Dan ku pernah jadi yang tersayang..
ku pernah jadi yang paling kau cinta.. mungkin kau lupa, dan disaat sang penggoda datang
kau biarkan dia hancurkan istana ku ternyata..
Kau lupa aku Ratumu..
-SangPenggodaHari terus bergulir. Tidak ada yang menyangka jika kebenaran bisa sesakit ini, aku masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ku ketahui. Demi Tuhan.. aku tidak pernah membayangkannya
Membayangkan pria timur tengah yang saat ini sedang duduk menunduk dihadapanku, merupakan kakak kandungku. Dunia terasa begitu sempit dan aku mulai mengerti mengapa aku dan dia memiliki banyak kesamaan hingga membuatku jatuh cinta padanya, nyatanya aku aku tidak benar-benar jatuh cinta.. mungkin ini adalah ikatan batin dari seorang kakak beradik
"I'm sorry"
Aku yang tadinya menunduk kini mendongak untuk menatap Zayn, ia mengulas senyuman tipis namun aku tau tersirat rasa bersalah disana. Yeah.. aku masih mengenal Zayn dengan baik
"Aku tidak menyangka semua ini, aku merasa sangat malu sekarang" Zayn terkekeh memalingkan wajah dariku, aku hanya tersenyum kecil melihatnya
"Maaf. Waktu besuk sudah habis, Mr.Malik harus kembali kedalam sel" ucap salah seorang polisi menghampiri kami
Zayn menghela nafas kemudian bediri dari bangkunya disusul oleh ku
"Jaga dirimu baik-baik" ujar Zayn masih dengan sudut-sudut bibir tertarik keatas
Tanpa peringatan aku berhamburan kedalam pelukannya, memeluk tubuh Zayn seerat mungkin seakan tak ada lagi hari untuk esok bagiku, tangisan ku tumpah sekarang. Kurasakan Zayn membalas pelukan ku dan mengusap punggungku lembut
"hey sister don't cry" Zayn berbisik sangat pelan namum terdengar jelas oleh telingaku
"Aku akan mengeluarkan mu dari sini secepatnya, Zayn. Aku janji"
***
Author POV
Harry duduk termenung didepan meja kerja kantornya, tatapannya kosong namun masih jelas tertekan tajam seolah memikirkan sesuatu
Memang saat ini hati dan pikirannya sedang bergulat satu sama lain, bertarung mengemukakan pendapat yang harus di ambil
"Mr.Styles"
Lamunan Harry buyar saat mendengar suara ajudan pribadinya diambang pintu
"Mereka menunggu anda di ruang meeting, sir"
Harry hanya mengangguk kemudian memberi intrupsi untuk pergi kepada anak buahnya tersebut. setelah si ajudan pergi, Harry mulai bangkit dari kursi kebesarannya dan melangkahkan kaki keluar
Menyusuri lorong menuju lift mengingat ruangan Harry berada dilantai 18 sedangkan ruang meeting berada dilantai 12 gedung perusahaannya
Namun Harry mengerenyitkan keningnya saat melihat seorang wanita berambut brunette berjalan kearahnya
"Alisa?"
"Kita harus bicara" titah Alisa ketika benar-benar berdiri dihadapan Harry
"Setelah aku meeting--"
"Ini tentang Zayn"
Rahang Harry mengeras tatapannya menajam setelah mendengar ucapan Alisa yang terkesan menuntut
"Jika kau memintaku untuk mencabut tuntutan itu maka kedatanganmu kesini hanya sia-sia, karena aku tidak akan membebaskan si brengsek itu--"
"He's my brother!!" Alisa berteriak lantang didepan wajah Harry, beruntung dilorong itu sedang sepi hanya ada mereka berdua
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]