Jangan lupa klik 🌟vote + comment
Suara gemercik hujan yang mengenai atap turut menemani waktuku di pagi New York yang cuacanya buruk ini, seakan mewakili perasaan ku
Aku yakin jika penampilan ku sangat buruk. Dengan rambut yang berantakan mata sembab dan jangan lupakan kantung disekitar bawahnya, setelah melewatkan jam tidur karna memikirkan Harry yang pergi sejak semalam hingga sekarang ia belum juga pulang
Meraih ponsel ku yang tergeletak diatas kasur dan mencari kontak telfon Harry
"Mr.Styles, tinggalkan pesan." Aku memejamkan mata sambil menghela nafas karna hanya pesan suara yang ku dengar
"Pulanglah, kumohon." Bisikku sebelum memutuskan sambungannya
Menutup wajahku frustasi, aku mulai menangis kembali. Aku menyesal karna mengecewakan Harry dan membuatnya marah, demi Tuhan.. aku tidak menyangka jika yang terjadi akan seperti sekarang
Awal niatku yang hanya ingin mencari kebebasan malah berujung dengan masalah pada rumah tanggaku, aku memang bodoh..
Knock.. knock..
Suara ketukan pintu membuatku menyeka air mata dan turun dari atas kasur, setelah membuka pintu aku dikejutkan dengan Harry yang tiba-tiba memeluk tubuhku. Bersender padaku karna ia tak seimbang lebih tepatnya
"Hazza? You okay?" Tanyaku pelan, namun bau alkohol telah menjawab pertanyaan ku. Saat ini dapat dipastikan bahwa ia pasti mabuk
Dengan bersusah payah membopongnya menuju kasur, dan membaringkannya disana. Harry meracau tidak jelas selagi matanya terpejam, aku memilih duduk disisi kasur sembari mengelus rambut ikalnya yang mulai memanjang
"Kau brengsek. Kau wanita brengsek, Al"
Sesak. Itulah yang kurasakan saat ini, ketika ia mengatakannya. Walau Harry dalam pengaruh alkohol, tapi tetap saja hatiku sakit mendengarnya. Aku tau aku bersalah dan pantas menerimanya
Menarik nafas panjang "tunggu. akan ku ambilkan aspirin"
Aku mulai bangkit namun kembali jatuh terduduk diempuknya kasur karna Harry menarik tangan ku, ia membuka matanya dan menatapku sayup
"Kau dengar? Kau wanita brengsek. Kau ular. Kau racun. Kau keparat"
Air mata yang sejak tadi ku bendung pecah begitu saja, aku menunduk tidak berani memandang wajah Harry
"Kau. sialnya aku terlanjur jatuh cinta padamu, hingga aku tak perduli seberbisa apapun kau"
"Yang ku tau, aku mencintaimu"Sudut-sudut bibir tipisnya melengkung keatas, Harry tersenyum kecil sebelum kembali memejamkan matanya dan tak sadarkan diri
Entah aku harus senang atau sedih mendengar pengakuan itu
Mendekatkan wajahku ke telinga kanannya "maaf" hanya kalimat itu yang bisa kukatakan. Mengecup kening Harry selama beberapa saat sampai suara ponsel yang berada di saku celananya terdengar oleh ku
Pun aku memberanikan diri untuk melihat siapa yang mencoba menghubungi Harry, mengambil ponsel tersebut dan tertera notif pesan disana
Kurasa.. aku menyesal karna ingin mengetahuinya
From: Samara
'Senang bisa melihatmu malam ini, jika kau butuh teman.. kau bisa datang lagi, pintu kamarku selalu terbuka untukmu, Harold<3'Entah dari mana aku mendapatkan rasa sakit itu, seperti ada ribuan belati yang menusuk relung hatiku. Tangaku mengenggem erat ponsel milik Harry selama pesan singkat itu tampil
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Hurts // Harry Styles
Fanfiction[COMPLETED] Banyak hal menarik disetiap pergeseran. Begitu pula dengan kejujuran dan kebenaran, walau itu menyakitkan sekalipun. -Alisa Rank #1 in hendall [06.12.2018] Rank #8 in harbara [14.03.2019] Rank #1 in harrystyles [09.05.2019]