan keluar dari sini menyisakan kami berdua
Pria ini. Dia memang tidak banyak berubah, Harry masih terlihat tampan dan mempesona. Memang itu bakatnya, pesona yang kuat. Ternyata Kenny benar. Harry datang ke Paris dan menemukan ku, ya.. dia selalu menemukan ku. Sejauh apapun aku pergi sepintar apapun aku bersembunyi. Harry selalu bisa menemukan diriku
Sekarang dia berdiri disisiku, diam sesaat saling memandang wajah satu sama lain. Harry memiliki kantung mata membuatku yakin jika ia tidak tidur selama aku tak sadarkan diri
Ya Tuhan.. benarkah pria ini masih mencintaiku?
Aku mulai mengubah posisi baringku menjadi duduk
Harry memegangi lenganku
"Sini, biar kubantu""Thanks" ujarku tanpa mengeluarkan suara, tidak. Aku bukan gengsi mengatakannya, kurasa tenggorokan ku benar-benar kering sekarang hingga suaraku seperti sangat kecil dan parau
Harry mengambil segelas air putih diatas nakas kemudian memberikannya padaku, aku tersenyum tipis dan menyambutnya. Perlahan aku meminumnya hingga tandas, aku tau sejak tadi Harry memperhatikanku dengan senyuman manis andalannya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]